Blueprint Of Your Money
Bagi peserta #FinClic Workshop tentu sudah kenal dengan “Blueprint Of Your Money’, sebuah konsep asli yang ditemukan oleh lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto.
Kamu juga penasaran kan apakah “Blueprint of Your Money” itu? Pastikan kamu membaca artikel ini sampai akhir!
Ada 5 hal di dalam konsep “Blueprint of Your Money” yang harus diperhatikan:
- Financial Check Up. Ini merupakan langkah awal untuk mengetahui sehat atau tidaknya keuangan seseorang melalui 3 rasio dasar. Sebaiknya financial check up ini dilakukan secara bersama-sama apabila sudah menikah. Bila kamu belum pernah melakukannya, mulailah dengan melakukan pencatatan keuangan sehingga bisa tahu besaran rasio yang disebutkan tadi.
- Financial Plan. Tujuan keuangan harus memiliki elemen Judul + Nilai + Jangka Waktu. Apa tujuan finansial yang mau dicapai? Dana Darurat, Dana Pendidikan Anak, Dana Pensiun, Dana Liburan (judul)? Semuanya bisa dilakukan dengan menetapkan dulu besaran nilai yang mau dicapai beserta dengan jangka waktunya.
- Protection. Sama seperti halnya rumah yang perlu atap, financial plan membutuhkan perlindungan berupa asuransi. Di dalm kehidupan ini tidak ada yang pasti dan segala yang terjadi mengandung risiko. Itulah fungsinya proteksi yaitu untuk melindungi tujuan finansial dapat berjalan walaupun ada risiko sakit, kecelakaan bahkan meninggal. Ada banyak jenis asuransi yang dapat dibeli tapi yang pasti yang harus dimiliki setiap orang adalah asuransi kesehatan.
- Status Harta & Utang, Akses pada saat darurat, Zakat dan Waris. Penting sekali untuk mengetahui status harta dan utang terutama bagi yang beragama Islam karena hal tersebut berkaitan dengan hal Waris. Akses pada saat darurat menjadi sangat penting karena seringkali pengatur keuangan di keluarga sedang sakit tapi keluarga tidak dapat mengakses keuangan saat darurat sehingga bisa jadi timbul utang baru.
- Aset Aktif. Setelah kondisi keuangan sehat dan tujuan keuangan satu persatu sudah on track, kini saatnya membangun lantai kedua rumah finansial berupa kepemilikan aset aktif seperti bisnis, properti dan surat berharga.
Kamu ingin belajar lebh banyak tentang mengatur keuangan namun memiliki batas ruang dan waktu? Yuk bergabung dengan kelas online melalui aplikasi Zoom, informasi lanjutan sila follow instagram @QM_Financial!
artikel terkait: 5 Hal Yang Sering Ditanyakan Saat Financial Clinic
– Honey Josep –
5 Hal Perencanaan Keuangan Orangtua Baru
Rasa bahagia memenuhi relung hati saat mengetahui kalau hasil alat tes kehamilan dinyatakan positif! Itu artinya buah hati yang ditunggu-tunggu akan lahir dalam waktu kurang lebih sembilan bulan kedepan.
Biasanya, calon orangtua baru sangat antusias menyambut calon buah hati sehingga habis-habisan hanya sekadar membeli perlengkapan bayi!
Duh, sebelum terjebak membeli barang yang kegunaannya hanya sesaat, ada baiknya memperhatikan 5 Hal Perencanaan Keuangan Bagi Orangtua Baru seperti di bawah ini:
- Dana Pemeriksaan Kehamilan dan kunjungan vaksinasi. Inilah dana pertama yang masuk kedalam salah satu perencanaan keuangan bagi orangtua baru. Untuk pemeriksaan kehamilan setiap bulannya, anggaran dapat diambil dari pengeluaran rutin bulanan. Selain pemeriksaan rutin ke OBGYN, ada juga pemeriksaan laboratorium yang juga penting dan nilainya cukup besar bahkan bisa mencapai jutaan rupiah. Kunjungan ke OBGYN yang awalnya sebulan sekali akan berganti menjadi dua minggu sekali ketika kehamilan mencapai 28-32 minggu atau 7-8 bulan. Selanjutnya menjadi satu minggu sekali saat kehamilan mencapai 32-36 minggu atau 8-9 bulan. Ingat ya untuk membayarkan tagihan kontrol OBGYN ini dari penghasilan bulanan dan tidak diperbolehkan untuk berhutang. Kalau dirasa berat untuk kontrol di OBGYN, calon orangtua baru bisa mengambil pilihan untuk mengontrol kehamilan di bidan atau puskesmas. Selain biaya kunjungan ke OBGYN yang berkisar Rp500ribu-Rp800ribu sekali kunjungan, ingat juga ada biaya lainnya seperti vitamin ibu hamil dan bahkan ada yang memesan katering secara khusus. Apabila ibu hamil memiliki asuransi kehamilan, maka biaya di atas dapat dibayarkan oleh perusahaan asuransi.
Jadi, masih mau belanja keperluan bayi seheboh milik selebritis setelah mengetahui besarnya biaya pemeriksaan kehamilan? Itu belum seberapa! Ada biaya yang besar juga saat bayi lahir yaitu vaksinasi yang dilakukan sebulan sekali dengan kisaran harga Rp500ribu sampai jutaan rupiah tergantung vaksin apa yang disuntikkan.
Baca juga: Heboh Vaksin Palsu http://qmfinancial.com/2016/08/heboh-vaksin-palsu/
- Dana Persalinan. Salah satu perencanaan keuangan yang sering diabaikan calon orangtua baru adalah Dana Persalinan. Seharusnya waktu 9 bulan merupakan waktu yang cukup untuk mempersiapkan Dana Persalinan dengan bantuan seperti caesar atau bila terjadi komplikasi paska melahirkan serta masalah pada saat bayi baru lahir sehingga membutuhkan perawatan intensif berupa NICU. Dana Persalinan harus disiapkan untuk kemungkinan terburuk karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Lebih baik menyiapkan Dana Persalinan secara berlebih dari pada kurang. Calon orangtua baru dapat melakukan survei ke rumah sakit saat melakukan kontrol kehamilan pertama kali. Biasanya, ibu hamil akan merasa lebih nyaman untuk melahirkan di rumah sakit yang sama di mana OBGYN berpraktek. Sisihkan gaji setiap bulannya untuk memenuhi Dana Persalinan ini.
- Dana Pendidikan Anak. Saat dinyatakan positif hamil, calon orangtua baru juga dapat langsung mulai merencanakan Dana Pendidikan buat anak. Walau buah hati belum lahir, calon orangtua dapat melakukan survei melalui pengalaman keluarga seperti saudara atau pun teman. Dana Pendidikan Anak yang jumlahnya cukup besar dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai Universitas, maka persiapkan sejak dini agar anak bisa mewujudkan cita-citanya!
Baca juga: Komponen Dana Pendidikan Konvensional dan Komponen Dana Pendidikan Homeschooling
- Dana Syukuran atau Aqiqah. Kebahagiaan memiliki buah hati tentunya ingin kita bagikan juga dengan keluarga dan sanak saudara. Bagi yang beragama Islam pastinya akan mengadakan aqiqah untuk bayi yang baru dilahirkan. Calon orangtua baru sebaiknya menyiapkan dana untuk aqiqah sebesar dua ekor kambing yang diperuntukkan untuk anak laki-laki. Kalaupun saat kelahiran ternyata yang terlahir adalah anak perempuan, yang artinya juga hanya sebesar satu ekor kambing maka sisa dana dapat dipakai untuk keperluan lainnya.
- Asuransi Kesehatan. Hal terakhir yang penting dalam perencanaan keuangan bagi orangtua baru adalah proteksi berupa asurnasi kesehatan bagi seluruh keluarga yaitu, orangtua beserta anak. Bayi baru lahir biasanya masih menyesuaikan sistem imunitas dengan lingkungan sekitarnya dan tidak jarang juga orangtua baru menjadi panik saat mendapati bayi sakit. Oleh karena itu sangatlah penting bagi orangtua baru dan bayi untuk memiliki asuransi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu melalui ada juga asuransi yang meng-cover biaya vaksinasi yang nilainya cukup besar. Biasanya pembayaran premi asuransi kesehatan dilakukan tahunan sehingga pembiayaannya dapat diabil dari penghasilan tahunan orangtua seperti bonus atau THR.
Semoga calon orangtua baru dan janin yang dikandung senantiasa sehat dan ingat untuk mempersiapkan 5 hal keuangan bagi orangtua baru seperti di atas!
-Honey Josep-
3 Hal Keuangan Pemuda Mandiri
Kemarin kita memperingati 90 tahun lahirnya Hari Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda merupakan satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pemuda saat masa itu memiliki peran penting dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia. Pemuda juga adalah penggerak perubahan bangsa. Generasi muda harus bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik dengan terus menghidupi Sumpah Pemuda.
Untuk Indonesia yang lebih baik dan kuat secara keuangan, pemuda masa kini harus menjadi pemuda yang mandiri. Setidaknya, ada 3 hal agar kita bisa menjadi anak muda yang mandiri, yaitu:
Bayar Biaya Hidupmu Sendiri. Kamu sudah bekerja? Itu artinya kamu punya sumber pernghasilan untuk membayarkan semua kebutuhanmu. Walaupun kamu belum menikah dan masih tinggal dengan orangtua, seharusnya kamu juga turut andil membantu membayarkan pengeluaran yang terjadi di rumah orangtumu. Mengapa begitu? Karena walaupun kamu tinggal secara gratis, sebenarnya ada biaya seperti listrik atau gaji Pekerja Rumah Tangga (PRT) yang bisa kamu bantu bayarkan. Saat kamu berhasil membayarkan sendiri hidupmu itu artinya kamu sedang pegang kendali penuh.
Bayar Utangmu Sendiri. First jobber biasanya tenggelam dalam euphoria kepemilikan kartu kredit sehingga kurang bijak menggunakannya. Akhirnya, ada sebagian anak muda yang penggunaan kartu kreditnya dibayarkan oleh orangtuanya. Masa sih kamu enggak kasihan dengan orangtuamu kalau harus terus menerus menjadi beban mereka? Padahal mereka seharusnya menikmati masa tuanya dengan damai setelah bersusah payah mengurus kamu sejak bayi. Sebelum menggunakan kartu kredit untuk transaksi di dalam kehidupanmu, pastikan kamu memiliki uang untuk melunasinya saat tagihan tiba. Berani GESEK harus berani BAYAR SENDIRI!
baca juga: Firstjobber bisa mandiri!
Punya properti pertama. Memiliki properti pertama merupakan langkah penting dalam mewujudkan kemadirian finansial. Punya rumah atau apartemen bukan semata gaya-gayaan tetapi memiliki properti pertama itu tandanya kamu resmi berdiri di atas kakimu sendiri dan mengatur hidupmu sendiri. Namun, komitmen untuk memiliki properti itu cukup tinggi sehingga banyak anak muda yang memilih untuk tetap tinggal bersama orangtua. Tidak masalah juga kalau masih ingin tinggal bersama orangtua tapi jangan terlena, kumpulkan DP untuk rumah pertamamu!
baca juga: Kamu Mampu Beli Properti!
Mari jadi bagian dari kekuatan bangsa dan terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
– Honey Josep –
5 Hal Perencanaan Keuangan Pengantin Baru
“Welcome to our lives together”
Ada rasa lega yang terlepaskan saat acara pernikahan saya selesai digelar pada waktu itu. Kami resmi menjadi suami istri yang sah di mata hukum negara dan agama. Saya dan suami memasuki kehidupan di mana kami akan bersama-sama selama puluhan tahun dan jutaan jam melakukan segala sesuatu berdua termasuk hal keuangan.
Manurut saya, setidaknya ada 5 hal perencanaan keuangan pengantin baru yang penting untuk diperhatikan:
Berbagi Peran Keuangan. Saya mau bertanya nih, “Siapakah di antara kamu yang sudah ngobrol soal kebiasaan keuangan bersama pasangan bahkan sebelum menikah?” atau “Buat kamu yang sudah menikah, apakah kamu sudah ngobrol perihal uang dengan pasangan?”
Ngobrolin keuangan dengan pasangan itu ada triknya lho!
Kejujuran dan keterbukaan di segala hal termasuk keuangan merupakan kunci rumah tangga yang langgeng. Sebagai suami istri, sebaiknya kita saling tahu penghasilan masing-masing agar dapat merencanakan hidup masa depan bersama dengan berbagi peran keuangan.
Baca juga: #BiasaJadiBaik: Ngobrolin Uang Bersama Pasangan
Kamu harus menetukan siapa yang berperan besar untuk mengurus keuangan keluarga. Lazimnya gaya yang dipilih kebanyakan ‘mama bos’ di mana suami menyerahkan semua penghasilannya untuk dikelola istri. Ada juga yag berbagi peran seimbang karena sama-sama bekerja seperti untuk cicilan utang dan pengeluaran pribadi merupakan tanggung jawab suami sedangkan istri bertugas untuk mengelola pos sisa pengeluaran yang lain seperti menabung dan pengeluaran rutin. Atau ada juga yang berperan sebagai papa bos? Apapun peran keuangan yang kamu pilih, pastikan kamu ngobrol dengan pasanganmu secara jujur!
Baca juga: Yuk, gandengan tangan untuk kebahagiaan bersama, dimulai dari bicara tentang keuangan!
Membayar Utang Bersama
Kalau kamu berpikir bahwa menikah merupakan salah satu solusi keuanganmu, sebaiknya kamu berpikir ulang. Kenapa? Karena menurut Undang-Undang (UU) Perkawinan tahun 1974: Harta dan Utang yang dihasilkan saat menikah merupakan milik bersama. Kecuali diatur dalam perjanjian (pisah harta) melalui perjanjian pranikah atau perjanjian paska menikah. Itu artinya kalau kamu tidak memiliki pre atau postnuptial aggrement, utangmu menjadi utang pasanganmu dan sebaliknya!
Baca juga: Harta Utang Pasutri
Yuk ngobrol serba terbuka dengan pasangan bagaimana kalian akan bekerja sama membayarkan utang yang terjadi di dalam kehidupan rumah tanggamu!
Baca juga: Atas Nama Cinta
Memiliki Properti Bersama
Saya masih ingat saat berpacaran dengan mantan pacar yang kini menjadi suami, saya sedang dalam tahap mau membeli rumah pertama saya sendiri. Ternyata walaupun memiliki DP rumah yang cukup, ada biaya lain yang mengikuti seperti biaya akad kredit dan lainnya. Saya cukup panik saat itu karena akad kredit akan berlangsung dalam waktu dekat tapi dananya tidak ada. Akhirnya saya bercerita kepada pacar saya saat itu dan dia memberikan bantuan suntikan dana untuk akad. Inilah properti pertama kami bersama. Walau kami tidak menempati rumah mungil itu yang 2 tahun lagi akan lunas KPR-nya, rumah tersebut kami sewakan yang nilainya cukup untuk membayar cicilan setiap bulannya. Kami memilih tinggal di pondok mertua indah karena mama mertua yang sudah sepuh sehingga kami merasa perlu tinggal bersama agar ada yang menjaga beliau. Bila kamu juga seperti keluarga saya yang tinggal bersama mertua, jangan sampai terlena ya…. Kamu harus tetap mengumpulkan DP untuk rumah pertamamu, your own nest!
Baca juga: Siap Pindah Dari Pondok Mertua Indah
Memiliki Proteksi. Perencanaan keuangan tidak lengkap tanpa proteksi. Di masa produktif, saat kita berjuang mencapai berbagai tujuan finansial, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti sakit dan kematian. Risiko inilah yang kita alihkan ke perusahaan asuransi. Setiap orang wajib memiliki asuransi kesehatan. Selain asuransi kesehatan, ada beberapa asuransi penting di dalam keuangan seperti asuransi rumah, asuransi kendaraan dan asuransi jiwa. Asuransi jiwa hanya diwajibkan bagi pencari nafkah utama keluarga.
Baca juga: Asuransi untuk jaga diri dan Asuransi seharusnya tidak jadi beban
Membuat Dana Pensiun. “Duh baru juga menikah sudah harus banget mikirin pensiun?” Mungkin itu yang terbersit di pikiran banyak pengantin baru. Pensiun merupakan periode di mana kita sudah berhenti bekerja hanya untuk sesuap nasi. Kalau pun kita ingin bekerja di masa tua, seharusnya bukan persoalan uang tapi tentang kebutuhan jiwa. Membuat Dana Pensiun yang nilainya raksasa sebaiknya sejak mulai menikah karena akan memperingan jumlah investasi setiap bulan yang akan dilakukan. Bahkan Investasi untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu http://qmfinancial.com/2018/03/investasi-untuk-dana-pensiun-mulai-dengan-setengah-harga-sepatumu/
Jangan biarkan beban hidupmu saat pensiun nanti menjadi beban yang harus ditanggung anak-anak kelak. Kita harus memutus sandwich generation untuk Indonesia yang kuat!
Baca juga: 5 Alasan kamu perlu Dana Pensiun
Selamat merencanakan kehidupan rumah tangga dengan keuangan yang kuat ya!
– Honey Josep –
Kebiasaan Mengatur Uang Yang Baik dimulai dari Keluarga Yang Mulai Berinvestasi
Apakah kamu tahu, bahwa kebiasaan kita setiap sehari mempengaruhi kebiasaan mengelola keuangan keluarga?
Mulai dari bangun pagi hari, siang dan malam hari. Pengeluaran kecil sehari-hari yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi cashflow. Contohnya jajan pagi sarapan, ngopi-ngopi di cafe setelah makan siang, bahkan pergi ke mal setelah pulang kantor. Lalu kalau kita tidak mengerem pengeluaran harian tersebut, apa kabar investasi?
Populasi Indonesia sebanyak 267.498.464 orang (menurut data PBB pada 3 Oktober 2018) dan rata-rata usianya 28 tahun, namun pengetahuan dan inklusi untuk berinvestasi masih sangat rendah.
Bursa Efek Indonesia pada Minggu, 7 Oktober 2018, di Summarecon Mall Bekasi mengadakan Indonesia Investment Festival (INVESTIVAL) 2018.
Acara ini mengusung judul ‘Yuk Nabung Saham’, yang merupakan kampanye persuasif kepada masyarakat untuk berinvestasi secara berkala di pasar modal.
Ligwina Hananto, lead trainer dari QM Financial menjadi narasumber dalam acara INVESTIVAL yang bertema “Creating Good Financial Habits For Family : Start Investing!”
Ligwina Hananto memaparkan kebiasaan mengatur keuangan harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga terdekat. Kontrol yang baik dalam pengeluaran sehari-hari dapat membuat kita mulai tergerak dalam berinvestasi. Kenapa begitu? Karena setiap bulan penghasilan dapat bersisa sehingga kita dapat memulai untuk menabung dan berinvestasi. Jumlah menabung VS Investasi sangat jauh perbedaan jumlahnya, karena dengan berinvestasi ada pilihan jangka panjang atau jangka pendek . Namun untuk risiko dalam berinvestasi juga lebih tinggi.
Sebelum berinvestasi harus memikirkan hal berikut:
- Risiko. Jangan hanya membayangkan return yang akan kita dapat dalam berinvestasi, namun kita juga harus memikirkan seperti apakah risiko terburuk yang terjadi jika kita melakukan investasi. Apakah sudah siap dengan kehilangan modal? Seberapa besar kesiapan Anda dalam kehilangan modal? Sampai sepuluh persen, dua puluh persen, lima puluh persen atau sampai hilang semuanya?
- Tujuan Finansial. Tujuan sangatlah penting dalam memulai berinvestasi, karena dari tujuan finansial yang ingin dicapai kita dapat memilih produk investasi yang tepat. Apakah menabung saja sudah cukup? Atau memang perlu berinvestasi?
- Hasil Investasi. Nah ini yang utama, kita harus melihat kinerja dari investasi yang akan kita tanam, bagaimana cara kerja manajer investasi. Kita harus memikirkan perlu tidak untuk investasi di produk yang akan kita pilih. Sebaiknya pelajari juga risiko yang akan muncul, dan jangan malas untuk membandingkan dengan produk lain.
Semoga bemanfaat ☺
Mia Damayanti
Komponen Dana Pendidikan Konvensional
Bulan Oktober biasanya merupakan momen di mana orangtua sedang sibuk melakukan kunjungan open house sekolah yang menjadi pilihan untuk menyekolahkan anak. Selain open house, sekolah konvensional juga membuka pendaftaran penerimaan siswa baru beserta dengan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi dan salah satunya, pembayaran uang masuk atau uang pangkal.
baca juga: Sudah Siapkah Dana Pendidikan Anak?
Tidak berhenti di uang pangkal, ada banyak uang-uang lainnya yang perlu dipersiapkan setiap tahunnya saat anak sudah mulai bersekolah.
Ingin tahu biaya apa saja yang terjadi saat anak mulai bersekolah? Saya membaginya menjadi 2, pengeluaran tahunan dan bulanan.
TAHUNAN
- Uang Pendaftaran dan daftar ulang. Beberapa sekolah memberlakukan uang pendaftaran sebagai ganti pembelian formulir saat tahun pertama masuk jenjang pendidikan. Beberapa sekolah juga memberlakukan uang daftar ulang setiap tahun yang nilainya di kisaran ratusan ribu rupiah.
- Uang Pangkal Masuk. Ini merupakan uang yang dibayarkan sekali saja saat tahun pertama di setiap jenjang pendidikan. Biaya masuk ini digunakan oleh sekolah untuk membangun dan melengkapi sarana penunjang pendidikan. Uang Pangkal perlu dipersiapkan semenjak anak lahir karena jumlahnya yang besar. Contohnya, anak saya yang bungsu akan bersekolah jenjang TK A pada Juli 2019 di umurnya yang hampir 4 tahun. Uang Pangkal yang ditetapkan sebesar Rp5.150.000. Maka uang pangkal tersebut saya siapkan dengan menabung sebesar Rp150.000 selama 36 bulan sejak si bungsu lahir. Akan berbeda untuk jenjang Universitas yang tidak lagi bisa dikejar hanya dengan menabung karena jumlahnya yang besar!
- Uang Seragam dan buku. Setiap memasuki jenjang pendidikan baru, murid diharuskan membeli seragam yang dipakai berbeda-beda setiap harinya. Ada seragam putih merah, putih biru, putih abu, seragam pramuka, batik dan seragam muslim untuk sekolah yang kebanyakan siswanya beragama Islam. Biaya buku juga tergolong mahal karena untuk buku pelajaran, setiap sekolah memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Ada juga sekolah yang memasukan komponen biaya buku kedalam uang daftar ulang namun ada juga sekolah yang membebaskan murid untuk membeli buku pelajaran di luar sekolah.
- Uang Kegiatan. Biasanya komponen biaya ini merupakan biaya untuk kegiatan selama satu tahun yang terdiri atas kegiatan ekstrakurikuler, acara seni dan fieldtrip.
BULANAN
- Uang SPP bulanan. Uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan yang dibayarkan setiap bulan seharusnya diambil dari pos pengeluaran rutin setiap bulannya. Idealnya, uang SPP bulanan ini tidak melebihi 10% dari penghasilan setiap bulannya agar masih ada sisa penghasilan yang bisa digunakan untuk pengeluaran lainnya.
- Uang Les. Biaya ini merupakan pilihan bagi orangtua apakah butuh untuk memasukkan anak kedalam les. Apabila dirasa perlu untuk memberikan les kepada anak maka biayanya tidak boleh melebihi 10% dari penghasilan setiap bulannya. Saya sendiri tidak memberikan les untuk anak karena melihat jadwal sekolah anak yang padat serta uang SPP bulanan sudah mencapai 10% dari penghasilan saya.
- Biaya transportasi. Salah satu alasan mencari sekolah yang dekat dengan rumah adalah agar anak tidak kelelahan di dalam perjalanan menuju sekolah serta biaya transportasi dapat ditekan. Banyak sekali alternatif yang dapat dipilih orangtua berkenaan dengan biaya transportasi menuju sekolah. Pilihan pertama, anak bisa berangkat bersama orangtua sehingga hanya perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk pulang dari sekolah. Alternatif kedua, jika ada teman anak yang rumahnya berdekatan, kita bisa melakukan car pooling dan berbagi biaya bahan bakar bersama-sama. Alternatif lainnya, bisa menggunakan jasa transportasi online atau bahkan membayar antar jemputan sekolah.
- Biaya makan siang. Saat ini sekolah banyak yang menjalankan proses belajar mengajar melebihi jam 12:00 siang sehingga anak perlu dibekali dengan makan siang. Beberapa sekolah menyiapkan makan siang bagi murid dan biayanya disatukan dengan uang SPP bulanan. Ada juga sekolah yang bekerja sama dengan katering dan orangtua bisa berlangganan sendiri dan pembayaran diberikan langsung kepada pemilik katering. Bisa juga membuatkan bekal makan siang yang tentunya lebih hemat.
Nah kalau melihat begitu banyaknya komponen biaya pendidikan anak, tentunya akan sangat bijak kalau orangtua bisa menyiapkan dana pendidikan anak sedini mungkin.
-Honey Josep-
Your Financial’s Greatest Weakness
Kalau ditanya “Apa kelemahan terbesar secara finansial?” pasti banyak yang menjawab, “tidak bisa menabung.”
Tidak bisa menabung hanya merupakan akibat dari sebab perilaku keuangan lho! Coba yuk kita selidiki lebih lanjut kenapa tidak bisa menabung.
Dari polling yang dilakukan di instagram @QM_Financial, banyak yang mengaku kalau kelemahan terbesar secara finansial adalah berakhir pekan ke mal. Ada yang menghabiskan mulai dari Rp200.000-Rp500.000. Bahkan paling mengejutkan, ada yang menghabiskan Rp1.5000.000 dalam sekali kunjungan ke mal.
Memang sih, mal sangat pintar menawarkan program promosi buy 1 get 1 free, cashback dan sale! Ingat juga ada tawaran promo kuliner yang bisa menghabiskan Rp500.000 hanya untuk sekali makan bagi 2 orang.
Mari kita hitung, bila dalam sekali ke mal menghabiskan Rp200.000-Rp500.000 maka dalam sebulan (kunjungan setiap Sabtu dan Minggu), uang yang keluar mencapai Rp1.600.000-Rp4.000.000. Dengan uang sebanyak itu, kamu sudah bisa mencicil mobil.
Bayangkan apabila biaya sekali mengunjungi mal sebesar Rp1.500.000. Dalam sebulan, apabila satu kali saja seminggu mengunjungi mal maka uang tersebut bisa untuk membayar cicilan apartemen.
Ada juga yang mengaku kalau kebiasaan menghabiskan waktu saat akhir pekan di mal adalah untuk membahagiakan anak. Ada banyak quotes di luar sana bahwa anak ternyata hanya perlu perhatian dari orangtuanya.
Baca juga: Akibat Terlalu Memanjakan Anak
Terus gimana dong untuk menghadapi kelemahan terbesar dalam keuangan?
Pertama, jujur terhadap diri sendiri. Akui apa saja kelemahan yang berpotensi membuat kacau keuanganmu. Apakah lemah dengan promo murah tiket pesawat, online shop flash sale atau terlalu menuruti keinginan anak?
Kedua, Pahami alasan di balik kelemahan finansialmu. Memahami kelemahan merupakan langkah penting untuk menentukan solusi agar keuanganmu kembali sehat.
Terakhir, Atasi. Bila telah mengakui kelemahan finansial dan mengetahui penyebabnya. Dengan demikian kamu dapat menghilangkan, mengurangi, atau membuat anggaran khusus agar cashflow tidak terganggu.
Apakah kamu sudah siap untuk mengatasi kelemahan terbesarmu dalam hal keuangan? Terapkan langkah-langkah di atas dan terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
Honey Josep
Siapkan Diri Menyambut Sang Buah Hati
Memiliki buah hati adalah hal yang sangat dinanti bagi pasangan suami istri, baik yang baru saja menikah maupun yang sudah lama membangun bahtera rumah tangga. Menanti kelahiran sang buah hati tentulah menjadi kebahagiaan tersendiri. Segala persiapan dilakukan mulai dari proses kehamilan hingga kelahiran.
Kalau kamu belum dikaruniai buah hati, janganlah berkecil hati. Ada beberapa cara untuk bisa memiliki buah hati, salah satunya dengan proses bayi tabung. Dalam rangka merayakan anniversary ke 20, Morula IVF Indonesia menyelenggarakan acara seru yang bernama Fertility Science Week. Dengan mengangkat tema A Journey of Making Dreams Come True, Morula IVF Indonesia ingin memperlihatkan bahwa science itu penting di dalam kehidupan khususnya untuk mendukung proses bayi tabung agar sang buah hati bisa lahir dengan sehat dan kuat.
Acara Fertility Science Week ini berlangsung selama 4 hari dari tanggal 6-9 September 2018 di Atrium Central Park Jakarta. Acara ini dikemas dengan sangat menarik dan seru. Banyak pengisi acara yang hadir, salah satunya adalah Lead Trainer QM Financial, Ligwina Hananto. Ligwina memberikan tips bagaimana cara mengatur keuangan sebelum hingga sesudah melahirkan sang buah hati.
1. Siapkan Anggaran Kehamilan
Memiliki buah hati tentu sangat membahagiakan, namun perlu diingat banyak proses yang harus dilalui dengan biaya yang tidak sedikit. Buatlah anggaran periksa rutin ke dokter, diantaranya biaya konsultasi, biaya obat, biaya cek ultrasonografi atau USG, biaya cek laboratorium, dan biaya administrasi.
Usahakan sebelum memiliki buah hati, kamu sudah mengatur keuangan yang baik untuk proses kehamilan. Jadi ketika masa kehamilan tiba, anggaran pemeriksaan rutin sudah tersedia dan tak perlu lagi mengambil uang dari pos lain.
2. Pertimbangkan Untuk Investasi Jangka Pendek
Setelah kehamilan diketahui, kamu punya waktu 9 bulan berinvestasi untuk kebutuhan persalinan nanti. Kamu bisa menyimpan dana tersebut dalam bentuk tabungan, deposito atau reksadana pasar uang. Instrumen investasi ini memiliki resiko yang rendah dan mudah untuk dicairkan terutama jika ada keadaan darurat. Intinya, investasikan uang Anda dalam bentuk-bentuk yang mudah dan dicairkan. Tidak masalah bila bunganya kecil, karena tujuan investasi bukan untuk mendapatkan return yang sebesar-besarnya.
3. Pertimbangkan Untuk Investasi Jangka Panjang
Selain investasi jangka pendek untuk persiapan persalinan, kamu juga perlu mengatur keuangan dan mulai untuk berinvestasi jangka panjang. Pasca persalinan, masih banyak pengeluaran yang harus dianggarkan dan budgetnya bisa lebih besar lho, salah satunya adalah untuk dana pendidikan anak. Karena jangka waktunya masih panjang, kamu bisa menyimpan dana tersebut dalam instrumen investasi yang memiliki return tinggi seperti reksadana campuran dan reksadana saham.
Nah, kalau kamu adalah pasangan suami istri yang baru menikah, gak ada salahnya mengatur keuangan untuk masa kehamilan mulai dari sekarang. Semakin dini dimulai, keuangan pun bakal lebih matang ketika sang buah hati datang.
Nita Kurniawati
Menikah, Solusi Atau Masalah?
Setiap Senin QM Financial mengadakan sesi edukasi finansial #FinClic melalu media sosial Instagram dan Twitter @QM_Financial, diikuti oleh Instagram live bersama Ligwina Hananto – lead trainer QM Financial. Bahasan kali ini adalah tentang menikah, solusi atau masalah? Di media sosial memang sedang hangat dibicarakan ‘meme’ terkait anjuran untuk menikah – seolah menikah adalah solusi segala masalah.
Bagi mereka yang sudah menikah, pernikahan bisa jadi solusi, masalah, atau ibadah – tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Namun, selepas dari hingar bingar pesta pernikahan, pasangan yang telah menikah tanpa terkecuali akan berhadapan dengan tiga macam masalah. Kita bahas satu per satu ya.
- Urusan uang
Siapa bilang menikah adalah solusi untuk bokek? Justru sesudah menikah, bokeknya akan lebih advance karena ada cicilan rumah. Bahkan ada yang bilang bokek adalah bumbu pernikahan. Hahaha
Salah satu isu paling penting di poin pertama ini adalah tentang nafkah. Dalam Islam, suami wajib menafkahi istri, sehingga penting untuk menikah dengan laki-laki yang bertanggungjawab, memberi nafkah wajib, tanpa syarat. Dalam kondisi khusus di mana suami punya keterbatasan rezeki, istri pun turut menyingsingkan lengan baju.
Isu nafkah menjadi sensitif karena belum tentu suami dan istri punya cara pandang yang sama. Idealnya, visi finansial dibahas jauh-jauh hari, bahkan sebelum menikah. Bukan berarti mereka yang tak sevisi tak boleh menikah, namun tentu akan lebih rentan muncul masalah.
Berdasarkan pengalaman Ligwina Hananto, ada tiga macam skenario pembagian tugas finansial antara suami dan istri.
Skenario pertama. Suami sebagai pemberi nafkah, istri bertugas mengalokasikan penghasilan dari suami ke berbagai pos pengeluaran.
Skenario kedua. Istri bekerja, suami tidak punya penghasilan karena sedang membangun bisnis. Kebutuhan keluarga dicukupi dari penghasilan istri, kebutuhan suami ditransfer ke rekening pribadi suami.
Skenario ketiga. Suami dan istri sama-sama bekerja. Pengelolaan keuangan diatur oleh keduanya dengan pembagian tanggung jawab. Misal, suami bertugas membayar KPR dan uang sekolah anak, sementara istri membayar gaji ART dan belanja bulanan.
Kamu dan pasangan menggunakan skenario yang mana? Tidak ada skenario ideal yang sama untuk setiap pasangan. Dalam perjalanan pernikahannya pun, sangat memungkinkan untuk berganti-ganti skenario. Tak masalah, asal ada diskusi yang baik dari masing-masing pihak.
- Urusan tempat tinggal
Setelah menikah, kamu mau tinggal di mana? Apakah kamu tim tinggal sendiri atau tim tinggal di pondok mertua indah? Silakan saja kalau kalian memilih untuk tinggal dengan orang tua dengan berbagai pertimbangan. Tentu semuanya harus disepakati bersama pasangan.
Pilihan tempat tinggal ini akan sangat mempengaruhi gaya hidup. Gaya hidup berubah, menyesuaikan dengan lokasi rumah. Misal, jika memilih tinggal di pinggiran kota yang harga propertinya lebih terjangkau, tentu ada kebutuhan transportasi yang nyaman. Jika memilih tinggal di tengah kota, ada konsekuensi harga properti yang tinggi, sehingga kita perlu berhemat di pos lain. Mana gaya hidup yang kamu pilih?
- Urusan keluarga
Sudah menonton film Crazy Rich Asians? Di sini dikisahkan, calon mertua tidak menyukai calon menantunya. Sang pria harus memilih, tetap bersama pasangan atau ibunya. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Tonton sendiri ya. ☺
Setelah menikah, mau tidak mau kamu harus berhadapan dengan ibu mertua. Dalam budaya kita, pernikahan bukanlah antara seorang pria dan seorang wanita, namun pernikahan seluruh keluarga. You marry the whole family. Jadi tidak mau kamu harus memikirkan seperti apa posisimu di keluarga.
Ligwina Hananto menyarankan agar kita tidak bersaing dengan mertua. Kita justru harus menjadi satu tim dengan keluarga pasangan. Banyak hal yang kita lakukan akan berhubungan dengan keluarga. Misalnya, di mana kita tinggal dan sejauh mana kita ikut menanggung kebutuhan keluarga. Dalam budaya dan adat tertentu, kita harus ikut menyumbang jika ada anggota keluarga besar yang menikah atau meninggal, bahkan terlibat membiayai kebutuhan hidup seluruh keluarga besar.
Urusan pernikahan tidak berhenti di akad dan resepsi semata. Ada banyak urusan penting yang harus diurus. Menikah bisa jadi solusi, masalah, atau ibadah – tergantung ke mana kamu membawa bahtera keluargamu melangkah. Apakah kamu sudah siap?
QM Admin
Dilema Kebutuhan Ibu Baru: Yakin, Semuanya Perlu?
Menjadi ibu adalah anugerah bagi setiap perempuan. Peran baru ini menuntut tugas dan tanggung jawab ekstra. Tentunya, kita ingin menjadi ibu terbaik bagi anak-anak kita. Motivasi untuk menjadi ibu yang baik ini kadang disalahartikan dengan membeli semua kebutuhan dan perlengkapan bayi. Mulai dari pakaian bayi yang lucu-lucu, boks bayi, dan stroller. Tak lupa berbagai kebutuhan menyusui seperti botol dan pompa ASI, peralatan sterilisasi, hingga suplemen ASI booster. Rasanya semua mau dibeli! Tunggu dulu, yakin, semuanya perlu? Atau jangan-jangan hanya sekadar keinginan sang ibu baru?
Keinginan vs Kebutuhan
“ASIku kok dikit ya. Butuh beli suplemen, teh, sama susu buat ASI booster nih.”
“Aku stres! Kayaknya butuh beli essential oils beserta diffuser-nya deh biar bisa rileks.”
Sebelum kamu terjebak dengan daftar belanja perlengkapan bayi dan ibu yang terlalu panjang, coba pilah-pilah dulu apakah semuanya memang dibutuhkan atau hanya ingin mengikuti tren? Produksi ASI sedikit? Coba cek komposisi makanan yang kamu konsumsi. Banyak kok bahan alami untuk memacu produksi ASI. Merasakan tekanan sebagai ibu baru itu wajar. Mungkin yang kamu perlukan bukanlah satu set minyak atsiri, tapi me time untuk sejenak beralih dari segala keribetan mengurus bayi.
Manfaatkan Barang Lungsuran
Punya kakak, adik, atau sepupu yang kini anaknya sudah beranjak balita? Bisa dipastikan banyak perlengkapan bayi mereka yang tidak lagi terpakai. Daripada beli, kenapa tidak pinjam saja? Hemat uang bagi ibu baru, hemat tempat penyimpanan bagi mereka yang meminjamkan. Sama-sama hemat kan?
Manfaatkan Kado
Jangan terburu-buru membeli semua perlengkapan bayi sebelum melahirkan. Pasalnya, setelah melahirkan kita akan menerima banyak kado perlengkapan bayi. Sayang kan kalau kadonya tidak dimanfaatkan. Bahkan, kita bisa request kado ke orang-orang terdekat agar barang yang mereka berikan bisa sesuai dengan kebutuhan.
Beli Secukupnya
Saat pergi ke toko perlengkapan bayi, kita akan mudah sekali tergoda. Boleh kok beli membeli baju bayi yang lucu-lucu. Tapi beli dalam jumlah yang kecil saja ya. Bayi akan tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Baju saat berumur 3 bulan tidak lagi bisa dipakai saat ia berumur 6 bulan.
Quality over quantity
Segala perlengkapan bayi tersedia dalam berbagai merek dengan rentang harga yang sangat lebar. Pilih barang dengan kualitas baik namun tetap terjangkau ya. Siapa tahu bisa dipakai lagi sama adiknya. Eh, berencana punya bayi lagi, kan? Kalaupun tidak, barangnya tetap bisa kamu lungsurkan ke saudara yang membutuhkan.
Pengalaman menjadi ibu adalah momen berharga yang tak kan bisa tergantikan. Tak perlu berlama-lama dalam dilema ibu baru. Pisahkan mana keinginan dan mana kebutuhan agar ibu tidak perlu banyak membuang uang untuk sekadar membeli perlengkapan. Masih banyak kebutuhan si kecil yang harus kita siapkan.
Selamat menikmati menjadi ibu!
Fransisca Emi