7 Resep Sehat dan Bahagia untuk Para Workaholics
Hai, apa kabar, workaholics? Masih waras kan? Apa kabar asuransi jiwa dan asuransi kesehatannya? Premi lancar kan ya? Syukurlah. Bagaimana dengan jaminan kesehatan mental dan jiwa? Penting lo bagi kita untuk tetap sehat dan bahagia.
Jangan sampai karena tertekan sana-sini demi target kerja, kesempurnaan, dan tujuan finansial yang banyak, kita jadi mengorbankan kewarasan kita. Awas lo, ntar jadi kayak Joker! Hiy!
Sepertinya sih untuk kesehatan mental dan jiwa itu belum banyak yang bisa menjamin ya, kecuali diri kita sendiri. So, meski kita workaholic alias gila kerja–yang hobi banget bawa kerjaan pulang ke rumah, bahkan bawa juga ke lokasi liburan–tapi penting juga bagi kita untuk menjaga agar diri kita tetap sehat dan bahagia.
Ya, kalau bukan kita sendiri, terus siapa lagi sih? Bener nggak?
7 Resep Sehat dan Bahagia untuk si Gila Kerja Alias Workaholic
Bikin agenda liburan rutin berikut anggarannya
Obat stres apa yang paling manjur, yang bisa bikin para workaholic tetap sehat dan bahagia? Liburan! Yes!
Ayo, liburan rutin! Setiap 3 bulan sekali? 6 bulan sekali? Tapi, ingat. Seberapa pun rutinnya kita menjadwalkan liburan, teteup ya, jangan sampai bikin tujuan finansial lain terganggu.
So, buat anggaran dana liburan, alokasikan secara khusus. Kalau perlu, bikin deh rekening khusus liburan. Ini penting banget ya. Jangan sampai nih, liburan rutin eh … malah terlilit utang karena nggak punya anggaran tapi dipaksain berlibur.
Pulang berlibur, malah makin stres. Iya nggak sih?
Lagi pula, menambahkan dana liburan dalam tujuan finansial mungkin malah bisa bikin kita tambah semangat kerja lo.
Positive vibes only
Yes, bangun suasana positif di mana pun kita berada. Ada teman yang toxic? Well, kalau enggak bisa di-handle, ya mending dihindari saja sebisa mungkin.
Lingkungan kerja yang toxic? Yah, coba cari akal supaya bisa membuatnya jadi menyenangkan.
Jangan sampai semangat kerja menurun karena orang lain. Rugi banget, ntar nggak bisa dapat bonus, nggak bisa liburan dong.
Kerjakan hobi
Suka ngerjain apa? Menulis, crafting, main musik, karaokean, …
Kalau punya kegiatan yang disuka atau hobi, maka di sela-sela kesibukan, buatlah waktu untuk melakukan hobi sebagai penyeimbang agar tetap sehat dan bahagia.
Workaholic mah hobinya kerja!
Ada yang berpikiran begitu? Ya, bolehlah. Sekarang coba lakukan hal selain yang rutin, yang “memaksa” kita untuk menjadi lebih baik–bahkan syukur-syukur mendatangkan penghasilan tambahan. Ya, dengan membisniskan hobi. Why not kan?
Sebagai diversifikasi kegiatan rutin biar nggak bosan, obat stres, masih dapat duit lagi. Ada yang nggak mau?
Hangout, why not?
Sesekali hangout juga perlu lo. Jangan mentang-mentang QM Financial menyarankan untuk mengurangi pengeluaran lifestyle demi tujuan finansial yang tercapai lebih cepat, lantas kamu sama sekali nggak hangout lagi bareng teman-teman.
Boleh kok, hangout. Asal pos yang lain sudah aman. Malah penting, biar kita sosialisasi dan bergaul sama manusia-manusia “biasa”–mereka yang suka bersenang-senang, biar kita ikut ketularan bahagia. Iya nggak sih?
Dekorasi meja kerja
Meja kerja yang berantakan dan begitu-begitu saja kadang ikut andil menambah bosan dan jenuh. So, supaya semangat kerja naik, mood baik, coba deh tata ulang meja kerja kita di kantor.
Meja berantakan mungkin bisa jadi indikasi kalau kita sibuk dan banyak kerjaan, tapi bisa jadi bikin tambah rungsing. Jadi, yuk, rapiin!
Meditasi, yoga, atau olahraga yang digemari
Olahraga, konon, bisa melepaskan hormon dopamin yang melepaskan rasa bahagia. Hmmm, apakah kamu rajin berolahraga, workaholics? Ini salah satu resep sehat dan bahagia sekaligus lo.
Enggak perlu harus jadi membership gym kok, karena paling berapa lama sih kamu rajin mampir ke pusat kebugaran? Jangan-jangan cuma 2 bulan, dan habis itu bayar iuran anggota cuma jadi pengeluaran mubazir aja.
Mending kamu jalan kaki setiap pagi, bersepeda setiap akhir pekan, atau sekadar yoga dan meditasi, itu juga sudah bagus banget untuk menjaga agar dirimu tetap sehat dan bahagia.
Manjakan diri dengan mempelajari hal baru
Yang terakhir, karena kamu adalah seorang workaholics–yang biasanya excited kalau dikasih tantangan atau hal baru–nah, coba tantang dirimu sendiri untuk mempelajari hal baru. Hal ini juga bisa jadi salah satu resep sehat dan bahagia yang tokcer banget lo.
Nah, kapan terakhir kali kamu ikut workshop, memperdalam wawasan, menambah pengetahuan? Mungkin sudah lama banget? Well, ada baiknya kamu mulai cari-cari info lagi, ada kelas-kelas apa yang bisa membantumu menjadi lebih baik lagi.
Kelas finansial online, mungkin? Ambil kelas investasi, siapa tahu bisa menambah anggaran dana liburanmu, atau demi pensiun dini sejahtera? Kalau kamu sekarang gila kerja, siapa tahu juga kamu pantas untuk pensiun dini sejahtera di usia 45 tahun. Pergi keliling dunia, menikmati liburan setiap hari. What a pension dream!
See? Meski gila kerja, kamu sepatutnya enggak melupakan acara bersenang-senang, agar keseimbangan dan kesehatan mentalmu terjaga.
Jadi, ayo mulai rencanakan acara bersenang-senangmu sekarang.
Bekerja Sambil Keliling Dunia: Inilah 3 Millenial and Gen Z’s Dream Job
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa orang-orang yang hidup di zaman serba media sosial sekarang ini pada suka traveling. Terutama para millenial dan gen Z. Barangkali sih, kalau boleh, nggak perlulah punya rumah asal boleh keliling dunia.
Ouch ouch. Itu sih keterlaluan ya. Bagaimanapun kan ada saat pergi, pasti ada saat pulang. Kalau enggak punya rumah di tanah air, terus pulang ke mana dong? Lagi pula, untuk bisa keliling dunia itu butuh modal banyak juga. Nggak bisa tanpa kerja dong berarti?
Eh tapi, ada lo profesi yang memungkinkan kita untuk keliling dunia. Keliling dunia dan dibayar. Aduh, dream job banget kan?
Apa aja ya? Yuk, kita lihat.
3 Dream job yang memungkinkanmu keliling dunia
1. Pengajar bahasa asing
Mempunyai kemampuan belajar bahasa ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya–yang kesemuanya adalah bahasa asing–maka manfaatkanlah untuk menjadi pengajar bahasa asing. Jadi dosen atau pengajar di lembaga bahasa asing, misalnya.
Apalagi kalau kamu lulusan fakultas sastra Mandarin, Inggris, Jerman, dan lainnya. Peluang untuk bisa mengikuti ajang pertukaran budaya dengan negara terkait bisa sangat besar. Bahkan mungkin juga kamu bisa apply beasiswa untuk belajar bahasa asing di negara asalnya.
Yang menarik dari profesi ini–selain memungkinkanmu untuk keliling dunia–adalah kamu bisa banyak berkenalan dengan orang baru, dan bisa membantu mereka untuk mengeri bahasa asing yang kamu kuasai. Nggak monoton di kantor, jadi sering jalan-jalan ke negara-negara yang punya berbahasa nasional yang kamu kuasai. Misalnya, kalau kamu fasih berbahasa Mandarin, kamu akan sering jalan-jalan ke Hongkong, Tiongkok, ataupun Taiwan. Kalau kamu mengajar di universitas, kamu akan sering ada kunjungan dengan dekan atau rektor ke negara-negara terkait.
Untuk gaji, biasanya sih semakin banyak job semakin banyak pendapatan. Semua bisa kamu atur sendiri. Pengin pemasukan banyak, ya carilah job sebanyak-banyaknya. Bisa jadi guru privat atau dosen.
2. Aktivis NGO Internasional
Kamu tertarik untuk melakukan misi sosial untuk kemanusiaan sambil keliling dunia? Nggak ada salahnya untuk bergabung dengan Non Governmental Organization (NGO) internasional.
LSM asing yang dipegang langsung oleh lembaga internasional–dan biasanya sudah punya kantor cabang dan badan hukum di Indonesia–ini sering membuka peluang bagi siapa saja yang pengin berpartisipasi menjalankan program yang telah mereka buat untuk beberapa wilayah di Indonesia. Kamu juga akan berkesempatan untuk bertemu dan merencanakan kolaborasi misi dengan tim dari negara lain di tempat yang sudah ditentukan–yang pastinya berada di luar negeri.
Misi sosial yang dijalankan bisa bermacam-macam, tergantung concern LSM yang kamu masuki. Biasanya sih seputar pendidikan, anak-anak, lingkungan, kesehatan, dan lain sebagainya.
NGO yang sering mengadakan rekrutmen misalnya seperti WWF, Ecpat, Save the Children–atau bahkan lembaga-lembaga bantuan internasional, misalnya UNICEF, UNESCO, atau ILO.
Untuk standar gaji, biasanya sih based on dollars. Kamu hanya dituntut untuk punya kemampuan berbahasa Inggris aktif, di samping ada kualifikasi-kualifikasi lain yang berbeda untuk setiap NGO. Kalau diterima, well, selamat keliling dunia dan Indonesia deh!
3. Diplomat kedutaan besar
Nggak begitu suka kegiatan outdoor yang bakal sering dilakukan oleh aktivis NGO, tapi masih tetep pengin keliling dunia? Bisa saja.
Segera layangkan lamaranmu ke kedutaan besar negara asing tujuanmu. Kamu akan bekerja layaknya karyawan kantoran biasa. Posisi yang ditawarkan biasanya juga cukup beragam. Hanya saja, memang informasi lowongan enggak dipublikasikan secara umum. Yang bisa kita lakukan adalah mencari informasi langsung ke TKP.
Satu syarat mutlak untuk bisa bekerja di sini adalah mampu berkomunikasi dengan pemerintah negara terkait dengan baik. Jadi, misalnya kamu berminat untuk melamar ke Kedubes Korea Selatan, maka ya pastinya kamu harus menguasai betul bahasa Korea. Nggak cuma bisa bilang, “Annyeonghaseyo!” doang.
Makanya, perdalam mempelajari bahasa asing, tergantung kebutuhan.
Nah, yang menarik dari profesi ini adalah biasanya kamu akan diberi kesempatan untuk berkunjung ke negara yang bersangkutan seenggaknya setahun sekali. Dengan standar gaji dalam dolar, kamu bisa sekalian deh mampir ke negara-negara tetangganya dan keliling dunia.
Ugh, menarik banget kan? Dan, kabar baiknya lagi, kamu bisa mengawalinya dengan magang di sana.
Well, dengan punya pekerjaan yang memungkinkanmu keliling dunia seperti ini, kamu bisa menghemat satu tujuan finansial nih; dana liburan. How about, alihkan saja dana liburan itu menjadi dana rumah pertama? Ha, pastinya akan lebih berfaedah deh.
Cek jadwal kelas finansial online QM Financial, yang akan membahas dana rumah pertama ataupun tujuan-tujuan finansial lainnya ya. Supaya gajimu yang besar tak sia-sia, dan kamu bisa menikmati hidup sampai tua.
Jangan lupa follow juga akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan tip keuangan.
5 Masalah Keuangan yang Teratasi dalam Satu Voucher Diskon 16%
Di QM Financial, kami terbiasa mendengar (dan membaca) curhat orang-orang seputar masalah keuangan mereka. Latar belakangnya juga begitu beragam, mulai dari para karyawan, profesional, hingga para bos dan manajer; dari para lajang, ibu rumah tangga, hingga yang mulai memikirkan dana pensiun; dari yang pengin liburan hingga yang pengin punya rumah sendiri.
Masalah keuangan kita memang kompleks ya, bahkan bisa dibilang enggak ada yang sama betul. Inilah justru yang membuat QM Financial selalu semangat membantu; mulai dari mengedukasi melalui konten-konten di website hingga media sosial, dan pastinya, melalui kelas-kelas finansial online yang kami selenggarakan di setiap bulannya.
Nyadar enggak sih, bahwa setiap bulan kami selalu punya jadwal kelas finansial online yang berbeda? Itu adalah sebagai usaha kami agar dapat menyentuh semua orang yang membutuhkan pengetahuan literasi finansial untuk mengatasi masalah keuangan mereka masing-masing.
Nah, di bulan Oktober depan, setidaknya ada 5 masalah keuangan yang akan kita coba bahas dalam kelas finansial online. Apakah salah satunya adalah permasalahanmu? Kalau iya, kayaknya sekarang nih waktunya untuk segera mendaftarkan diri deh. Kenapa? Karena ada yang spesial banget di akhir bulan September ini! Makanya, simak sampai akhir artikel ya!
5 Masalah keuangan yang akan kita ulik di bulan Oktober
1. Masalah keuangan klasik: cash flow, bingung tujuan finansial, dan ngeblank soal investasi
Diawali dengan masalah keuangan klasik, yang bisa saja dialami oleh siapa pun. Lucunya, kadang enggak cukup bermasalah sekali, tapi berkali-kali sampai bener-bener baru sadar kalau butuh belajar literasi keuangan.
Semua masalah keuangan selalu berawal dari cash flow kok. Jadi, untuk mengatasi masalah keuangan apa pun, ya berawal dulu dari membereskan cash flow. Saat cash flow lancar dan sehat, kepingin apa pun ayo aja.
Masalah keuangan klasik kedua adalah bingung tujuan finansial. Karena mau ngapain aja, selalu berawal dari #TujuanLoApa. Kalau tujuan enggak jelas, kita juga nggak bisa pergi ke mana-mana kan? Begitu juga dengan keuangan.
Sudah punya tujuan, maka kita bisa merencanakan jalan atau caranya mencapai tujuan. Sudah punya tujuan finansial, selanjutnya kita bisa melakukan apa? Salah satunya menabung dan investasi. Tapi, sebelum benar-benar nyemplung ke kolam investasi, ada baiknya mengenal kolamnya dulu.
2. Mau investasi saham, mulai dari mana?
Sudah yakin dengan tujuan finansial, terus kepikiran, nabung aja enggak cukup. Misalnya buat DP rumah, dana pendidikan, bahkan sesepele dana liburan.
Investasi saham bisa jadi salah satu alternatif bagi kita untuk mencapai tujuan finansial. Tapi, investasi saham itu menakutkan! Karena saham identik dengan rugi.
Well, mindset itu biasanya muncul kalau kita belum belajar soal seluk beluk saham. Coba deh, mulai kenalan dulu, baru belajar analisis fundamental dan analisis teknikalnya. Kalau belajar dari ahlinya, pasti akan lebih baik. Apalagi kalau ditambah dengan simulasi saham, bisa main-main dulu sebelum beneran nyebur ke kolam investasi.
3. Mewujudkan mimpi
Setiap orang punya cita-cita yang pastilah maunya diwujudkan. Sudah biasa tuh, maunya banyak, tapi duitnya enggak. Namanya juga manusia. Kalau dibilang pemasukan enggak pernah cukup untuk mewujudkan cita-cita, ya pasti enggak akan pernah cukup.
Makanya, harus ada perencanaan. Apa cita-cita terbesarmu? Punya rumah pertama? Anak-anak bisa sekolah setinggi-tingginya–tanpa berharap dapat beasiswa? Bisa pensiun sejahtera?
Aduh, bener-bener banyak! Terus, mana yang harus diprioritaskan? Ini juga menjadi masalah keuangan yang bisa terjadi pada siapa saja. Punya cita-cita itu harus, bagaimana mewujudkannya, nah, itu bisa direncanakan bareng QM Financial.
4. Keuangan para lajang
Hal apa yang biasanya menjadi masalah para lajang–selain mencari pasangan? Yes, masalah keuangan, pastinya. Jadi lajang itu memang enak, bebas, apalagi kalau sudah mandiri–artinya sudah bisa mencukup kebutuhan sendiri.
Tapi, apakah benar-benar cukup? Gaji, apa kabar? Kalau masih ngalamin yang namanya tanggal tua dan tanggal muda, berarti masih ada yang harus diperbaiki dari pengelolaan gajimu. Apalagi soal utang. Belum ada tanggungan, kok utang konsumtif sudah banyak? Masih sendiri, kok nggak bisa nabung?
Nah, masalah keuangan para lajang ini memang kadang dianggap remeh. Ah, masih sendiri ini. Padahal justru dari sinilah awal perencanaan keuangan yang sehat untukmu. Seharusnya di saat masih lajanglah kamu mulai investasi dan punyai proteksi. Jangan nunggu nanti-nanti.
5. Keuangan keluarga
Lajang punya masalah keuangan sendiri, yang sudah berpasangan–apalagi sudah punya anak–punya masalah keuangan yang kompleks juga. Soal pembagian peran dalam urusan keuangan saja biasanya sudah rumit. Apalagi kalau keduanya enggak pernah ngobrol soal keuangan sebelumnya.
Well, kalau biasanya susah untuk mulai ajak ngobrol pasangan seputar masalah keuangan, QM Financial menyediakan tempat khusus di bulan Oktober ini di salah satu seri kelas finansial online-nya. Ajak saja pasangan untuk ikutan kelasnya, terus bisa dilanjut deh ngobrol berdua. Enggak bingung mulai lagi kan?
Siapa nih yang masih punya salah satu atau bahkan beberapa masalah keuangan di atas? Bulan Oktober nanti bisa jadi adalah waktunya kamu membereskan semuanya.
Mumpung ada diskon 16% nih untuk Kelas Financial Clinic Onlise Series dari QM Financial, dalam rangka ulang tahun QM Financial yang ke-16! Duh, kapan lagi kan, bisa membereskan masalah keuangan dengan ikut kelas finansial online dan dapat diskon? Cukup gunakan kode voucher: QM16TH dan nikmati diskonnya! Kode voucher berlaku dari 26-30 September 2019, ya!
Segera cek jadwal kelas finansial online di bulan Oktober di web ini, dan pilih sesuai kebutuhanmu!
Mengatasi Stres Kerja Seperti Jefri Nichol, Lakukan 3 Hal Ini Tanpa Narkoba
Beberapa artis kedapatan menggunakan narkoba. Yang paling hangat ada Bang Jefri Nichol, aktor muda berbakat itu. Ia mengaku menggunakan narkoba untuk mengatasi stres kerja. Konon, katanya, narkoba bisa membuatnya rileks karena ia tegang lantaran sedang mempersiapkan film. Ia butuh tidur, jadi mengonsumsi narkoba agar bisa beristirahat.
Kalau dilihat, inti alasannya menggunakan narkoba adalah untuk mengurangi stres saat bekerja.
Stres saat bekerja bisa dialami oleh siapa saja, dari para pekerja lapis terbawah, para karyawan kantoran, manajer, hingga para artis. Dan, pastinya semua orang juga sadar, bahwa setiap pekerjaan punya tingkat stres dan risikonya masing-masing. Meskipun dari luar, pekerjaan itu tampak glamor dan menyenangkan–seperti pekerjaan yang dijalani oleh para selebriti.
Menurut National Institute for Occupational Safety and Health, tingkat stres saat bekerja yang dialami oleh wanita cenderung lebih tinggi 2 kali lipat daripada para pria. Penyebabnya mulai dari beban pikiran lantaran berperan ganda juga sebagai ibu rumah tangga, hingga masalah pelik semisal diskriminasi masalah gender, pun tingginya risiko mengalami sexual harrassment di lingkungan kerja.
So, dengan demikian, tinggal bagaimana kita mengatasi stres kerja itu saja, karena masalah ini umum dialami oleh semua pekerja yang ada di muka bumi. Apakah kemudian mengonsumsi narkoba hanya menjadi satu-satunya jalan untuk mengatasi stres kerja yang terjadi, atau mengajukan resign setiap kali tertekan di kantor, ataukah kita melakukan beberapa hal yang memungkinkan kita melakukan pekerjaan secara fun?
Kalau orang ehem … waras, pastinya akan berusaha memilih opsi yang terakhir. Lalu apa yang bisa kita lakukan agar pekerjaan bisa lebih fun, dan akhirnya kita bisa mengatasi stres kerja?
3 Hal untuk mengatasi stres kerja
1. Jadwalkan liburan rutin
Liburan itu penting! Siapa yang bilang kita nggak butuh liburan? Duh, kalau ada yang bilang begitu, coba dilihat lagi ke belakang, apakah hidupnya baik-baik saja?
Sekali lagi, liburan itu penting! Karena berlibur itu nggak hanya bisa mengatasi stres kerja, tapi bahkan juga mengurangi risiko depresi dan bisa meningkatkan rasa percaya diri kita.
Tahu nggak sih, di Denmark, para pekerjanya mendapatkan waktu cuti 5 – 6 minggu per tahun lo. Pantas saja Denmark menjadi salah satu dari top 10 the most livable country karena harapan hidup yang tinggi.
Dan Buettner, penulis buku Thrive: Finding Happiness the Blue Zones Way bilang, peraturan pertama untuk mengatasi stres kerja adalah jangan pernah buang jatah cuti begitu saja. Bahkan kalau kita sedang nggak punya uang buat berfoya-foya di suatu tempat yang eksotis, kita tetap bisa memilih liburan murah meriah: staycation.
Nah, karena liburan adalah kebutuhan, maka PR terbesarnya adalah … menyiapkan dana liburan! Jengjeng! *lalu stres lagi*
2. Hangout juga penting
Kadang yang terjadi adalah, kita mengefektifkan waktu kerja sedemikian rupa sehingga kita bisa menghindari lembur dan bisa pulang tenggo, pukul 18.00 tepat, misalnya. Tapi ternyata … tydac gitu juga sih.
Ada kalanya kita perlu bersosialisasi juga dengan rekan kerja yang lain. Nggak ada salahnya kok sekali-sekali hangout bareng, karaokean, makan-makan di food court, atau ngopi di warung kopi kekinian. Ini menjadi cara yang efisien juga buat mengatasi stres kerja. Asalkan dananya ada. Nah.
Jadi, boleh dong kita punya anggaran buat ngopi, makan di luar, or nonton bareng? Boleh banget! Mbak Ligwina Hananto saja bilang boleh kok, hanya pastikan masih dalam batas 20% dari anggaran bulanan kita.
3. Hindari macet
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Princeton University, perjalanan ke kantor adalah hal yang paling tidak favorit yang dilakukan oleh kelas pekerja di pagi hari lo! Bahkan kegiatan membersihkan rumah saja masih lebih favorit ketimbang berangkat kerja.
Kenapa? Yes, macet.
Ada tambahan lain yang menarik juga nih. Scandinavian Journal of Economics menemukan, bahwa pekerja yang menghabiskan waktu sekitar 22 menit ke kantor, memiliki pengeluaran 35% lebih banyak tiap bulannya ketimbang yang tidak. Terutama buat mereka yang tinggal di kota besar, dengan segala hiruk-pikuk kemacetan yang harus dilewati setiap harinya. Wah. bisa dibayangkan deh berapa besar ekstra pengeluaran yang harus disiapkan.
So? Well, sebagian karyawan–terutama yang bekerja di Jakarta–sudah lebih memilih untuk menggunakan transportasi publik. Ada transportasi online, TransJakarta, lalu MRT. Semoga LRT juga segera menyusul diresmikan ya. Ini perubahan bagus sih, untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang beredar di jalan. Buat yang jarak dari kantor ke rumah enggak terlalu jauh, bisa bike to work dong. Selain mengurangi kemacetan, mengatasi stres kerja dengan olahraga juga. Pun, hemat energi.
Atau, kenapa nggak janjian berangkat bareng dengan rekan-rekan sekantor yang arahnya sama. Dulu sih ada komunitas Nebenger ya, entah deh sekarang masih ada atau enggak.
Well, yang pasti, masalah stres saat bekerja ini memang merupakan masalah sejuta umat pekerja di mana pun kok. Meski tingkat, penyebab, dan bentuknya bisa berbeda-beda. Kenapa kita enggak berusaha membuat semuanya jadi fun aja dijalani kan? Dan, bukan malah melarikan diri semacam dengan menggunakan narkoba ataupun memilih resign dan jadi kutu loncat.
Dan, tahu nggak sih. Salah satu pemicu stres saat bekerja itu juga adalah kurangnya keterampilan kita mengelola keuangan pribadi lo! Nah, kalau ini sih obatnya gampang. Ikutan kelas-kelas finansial online dari QM Financial aja. Kelasnya online, pakai aplikasi zoom, dan bisa diikuti di mana saja. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA) untuk mendaftar ya.
Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
Liburan Panjang Segera Tiba, Segera Bereskan Pekerjaan dalam 5 Langkah
Minggu depan sebagian kantor sudah ada yang mulai liburan panjang. Jadi gimana? Dana liburan sudah ada? THR sudah di tangan? Sudah menyiapkan bekal buat mudik?
Semoga semua persiapan untuk menikmati liburan panjang sudah matang. Eits, tapi, jangan sampai nih, sibuk mempersiapkan liburan, eh kerjaan dilupain. Padahal mau ditinggal satu minggu lebih lo!
So, mumpung masih ada waktu beberapa hari, ayo segera selesaikan tugas dan persiapkan diri, biar nanti liburan panjang nggak kepikiran.
5 Langkah Segera Bereskan Pekerjaan Sebelum Liburan Panjang
1. Bikin to do list
Duh, belum-belum udah berasa malesnya karena pekerjaan terasa jadi lebih banyak kalau menjelang liburan panjang begini. Tapi, rasa malas itu nggak akan bikin pekerjaan kelar. Jadi, ayo, jangan piara rasa malesnya, segera ambil kertas, agenda, atau smartphone untuk membuat to do list.
Catat apa saja pekerjaan yang tersisa hingga saat hari terakhir sebelum liburan panjang tiba. Tulis sampai tugas yang paling kecil. Terlihat banyak? Tak mengapa, justru itulah tujuannya agar semua bisa kita ketahui dengan pasti.
Kalau sudah tercatat semua, maka selanjutnya kita ke langkah kedua berikut ini.
2. Bikin skala prioritas
Hmmm, setelah dicatat kok banyak ya? Yah, itu biasa. Namanya juga kerjaan. Kalau sedikit, itu namanya remahan #ehgimana
Nggak perlu pusing, coba diteliti lagi. Apa yang harus dikerjakan ASAP, mana yang bisa ditunda hingga hari terakhir, dan apa saja yang bisa menunggu dan dikerjakan ketika sudah masuk kantor lagi setelah liburan panjang.
Ini dia skala prioritas kita. Dengan punya skala prioritas, kita pun bisa menyelesaikan pekerjaan satu per satu. Sesuaikan dengan tenaga dan energi juga ya. Jangan sampai karena kejar prioritas, akhirnya semua juga jadi prioritas. Percuma bikin to do list dong.
Pastikan saja, kita bisa mengerjakan semuanya tepat waktu dengan tenaga yang ada.
3. Koordinasi dengan atasan dan coworkers lain
Pasti ada satu dua pekerjaan yang kita harus berkoordinasi dengan divisi lain, atasan, atau rekan kerja lainnya. Segera lakukan koordinasinya.
Kadang sih, yang perlu koordinasi dengan orang lain ini yang justru agak susah diselesaikan, karena kadang skala prioritas orang bisa berbeda-beda. Terus gimana dong? Yah, yang perlu kita lakukan adalah menyadari betul hal ini dan berusaha maklum kalau banyak yang masih menunda pekerjaannya.
Intinya: sabar, tapi tagih terus. Hihihi.
4. Kirim notes untuk klien / customer
Jangan lupa untuk mengirimkan pemberitahuan pada klien, customer, supplier, ataupun stakeholder yang lain kalau liburan panjang segera tiba dan kita akan meninggalkan pekerjaan selama beberapa hari. Terutama sih bagi pekerja yang berada di divisi marketing, sales, ataupun divisi-divisi lain yang berhubungan langsung dengan pihak di luar perusahaan.
Penting lo, pemberitahuan ini. Tak hanya sebagai pengumuman libur, tapi lebih pada percepatan penyelesaian tugas sebelum mulai liburan panjang–atau juga berarti notifikasi penundaan pekerjaan hingga liburan selesai.
5. Bersihkan meja kerja
Ingat, liburan panjang–apalagi libur Lebaran–adalah waktu para pekerja untuk kembali ke rumah dalam arti yang sebenarnya. So, jangan bawa pulang pekerjaan ya, apalagi bawa pekerjaan ikut liburan. Duh.
Sebelum mulai liburan, ingat juga untuk membersihkan dulu meja kerja yang biasa dipakai. Rapikan paper files, jangan hanya ditumpuk berantakan begitu saja di atas meja. Ingat, para OB pun juga libur. Jadi tidak akan ada orang yang bisa membersihkan kantor seperti biasanya. Rapikan juga alat tulis, jika ada. Masukkan ke tempatnya, atau laci.
Memang ini sepintas sepele ya. Hal kecil. Tapi ini nanti akan kerasa saat sudah balik kerja setelah liburan panjang lo. Bayangkan, habis liburan, having fun, belum move on, tahu-tahu pas balik kantor, lihat meja kerja berantakan. Eww! Semangat pasti susah bangkit lagi. Yang ada rasa malas buat mulai kerja, dan berkhayal seandainya liburannya masih diperpanjang.
Padahal target kerja nggak mau peduli, klien udah berbaris minta diurusin. Si bos udah minta ini itu. Oh tidak!
Makanya, sebelum mulai liburan, jangan lupa ya, bereskan meja kerja dulu. Dan, juga jangan lupa tuh cabutin kabel-kabel listriknya juga ya. Demi keamanan.
Nah, kalau sudah begini, sudah siap untuk menyambut liburan panjang nih. Tapi, meski liburan, tetap pantau akun Instagram QM Financial ya, supaya nggak ketinggalan info-info seputar tip keuangan–baik keuangan pribadi, korporasi, maupun UKM. Ikuti juga info kelas-kelas finansial online terbarunya ya.
Selamat berlibur!
#FinClic Properti VS Traveling
Hidup kita sekarang banyak ditentukan oleh apa yang terjadi di media sosial (medsos) sehingga media sosial turut berperan dalam penentuan pilihan. Ada yang terpengaruh dengan skincare dari akun medsos yang diikuti dan bahkan terpengaruh dengan liburan pada destinasi tertentu misalnya Flores, Jepang dan Korea.
Membangun Kebiasaan Keuangan Yang Baik
Kamu pasti masih ingat #BiasaJadiBaik, sebuah gerakan bersama untuk memulai kebiasaan keuangan yang baik.
Saya akhirnya membaca buku “The Power of Habit” yang ditulis oleh Charles Duhigg. Menurutnya, kebiasaan merupakan suatu aksi yang rutin dilakukan sehingga tanpa disadari dilakukan secara otomatis (pola) oleh seseorang.
Kebiasaan baik tidak hanya dilakukan untuk aktivitas sehari-hari tapi penting juga untuk dilakukan dalam hal keuangan. Dengan membangun kebiasaan keuangan yang baik, niscaya kamu akan dapat mempertahankan kemampuan hidup di masa pensiun dan dengan keuangan yang kuat kamu akan mampu menolong lebih banyak lagi orang dekat (keluarga/saudara) yang membutuhkan.
Hari gajian semakin mendekat, mari gunakan 5 pos pengeluaran untuk belajar membangun kebiasaan keuangan yang baik.
5 Cara Mengatur Keuangan Pribadi untuk Si Lajang
Hei! Sudah tahun 2019 nih! Masa’ masih jomblo aja? Buat kamu yang masih lajang, mungkin pertanyaan tersebut sering dilontarkan kepadamu padahal kamu merasa baik-baik saja dengan hidupmu alias jojoba, jomblo jomblo bahagia! Walaupun kamu jojoba, jangan sampai terlena terus enggak mengurus keuangan dengan baik ya! Kamu harus tetap tahu cara mengatur keuangan pribadi.
Baca juga: Blueprint of Your Money
Berikut ada beberapa cara mengatur keuangan pribadi untuk si lajang yang bisa kamu lakukan.
5 Cara Mengatur Keuangan Pribadi untuk Si Lajang
1. Cashflow Management – Pengeluaran
Sadar enggak sih kalau cara mengatur keuangan pribadi itu semuanya berawal dari cashflow?
Secara harfiah, cashflow itu bagian dari laporan keuangan yang dihasilkan pada suatu periode yang menunjukkan aliran masuk dan keluarnya uang kas. Aliran masuknya uang tentu saja penghasilan yang kamu miliki.
Dari jumlah penghasilan tersebut, kamu harus membaginya menjadi 5 pos pengeluaran seperti:
Pos Pengeluaran |
Nilainya sebesar |
Menabung/Investasi | Minimal 10% dari penghasilan |
Cicilan Utang | Maksimal 30% dari penghasilan |
Pengeluaran Rutin | Antara 40%-60% dari penghasilan |
Sosial | Minimal 2,5% dari penghasilan |
Pribadi/ Lifestyle | Maksimal 20% dari penghasilan |
Agar cashflow-mu terjaga maka hiduplah sewajarnya dan sesuai dengan kemampuan keuanganmu. Kamu tidak perlu memaksakan keinginan menjadi kebutuhan karena pada akhirnya yang merana adalah keuanganmu. Cukup dengan mengambil uang ke ATM selama 1 kali seminggu untuk kebutuhan mingguanmu.
Terus gimana tahunya sejumlah uang yang dibutuhkan selama seminggu? Coba deh buat catatan keuangan selama 1 minggu aja, biar ketahuan berapa sih sebenarnya pengeluaranmu selama satu minggu penuh.
Nah jumlah ini deh yang kamu tarik dari ATM, jadi enggak usah bolak balik ATM dalam 1 minggu kan?
Selain membatasi mengambil ATM 1x seminggu, manfaatkan promosi dari aplikasi keuangan yang sudah banyak ada.
Satu hal yang terpenting lagi, jangan menggunakan kartu kredit untuk berutang! Kalau memang belum ada uangnya untuk membeli sesuatu yang diinginkan, menabung dulu sampai uangnya ada ya!
2. Cashflow Management – Penghasilan
Kalau selama ini kamu sudah mencoba berhemat tetapi selalu merasa penghasilan enggak cukup, mungkin sudah saatnya kamu mencari penghasilan tambahan.
Ada banyak cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan selain gaji (kalau pekerja kantoran) yang kamu terima setiap bulan, contohnya berdagang atau menjadi pekerja paruh waktu.
Berdagang sekarang sudah lebih mudah dan bisa dilakukan dengan modal yang minim seperti melalui media sosial yang kamu miliki. Kalau kamu punya keahlian seperti mengajar bahasa asing, mengajar latihan kebugaran atau bahkan menulis, kamu bisa memanfaatkan keahlianmu untuk menambah penghasilan. Atau bisa juga kamu menguangkan hobi yang selama ini kamu tekuni.
Ada banyak kesempatan dan pintu rezeki yang terbuka bagi mereka yang sungguh sungguh berusaha.
3. Living for Today
Terbacanya sangat egois ya, kamu hidup untuk hari ini, tapi ini enggak apa-apa lho!
Setelah semua kerja keras yang kamu lakukan, kamu berhak untuk menikmatinya namun tetap perencanaan keuangan itu penting.
Caranya, miliki tujuan keuangan yang berjangka pendek (1 tahun) seperti dana liburan, dana beli dadget, dana shopping dan sebagainya. Tujuan keuangan yang jangkanya pendek seperti ini cukup dicapai dengan menabung secara bulanan dari pos pengeluaran di atas yaitu minimal 10% dari penghasilan.
4. Preparing for the future
Muda hura-hura, Tua kaya raya.
Jargon ini mungkin saja terjadi atas hidupmu kalau kamu mempersiapkan masa depan sejak saat ini dengan cara berinvestasi.
Kenapa kita perlu berinvestasi? Karena ada yang namanya inflasi yang mengakibatkan meningkatnya harga secara umum dan terus menerus sehingga nilai uang yang dimiliki saat ini tentu akan berbeda dengan nilai di masa depan.
Tujuan keuangan untuk masa depan di antaranya dana menikah, dana DP rumah, dana pensiun, dan dana naik haji. Investasi yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang adalah reksadana, saham, properti dan bisnis.
5. Prepare for the rainy days
Cara mengatur keuangan pribadi yang terakhir adalah kamu harus ingat, bahwa proteksi amat penting karena melindungi aset serta menggantikan penghasilan yang hilang akibat meninggal, kecelakaan dan sakit.
Jenis-jenis asuransi yaitu, asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis, asuransi kecelakaan, asuransi properti, asuransi kendaraan. Yang harus dimiliki oleh setiap lajang adalah asuransi kesehatan.
Nah, mudah bukan cara menngatur keuangan pribadi buat kamu yang lajang, sehingga kamu bisa hore hore hura hura tanpa huru hara keuangan?
Kalau kamu ingin belajar tentang perencanaan keuangan lebih lengkap sebagai salah satu resolusi keuangan di 2019, yuk ikutan Financial Clinic Online Series di event.qmfinancial.com
-Emiralda Noviarti-
#FinClic Dana Liburan
Bulan Desember memang identik dengan hari libur sekolah anak dan libur Natal sehingga biasanya masa liburan akan lebih lama dan panjang.
Liburan merupakan salah satu kebutuhan terutama buat pekerja kantoran. Saat akhir pekan biasanya kita akan sering mengunjungi taman, mal dan tempat hiburan. Itu kalau liburannya masih di dalam kota, bagaimana kalau liburannya keluar kota atau bahkan keluar negeri? Tentunya perlu persiapan lebih ekstra daripada hanya mengunjungi taman, mal dan tempat hiburan dalam hal keuangan berupa Dana Liburan.
Ternyata membuat Dan Liburan itu mudah lho, berikut tips-nya:
Tentukan #TujuanLoApa. Dari penentuan destinasi liburan ini barulah kamu bisa take action untuk mencapai tujuan kamu. Baca juga: #TujuanLoApa
Buat Anggaran. Setelah menentukan tujuan liburan barulah kamu bisa membuat besaran Dana Liburan yang kamu butuhkan. Anggaran liburan lokal tentu saja berbeda nilainya dengan liburan keluar negeri. Baca juga: #SenangLiburan
Waktu keberangkatan. Kapan sih kamu akan liburan ke tujuan destinasi yang sudah kamu tetapkan dengan Dana Liburan sekian Rupiah? Berapa sih waktu yang kamu perlukan dari saat ini sampai waktu keberangkatan tiba? 1 minggu/1 bulan/1 tahun/2 tahun dst.
Contohnya: Tujuan liburan kamu adalah ke Bali selama 4 hari 3 malam dengan anggaran Rp3.000.000 dan akan berangkat pada Juli 2019. Berarti kamu punya jangka waktu 6 bulan untuk mengumpulkan Dana Liburanmu dengan menabung Rp500.000 per bulan dari penghasilan bulananmu.
Menyiapkan Dana Liburan erat kaitannya juga dengan tipe traveler seperti apa yang kamu ingini. Ada traveler yang tipenya ransel, koper dan mungkin ada juga yang minimal setiap dua minggu sekali harus keluar kota menghirup udara segar pengunungan.
Kalau kamu merupakan tipe traveler yang minimal setiap dua minggu sekali harus staycation di luar kota dan juga tipe gabungan ransel, kamu bisa membiayai liburan dari penghasilan bulanan. Ingat ya, anggaran staycation kamu tidak boleh melebihi penghasilan bulananmu!
Bila merencanakan liburan yang lebih jauh, lama dan mewah, misalnya umroh backpacker, kamu bisa menyiapkan Dana Liburan dari penghasilan tahunan seperti THR atau bonus. Dana Liburan ini harus dipisahkan dari tujuan keuangan lainnya.
Makin pendek jangka waktu dari menyiapkan Dana Liburan yang kamu butuhkan, maka kamu cukup menggunakan produk keuangan yang risikonya minim seperti tabungan dan deposito. Lain halnya dengan Dana Liburan yang kamu perlukan 10 tahun lagi seperti wisata religi misalnya, kamu bisa menggunakan produk keuangan yang cukup agresif seperti reksadana.
Untuk membentuk Dana Liburan, sebenarnya tidak ada besaran ideal yang harus diinvestasikan. Kamu hanya perlu memastikan bahwa cashflow cukup sehat untuk membuat Dana Liburan.
baca juga: Hindari Utang dengan Mengatur Cashflow!
Dengan begitu banyaknya penawaran harga tiket murah transportasi untuk liburan membuat kamu terburu-buru untuk memutuskan membelinya. Eitsss, tunggu dulu nih… duitnya ada enggak? Pastikan ya saat kamu membayar tiket walaupun dengan menggunakan karttu kredit, harga tiket yang kamu beli di depan itu harus sudah lunas saat hari keberangkatan tiba! Hal ini dimaksudkan agar kamu tidak terbebani utang ketika kembali dari liburan… kan katanya mau liburan senang-senang dan menambah pengalaman, jadi jangan dibebani utang dong!
Terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
baca juga: Perlindungan Saat Libur Tiba
Selamat menyiapkan Dana Liburan!
-QM Financial-
Saatnya Milenial Jadi Investor
Berdasarkan data terbaru dari Bursa Efek Indonesia, generasi langgas kini kuasai investasi di pasar modal. Dari sekitar 1,5 juta investor perorangan, sebanyak 34,08% teridentifikasi generasi langgas dengan rentang usia 21-30 tahun. Meskipun begitu, partisipasi investor perorangan di Indonesia terbilang paling rendah di kawasan Asia, yakni hanya 1% dari sekitar 260 juta warga Indonesia yang telah terdaftar sebagai investor saham.
Untuk meningkatkan kesadaran pentingnya investasi sejak dini bagi milenial, Sorak Gemilang Entertainment (SGE) bekerja sama dengan PT Narada Aset Manajemen mengadakan Tomorrow Today Fun(d) Festival. Gelaran ini berupa edukasi finansial yang dikemas dengan musik dan seni, akan berlangsung 1 Desember 2018 di Senayan City, Jakarta.
Acara ini menghadirkan beragam edukasi finansial mengenai pentingnya perencanaan keuangan secara matang dan bijak demi mengantisipasi permasalahan cashflow, financial checkup, menabung, berinvestasi, dan membiasakan diri tidak berutang untuk hal konsumtif.
Salah satu narasumber di acara ini adalah Founder & CEO dari QM Financial, yaitu Ligwina Hananto. Beliau menjelaskan bahwa sebelum memulai investasi, tetapkan tujuan keuangan. Setelah itu, atur penghasilan dengan baik.
Ada tiga hal agar keuangan tetap sehat:
- Biasakan catat pengeluaran. Kalau kamu malas mencatat selama 30 hari, mulai aja dari 7 hari dulu.
- Alokasikan uang untuk menabung (minimal 10% dari penghasilan bulanan), cicilan (maksimal 30% dari penghasilan bulanan), pengeluaran rutin (antara 40-60% dari penghasilan bulanan), pribadi/lifestyle (maksimal 20% dari penghasilan bulanan) dan sosial ( minimal 2,5%).
- Menjaga cicilan agar maksimal 30% dari penghasilan bulanan.
Setelah tahu keuanganmu sehat maka kamu bisa lanjut untuk merencanakan keuangan, dan saatnya menetapkan tujuan finansial. Menentukan tujuan finansial ini harus ada judulnya, ada jangka waktunya dan ada angka yang ingin dicapai. Contohnya adalah Tujuan Dana Liburan ke Eropa, butuh 30 juta dalam jangka waktu 3 tahun lagi atau Tujuan punya properti pertama, butuh 800 juta dalam jangka waktu 15 tahun lagi.
Setelah menentukan tujuan finansial, baru kita dapat menentukan produk yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jangka waktu pencapaian tujuan finansial menjadi hal penting dalam menentukan produk investasi, kita perlu melihat bahwa masing-masing produk investasi memiliki risiko dan return yang berbeda-beda.
Biasanya untuk mengejar pencapaian tujuan dalam jumlah besar dan jangka waktu panjang menggunakan produk dengan return tinggi namun juga tinggi risiko. Produk investasi yang ada di Indonesia juga banyak sekali, kamu harus cari tahu dulu sebelum membelinya, cari tahu siapa pengelolanya, bagaimana risikonya, apa hasil investasi yang ditawarkan dan paling penting apakah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan?
Nah gimana? Apakah kamu termasuk milenial yang siap menjadi investor? Jangan lupa tentukan dulu tujuan finansial ya sebelum memilih produk.
Selamat berinvestasi!
Risma Prismayani