Menjadi Pekerja Migran Yang Mandiri
Beberapa tahun terakhir ini, QM Financial bekerjasama dengan Mandiri Sahabatku memberikan pelatihan pengaturan keuangan untuk para Pekerja Migran Indonesia (PMI). Pekerja Migran Indonesia adalah pahlawan devisa. Dari data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), setiap tahunnya negara mendapat devisa sekitar Rp100 triliun dari pengiriman uang PMI ke dalam negeri. Terima kasih PMI.
baca juga: Berkunjung ke negara Lee Min Ho
Minggu, 11 November 2018 yang lalu merupakan kelas penutupan pelatihan Mandiri Sahabatku Penang. Ligwina Hananto, lead financial trainer QM Financial memberikan pelatihan keuangan untuk para pekerja migran agar bisa mandiri. Bekerja di luar negeri dengan gaji tinggi tidak menjamin pekerja migran sejahtera keuangannya. Ligwina mengingatkan bahwa tujuan merantau adalah mengumpulkan modal untuk kembali ke kampung halaman. Seringkali para pekerja migran terlalu sibuk membantu keluarga tapi lupa mengumpulkan uang untuk diri sendiri.
Ini adalah lima masalah keuangan yang sering dihadapi oleh para pekerja migran:
- Semua uang ditransfer ke keluarga, tapi tidak jadi aset apa-apa
- Sudah bekerja lama jadi PMI, tabungan tetap nol
- Sebelum pergi punya banyak utang, penghasilan habis untuk cicilan
- Tidak punya tujuan yang jelas, akhirnya uang tidak terkumpul
- Gaya hidup tinggi
Rejeki memang sudah ada yang mengatur, tapi kalau sudah ada di tangan kita, mari diatur.
Bagaimana caranya?
Mulai dengan mencatat pengeluaran
QM Financial membagi pengeluaran bulanan ke dalam 5 pos utama: cicilan utang, rutin, menabung/investasi, sosial, serta gaya hidup. Mengirim uang ke keluarga di kampung halaman, masuk ke pos sosial ya. Jika kita mampu membantu orang lain, kita juga harus mampu membantu diri sendiri dengan menyisihkan minimal 10% penghasilan untuk ditabung/diinvestasikan.
Menabung dengan tujuan
Uangnya mau dipakai untuk apa? Menabung dengan tujuan akan memberikan kejelasan untuk apa uangnya akan dipakai. Apakah untuk modal usaha saat kembali ke Indonesia, membeli atau membangun properti di kampung halaman, atau untuk dana pendidikan anak? Kalau tujuan jelas, kita tidak akan mudah tergoda mengambil uang di tabungan untuk keperluan yang lain.
Hati-hati saat berinvestasi
Kita semua tanpa terkecuali berhadapan dengan inflasi. Inflasi ini bisa dilawan dengan investasi. Tapi hati-hati, banyak penipuan yang berkedok tawaran investasi. Jangan mudah tergoda penawaran produk dengan imbal hasil sangat tinggi dalam waktu yang singkat. Sebelum berinvestasi, pastikan kamu mengetahui jawaban dari 3 pertanyaan ini: tujuannya apa, modalnya berapa % dari tabungan, dan kapan bisa menikmati hasilnya.
Di akhir sesi Ligwina Hananto mengajak para pekerja migran membuat janji kepada diri sendiri untuk menyisihkan minimal 10% dari penghasilannya.
Menjadi pekerja migran yang mandiri? Pasti bisa!
QM Admin
5 Resep Untuk Masalah Cashflow
“Kamu memiliki penghasilan yang cukup tinggi tapi seringkali merasa tidak memiliki cukup uang untuk bertahan hidup menjelang gajian berikutnya?” atau “Penghasilanmu besar tapi tidak punya tabungan?” Itu artinya kamu mengalami masalah dengan cashflow karena keuangan pribadi yang sehat berawal dari cashflow.
Berikut permasalahan cashflow dan cara mengatasinya:
Saya enggak tahu kemana perginya uang saya. agar kamu tahu kemana perginya uangmu, lakuakn langkah mudah berupa mencatat keuangan selama 30 hari. Kamu bisa menggunakan aplikasi pencatatan keuangan yang bisa diunduh di ponselmu. Dengan begitu tidak ada alasan lagi untuk tidak mencatat pengeluaranmu. Mencatat pengeluaran selama 30 hari bisa memberikan gambaran berapa besar uang yang kamu habiskan untuk cicilan utang, pengeluaran rutin, sosial, lifestyle dan menabung setiap bulannya. Jadi, udah bisa kathuan kan kemana larinya uangmu?!
Besar pasak daripada tiang. Dari pencatatan keuangan di poin pertama, kamu bisa melihat kebutuhan pengeluaran harian, mingguan serta bulanan bahkan bocor halus yang terjadi di keuanganmu. Untuk menghindari bocor terus menerus, kamu cukup pergi ke ATM 1x seminggu. Uang tersebut seharusnya mampu membiayai kebutuhan kamu selama seminggu, pintar-pintar saja mengaturnya. Mulai juga proses penghematan dengan berhenti melakukan pengeluaran yang sifatnya tersier, mengubah perilaku konsumsi serta lakukan substitusi untuk barang yang biasanya kamu pakai atau konsumsi.
Terhimpit cicilan yang terlalu besar. Seringkali banyak orang yang tidak menyadari bahwa maksimal kemampuan mencicil utang adalah sebesar 30% dari penghasilan sehingga banyak yang terlilit utang. Saya pernah punya teman kerja yang mencicil rumah melebihi kemampuannya, cicilan utangnya melebihi 50% dari penghasilan bulanannya. Tahun awal saat suku bunga masih fixed memang tidak terasa tapi begitu suku bunga menjadi floating, teman saya terpaksa melakukan over credit rumah kepada orang lain. Sayang bukan? Nah agar cicilan yang telalu besar ini bisa teratasi maka stop mengambil utang tambahan. Memang saat keadaan menghimpit begini yang terpikirkan meminjam tapi sebenarnya itu membahayakan karena hanya gali lubang tutup lubang, enggak akan selesai! Stop pengeluaran yang bisa ditunda, biasanya berupa pengeluaran lifestyle yang kalau tidak ada tidak membuat kita kehilangan nyawa misalnya langganan tv cable, liburan , keanggotaan pusat kebugaran dan lainnya. Bila utang sudah terlalu besar, dengan terpaksa kau harus stop menabung sementara. Kerahkan semua sumber dana yang kamu miliki agar utang dapat terlunasi dengan cepat sehingga kamu bisa membenahi keuanganmu segera!
Tidak bisa menabung karena terpakai terus. Hal ini dapat terus menerus terjadi karena kamu menabung bila ada sisa padahal seharusnya kamu menabung di awal. Tidak jarang juga kamu menyabotase tabunganmu karena tidak memiliki tujuan keuangan yang jelas, maka penting untuk menabung dengan tujuan. Tips selanjutnya, menabung di rekening terpisah yang menjadi rekening lalu lintas pengeluaran bulananmu.
Biaya lifestyle terlalu besar. Apakah kamu hobi belanja? A gadget freak? Mungkin pos pengeluaran lifestyle-mu melebihi 20% dari penghasilanmu. Coba deh untuk menabung dengan tujuan untuk hobi belanjamu, di QM kami menyebutnya magical shopping account. Atau menabung dengan tujuan ponsel pintar terbaru, dan buat deklarasi bahwa kamu akan mengganti ponselmu bila uangnya sudah terkumpul.
Selamat mencoba tips praktis mengatasi permasalahan cashflow di atas ya!
Agar kamu tidak menyesali dosa keuanganmu terus menerus, yuk belajar mengatur keuangan secara online dengan aplikasi zoom! Informasi lanjutan sila follow instagram @QM_Financial!
-FDV Wulan-
Blueprint Of Your Money
Bagi peserta #FinClic Workshop tentu sudah kenal dengan “Blueprint Of Your Money’, sebuah konsep asli yang ditemukan oleh lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto.
Kamu juga penasaran kan apakah “Blueprint of Your Money” itu? Pastikan kamu membaca artikel ini sampai akhir!
Ada 5 hal di dalam konsep “Blueprint of Your Money” yang harus diperhatikan:
- Financial Check Up. Ini merupakan langkah awal untuk mengetahui sehat atau tidaknya keuangan seseorang melalui 3 rasio dasar. Sebaiknya financial check up ini dilakukan secara bersama-sama apabila sudah menikah. Bila kamu belum pernah melakukannya, mulailah dengan melakukan pencatatan keuangan sehingga bisa tahu besaran rasio yang disebutkan tadi.
- Financial Plan. Tujuan keuangan harus memiliki elemen Judul + Nilai + Jangka Waktu. Apa tujuan finansial yang mau dicapai? Dana Darurat, Dana Pendidikan Anak, Dana Pensiun, Dana Liburan (judul)? Semuanya bisa dilakukan dengan menetapkan dulu besaran nilai yang mau dicapai beserta dengan jangka waktunya.
- Protection. Sama seperti halnya rumah yang perlu atap, financial plan membutuhkan perlindungan berupa asuransi. Di dalm kehidupan ini tidak ada yang pasti dan segala yang terjadi mengandung risiko. Itulah fungsinya proteksi yaitu untuk melindungi tujuan finansial dapat berjalan walaupun ada risiko sakit, kecelakaan bahkan meninggal. Ada banyak jenis asuransi yang dapat dibeli tapi yang pasti yang harus dimiliki setiap orang adalah asuransi kesehatan.
- Status Harta & Utang, Akses pada saat darurat, Zakat dan Waris. Penting sekali untuk mengetahui status harta dan utang terutama bagi yang beragama Islam karena hal tersebut berkaitan dengan hal Waris. Akses pada saat darurat menjadi sangat penting karena seringkali pengatur keuangan di keluarga sedang sakit tapi keluarga tidak dapat mengakses keuangan saat darurat sehingga bisa jadi timbul utang baru.
- Aset Aktif. Setelah kondisi keuangan sehat dan tujuan keuangan satu persatu sudah on track, kini saatnya membangun lantai kedua rumah finansial berupa kepemilikan aset aktif seperti bisnis, properti dan surat berharga.
Kamu ingin belajar lebh banyak tentang mengatur keuangan namun memiliki batas ruang dan waktu? Yuk bergabung dengan kelas online melalui aplikasi Zoom, informasi lanjutan sila follow instagram @QM_Financial!
artikel terkait: 5 Hal Yang Sering Ditanyakan Saat Financial Clinic
– Honey Josep –
Pitch Deck Dalam Sebuah Bisnis
Apakah kamu pemilik start up? Atau bisnis kamu sudah berjalan lebih dari satu tahun?
Apakah kamu sebagai pemilik bisnis kenal dengan istilah pitch deck? Bila YA, selamat! Kamu seang membawa bisnismu semakin besar. Bila TIDAK, yuk berkenalan!
Pitch Deck adalah presentasi singkat yang memberikan informasi tentang bisnis kamu saat ini. Isinya mempresentasikan gambaran perusahaanmu kepada klien potensial atau rencana bisnis kedepannya.
Ligwina Hananto, selaku lead trainer dari QM Financial pada 3 November 2018 diundang oleh Australian Consulate – General di kota Makassar untuk menjadi narasumber business workshop.
Di dalam workshop tersebut peserta mempelajari bagaimana cara membuat pitch deck yang baik dalam suatu bisnis. Setidaknya, ada 12 hal yang perlu disiapkan dalam membuat pitch deck. 3 hal yang paling mendasar adalah: APA -SIAPA – BAGAIMANA dalam suatu rencana bisnis.
Workshop yang dihadiri lebih dari 60 orang alumni pelajar Indonesia di Australian Consulate – General sebagian besar sudah mempunyai bisnis. Peserta diajak untuk memecahkan sebuah kasus di dalam sebuah bisnis secara berkelompok.
Selama workshop berlangsung, ada 2 pertanyaan yang menarik perhatian, yaitu:
Q1: Bagaimana kalau sudah memiliki bisnis yang dijalani tapi tidak sesuai dengan passion?
A1: Apabila bisnis tersebut sudah berjalan dan sudah menghasilkan,maka buatlah bisnis lain yang seperti “ekstrakurikuler di sekolah”, yaitu tidak masuk kedalam nilai pelajaran tapi dikerjakan dengan senang hati dan sesuai hobi. Misalkan, si A sudah sukses dengan bisnis keluarga yang sudah turun temurun tapi tidak sesuai dengan passion-nya, maka si A membuat bisnis lain selain itu bisnis yang utama dan sesuai hobi. Contohnya, karena dia hobi liburan, maka dia membuat video blog setiap pergi liburan dan diminati orang banyak. Kalau ternyata hobi tersebut menjadi bisnis dan ternyata menghasilkan melampaui pendapatan dari bisnis keluarga yang dijalani, ya bersyukur. Namun apabila tidak berhasil dengan bisnis ‘ekstrakrikuler’ tersebut maka tidak perlu sedih, karena selayaknya ekstrakurikuler di sekola
h, hal tersebut merupakan siraman batin untuk pribadi kita.
Q2: Bagaimana kalau membuat bisnis yang merupakan tren baru dan tidak sesuai dengan pasar yang ada?
A2: Apabila kamu membuat bisnis yang tidak sesuai dengan masalah yang dihadapi di sekitar lingkunganmu serta kamu awam dengan kondisi sekitar, maka kamu harus bersiap usaha tersebut tidak maju. Mungkin akan ada tren di waktu tertentu tapi bisa tidak bertahan untuk jangka panjang? Karena bisa saja tren baru tersebut sebenernya bukan merupakan kebutuhan
atau masalah yang dihadapi calon pelanggan bisnismu.
Kesan peserta atas workshop
Peserta ada yang mengibaratkan business workshop ini seperti nasi campur yang mempresentasikan materi yang penting serta membuat kenyang.
Ada pula yang mengibaratkannya seperti roti manis, peserta merasa materi pelatihan gurih dan manis.
Bahkan, materi pitch deck di dalam sebuah bisnis seperti jala kote yang enak dimakan tetapi susah dibuat, makanan khas Makassar yang tersaji di atas meja peserta.
Kamu punya kebutuhan pelatihan finansial seperti apa? Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendiskusikan program sesuai kebutuhanmu.
– Mia Damayanti –
#FinClicBisnis Kolaborasi dengan Smartplus Accelerator
#FinClic yang hadir setiap Senin secara live di Instagram @QM_Financial hadir berkolaborasi dengan Smartplus Accelerator Bisnis yang diwakili oleh Ferdy D Savio (CEO Smartplus), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pendampingan bagi pemilik usaha.
Biasa sekali kita temui kalau banyak pemilik usaha yang menjalankan bisnisnya secara otodidak dan berpegang pada insting. Padahal pemilik bisnis bisa lho membuat rencana tahunan yang benar buat usahanya dengan memperhatikan fokus, target, dan hasil.
Ada 3 hal yang perlu kita ketahui untuk buat bisnis :
APA. Biasanya kalau orang memulai bisnis, pasti akan memikirkan produk apa yang mau dijual. Padahal menurut Bapak Budi Isman, pemilik usaha jangan hanya memikirkan penjualan produk tapi harus memeikirkan apakah ada problem apa yang sedang kita carikan solusinya. Contohnya, lebih mudah menjual air mineral ke orang yang sedang kehausan atau yang biasa-biasa saja? Tentu jawabannya yang haus. Jadi air mineral ini menyelesaikan masalah orang yang kehausan. Tidak hanya cukup “produk ini bagus lho”, bisa jadi yang ditawarkan tidak haus atau mungkin orang tersebut lapar sehingga solusi yang dibutuhkan orang itu adalah makan. Penting sekali bagi pemilik bisnis untuk tahu masalah apa yang sedang dihadapi sehingga produk usaha hadir sebagai solusi. Kesalahan terbesar pemilik usaha tentang APA adalah membuat produk usaha tapi tidak ada yang membutuhkannya dan tidak menjadi solusi untuk masalah yang ada.
SIAPA. Sepenting apa sebuah bisnis mengetahui target pasarnya? Pengetahuan akan target pasar harus dibuat secara spesifik seperti siapa mereka beserta dengan kebiasaannya. Contohnya, akan berbeda cara kita berkomunikasi dengan anak muda, orang dewasa dan orangtua. Kembali ke contoh air mineral tadi, kalau kita makan di restoran mewah maka air mineral yang ditawarkan berbeda dengan air mineral di restoran cepat saji karena target pelanggannya berbeda. Bila target pasar usaha kamu tepat dan didukung dengan produk yang tepat maka akan membuat penjualan menjadi mudah.
BAGAIMANA. Bagaimana cara memperkenalkan produk atau jasa dari usaha? Langkah apa yang akan kamu ambil agar orang-orang bisa mengetahui keberadaan produk atau jasamu yang menjadi solusi bagi permasalahan mereka?
Beberapa pertanyaan yang timbul:
Q1: Bagaimana mengatasi rasa takut gagal dalam memulai sebuah bisnis?
A1: Apa yang bikin takut? Kenapa takut gagal? Kenapa berpikir bisa gagal? Mengapa enggak berpikir sebaliknya? Bisnis gagal? Semua juga takut tapi yuk dilawan!
Q2: Apakah ada aturan tertentu terkait dengan anggaran pemasaran terhadap omset?
A2: Sebenarnya tidak ada aturan anggaran pemasaran yang baku karena setiap industri punya karakteristik berbeda-beda.Salah satu yang bisa menjadi acuan adalah Return On Marketing Investment (ROMI), yaitu setiap uang yang dikeluarkan bisa diukur imbal baliknya untuk perusahaan. DAri dana yang sudah keluar, bisa menghasilkan sales atau traffic berapa? Belum tentu langsung terkonversikan menjadi penjualan. Ada juga yang berpendapat bahwaanggaran pemasaran yang sehat tidak melebihi 10% dari omset.
Q3: Bagaimana menghadapi saingan baru yang merusak harga pasaran?
A3: Kalau banyak pesaing masuk berarti industri bisnis kamu bagus. Banyak yang di luar sana menjadi usaha dengan bermodalkan Amati Tiru Modifikasi (ATM), tapi kita harus jadi market leader dengan berinovasi agar punya daya saing. Enggak perlu kuatir dengan kompetitir karena apabila mereka bermodalkan ATM, margin mereka lebih kecil. Sehingga bisa jadi keuangan mereka tidak sekuat keuangan kita.
Q4: Apakah boleh meminjam di bank apabila ingin memulai bisnis tetapi modal tidak cukup?
A4: Kalau mulai bisnis belum apa-apa sudah ngutang, nanti bayarnya pakai apa? Berhati-hati ya karena utang pinjaman itu datang dengan tanggung jawab untuk membayar. Pinjaman biasanya untuk modal kerja dengan proyek yang sudah ada. Kalau memulai, yang dibutuhkan adalah investor yang artinya kita mencari partner dari segi modal. Jadi ada 2 sumber pendanaan untuk memulai bisnis yaitu mencari investor yang tertarik dengan bisnis atau pinjaman bank. Kalau investor, kalian akan menanggung kepemilikan secara bersama-sama. Sedangkan bila meminjam uang di bank, akan dikenai beban bunga yang tinggi.
Q5: Apakah menjadi dropshipper yang hasilnya bisa digunakan untuk menabung saham itu artinya sudah berbisnis?
A5: Apabila seluruh keuntungan digunakan sepenuhnya untuk membeli saham, itu artinya kamu sedang berdagang karena tidak ada uang yang mengendap untuk dikelola di bisnisnya. Sebuah bisnis harus membangun brand produk atau brand perusahaan. Tidak ada yang hina dari berdagang, terus dilanjutkan tapi tidak semua berdagang bisa jadi bisnis. Kalau ingin berdagang menjadi sebuah bisnis, bangun brand dan ada uang yang bisa dikelola untuk membangun produk atau perusahaan.
Q6: Apakah yang perlu dipersiapakan dalam membangun sebuah social enterprise?menjadi dropshipper yang hasilnya bisa digunakan untuk menabung saham itu artinya sudah berbisnis?
A5: Apapun bisnis yang sedang dibangun, perlu disiapkan 12 pertanyaan strategis. 3 pertanyaan pertama: APA, SIAPA, BAGAIMANA. Harus memikirkan penghasilan agar bisa membayarkan biaya operasional sehingga social impact bisa lebih besar.
Q7: Saya punya bisnis street food. Apa yang harus dilakukan pada era disruption seperti ini?
A7: Manfaatkan teknologinya, biarkan perusahaan IT yang membuat, kita tinggal nikmatin. Join the crowd!
Jadi, bisakah kamu menjawab APA – SIAPA – BAGAIMANA bisnis yang sedang kamu bangun?
Terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
– Honey Josep –
Solusi Problem Keuangan Generasi Langgas
Halo generasi langgas (millenials)!
Apakah kamu senang berbelanja barang-barang bagus tapi diam-diam ketakutan karena tidak punya tabungan?
Apakah kamu merasa memiliki pendapatan tapi selalu kehabisan uang di akhir bulan?
Apakah kamu merasa sulit sekali menabung?
Sesekali, coba deh periksa kembali apa yang menjadi gaya hidupmu. Jangan-jangan, kamu termasuk bagian dari fenomena generasi langgas yang sanggup bergaya hidup layaknya kalangan jetset, tapi selalu mengeluh kekurangan uang.
Millenials memang dikenal sebagai kaum yang kerap mengikuti gaya hidup kekinian. Mereka beranggapan bahwa hal tersebut dapat menunjang karier mereka dan dapat membuka peluang networking yang lebih baik. Apalagi kalau mereka mempunyai bisnis atau bekerja di bidang pemasaran. Mereka percaya bahwa lifestyle yang up to date akan memudahkan untuk mendapatkan penghargaan saat bertemu dengan mitra yang memiliki prospek.
Pada kenyataannya, memang benar gaya hidup demikian dapat memengaruhi dan menunjang karier seseorang. Namun ironisnya, di tengah kemampuan untuk bergaya layaknya kelas jetset, banyak generasi langgas yang selalu mengeluh kekurangan uang. Baru seminggu gajian, dompet sudah menipis dan langsung gesek kartu kredit untuk mencukupi kebutuhannya.
Inilah yang menjadi dilema bagi generasi langgas. Mereka ingin menjalani hidup sesuai keinginan mereka, tapi di saat yang bersamaan merasa frustasi karena selalu kehabisan uang. Tidak hanya itu, mereka pun menolak menurunkan standar gaya hidupnya karena gengsi dan takut dibilang culun punya (cupu).
Berikut ini ada beberapa tips dari lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto yang dapat dijadikan solusi untuk mengatasi problem keuangan yang dihadapi oleh generasi langgas.
Pertama, Jangan bersikap cuek terhadap jumlah pendapatan dan pengeluaranmu. Ketahui berapa jumlah pendapatan yang kamu miliki setiap bulan. Setelah itu, buatlah komposisi pengeluaran bulananmu. Hal ini bermanfaat untuk modal dasar perbaikan kondisi keuanganmu.
Kedua, Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan artinya prioritas dan harus segera dipenuhi sedangkan keinginan bisa kamu tunda.
Ketiga, Jangan mudah berhutang. Bagaimana kalau kamu harus berutang? Kalau harus berutang maka pastikan penggunaan utang tersebut harus sesuai dengan tujuan. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan membayar dalam waktu tertentu. Jangan sekali-kali berhutang untuk kebutuhan konsumtif seperti belanja, foya-foya apalagi demi gengsi.
Keempat, Jaga Lifestyle! Millenials kerap memiliki hasrat untuk selalu menjadi yang terdepan ketika sudah berkaitan dengan liburan, teknologi, fesyen dan gadget. Boleh kok liburan kemana saja dan kapan saja, kamu juga boleh kok beli gadget apapun yang kamu mau, asal ada uangnya! Kalau belum ada uangnya, ya nabung dulu. Jadi, apakah kamu termasuk generasi langgas yang bergaya hidup ‘kaya’ tapi sebenarnya ‘miskin’ di kantong? Bila ya, segera ubah gaya hidupmu dan mulailah bijaksana dalam mengatur keuangan agar kamu bisa hidup mapan dan nyaman di hari tua.
Nita Kurniawati
Sumber Daya Manusia Tepat, Bisnis Kuat
Kita sering mendengar pernyataan bahwa sumber daya manusia adalah aset utama dari sebuah bisnis. Dengan sumber daya manusia yang tepat, bisnis akan menjadi kuat. Memilih karyawan yang salah bisa menjadi awal kegagalan bagi sebuah bisnis. Bagaimana tidak? Hampir semua proses dalam bisnis melibatkan karyawan sebagai pengambil keputusan dan pelaksana operasional perusahaan.
Memiliki sumber daya manusia yang tepat dimulai dari proses rekrutmen. Rekrutmen untuk mendapatkan karyawan terpilih membutuhkan proses yang panjang mulai dari mendefinisikan posisi dan kompetensi yang dibutuhkan serta kompensasi yang ditawarkan, mendistribusikan info lowongan pekerjaan, screening CV yang masuk, memilih pendaftar yang memenuhi syarat, hingga proses tes, wawancara dan tes kesehatan jika diperlukan. Sungguh proses yang panjang, melelahkan, dan berbiaya banyak.
Bagi perusahaan besar, biaya untuk mendapatkan tenaga kerja berkualitas tentu bukan masalah. Anggaran sudah tersedia sesuai rencana pengadaan tenaga kerja yang sudah disusun tahun sebelumnya. Namun bagi bisnis kecil seperti UKM, proses rekrutmen perlu dibuat seefisien mungkin. Tidak ada ruang untuk kesalahan. Biaya inefisiensi sumber daya manusia terlalu mahal bagi sebuah bisnis kecil yang sedang berjuang mencapai target-target jangka pendek maupun jangka panjangnya. Bagaimana caranya mendapatkan sumber daya manusia yang tepat, agar bisnis kecil kita kuat?
Temukan jawabannya di Financial Clinic Bisnis Workshop – Modul Human Capital Management yang akan dilaksanakan pada Sabtu&Minggu, 20-21 Oktober 2018 di Jakarta. Bersama HR Expert dari Indonesia HR Academy – komunitas profesional Human Resource – pemilik bisnis akan dibantu membuat sistem rekrutmen untuk menemukan karyawan yang tepat. Berbagai permasalahan sumber daya manusia lainnya pun akan dibahas secara tuntas.
Jadi, tunggu apa lagi? Daftar segera di sini: bit.ly/FinClicBisnis2021OKT atau WA 0811 1500 688 (NITA).
QM Admin
Financial Clincic Bisnis 20-21 Oktober, Modul Human Capital Management
Masalah apa yang paling memusingkan bagi pemilik bisnis selain memastikan target perusahaan tercapai? Yap. Mengelola karyawan! Karyawan adalah aset yang paling berharga dalam bisnis. Tanpa kinerja karyawan yang baik, operasional perusahaan tidak akan berjalan, pencapaian target pun hanya ada di angan.
Berbagai permasalahan tentang karyawan pun menjadi PR bagi pemilik bisnis. Mulai dari bagaimana merekrut orang yang tepat, membangun tim yang solid, menyusun kompensasi dan benefit, hingga mengukur kinerja karyawan. Pun tentang mengelola aspek legal dan administratifnya.
Pilar-pilar pengelolaan sumber daya manusia bagi perusahaan besar dan kecil memang tak jauh berbeda. Di perusahaan besar, biasanya sudah ada tim ahli Human Resource (HR) yang siap sedia. Besaran bujet pun tak menjadi halangan. Namun, bagi bisnis kecil seperti UKM, setiap sumber daya harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin.
Bagaimana caranya mengelola sumber daya manusia di bisnis kecil agar bisa efektif dan efisien? Temukan jawaban atas berbagai permasalahan Human Resources langsung dari ahlinya di sini:
Bersama HR Expert dari Indonesia HR Academy – komunitas profesional Human Resource – pemilik bisnis akan dibantu menemukan jawaban dari berbagai permasalahan sumber daya manusia yang mereka hadapi.
Jadi, tunggu apa lagi? Daftar segera di sini: bit.ly/FinClicBisnis2021OKT atau WA 0811 1500 688 (NITA)
QM Admin
Eka dan Etniqa: Mewujudkan Misi Cinta Produk Dalam Negeri
Bisnis adalah tentang memberikan solusi atas suatu masalah. Karena itu, masalah seringkali menjadi kesempatan untuk membangun bisnis. Berawal dari kesulitan teman-teman pengrajin untuk menemukan pemasok kain tradisional yang berkualitas, Eka Budiana mendirikan Etniqa.com – sebuah marketplace produk etnik khas Indonesia.
Simak cerita Eka membangun Etniqa.com dan mengembangkannya menjadi portal edukasi untuk mencintai produk etnik dalam negeri.
Bagaimana kisah awal mula Etniqa dan bagaimana perkembangannya hingga kini?
Etniqa.com berawal dari kendala teman-teman pengrajin (crafter) dalam menemukan pemasok kain tradisional (kain batik, tenun, songket) yang berkualitas. Saat itu belum ada marketplace yang fokus memasarkan ragam produk etnik atau oleh-oleh khas Indonesia. Melalui Etniqa, saya ingin turut berkontribusi memasarkan produk etnik dalam negeri.
Siapakah target pasar utama Etniqa?
Pasar utama Etniqa.com adalah para pengrajin yang membutuhkan bahan baku kain batik, tenun dan songket untuk mereka olah menjadi produk jadi seperti tas dan aksesori. Sebagian pasar kami adalah kolektor kain tradisional.
Mengapa Etniqa memilih memasarkan produk via digital?
Indonesia masih dalam tahap membiasakan diri berbelanja melalui platform digital. Kami yakin pemasaran dan edukasi melalui digital akan berdampak luas dengan kemudahan akses internet dan proses pembayaran. Salah satu faktor keberhasilan transaksi digital adalah membangun kepercayaan pelanggan dengan membeli produk dari mitra yang terkurasi. Di sinilah Etniqa membangun positioningnya.
Apa strategi yang digunakan oleh Etniqa untuk memenangkan pasar?
Etniqa mengkombinasikan strategi online dan offline. Kami membangun komunitas untuk menjadi bagian dari advocacy marketing Etniqa.
Ke depan, apa rencana Eka untuk Etniqa?
Etniqa.com sedang mengembangkan konsep bisnis yang sebelumnya hanya marketplace menjadi portal informasi atau direktori aneka produk etnik khas Indonesia. Kami juga membuat program edukasi tentang kain tradisional – kerja sama dengan para ahli, termasuk menyelenggarakan workshop membatik. Harapannya kegiatan workshop membatik menjadi salah satu kegiatan utama di sekolah-sekolah agar melatih kreatifitas, disiplin, kesabaran/ketelatenan dan mencintai produk budaya serta produk dalam negeri sejak kecil.
Kisah suka dan duka apa yang Eka alami selama membangun bisnis?
Dukanya, waktu untuk keluarga dan teman berkurang karena dialokasikan untuk belajar dan praktik membangun bisnis. Senangnya, apa yang kami bangun akan turut membantu rekan-rekan pengrajin dalam meningkatkan bisnis mereka. Edukasi tentang kain tradisional pun sudah mulai berjalan.
Eka adalah alumni FinClicBisnis April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti workshop?
Manfaat yang dirasakan adalah “tertampar” bahwa bisnis itu bukan hanya cashflow. :)
Setelah mengikuti workshop, saya jadi memahami bahwa membangun bisnis adalah membangun “lantai kedua” sehingga fondasi “lantai pertama” atau keuangan pribadi dan keluarga juga harus disiapkan dengan baik.
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Kunci utama adalah semangat belajar dan mengetahui proses detail bisnis. Membangun bisnis berawal dari identifikasi masalah yang ada dan bagaimana memberikan solusi untuk target pasar. Saya percaya, membangun bisnis tidak bisa dilakukan sendirian. Perlu partner yang tepat untuk saling mengisi dan berkolaborasi dengan tim yang sudah ahli di bidangnya. Selain itu, fokus dengan apa yang bisa dikerjakan sendiri atau oleh tim inti. Saat membuat rencana, kita perlu membuat rencana cadangan untuk antisipasi jika ada yang tidak berjalan dengan baik. Setelah itu, lakukan evaluasi dan membuat corrective action agar bisa terus memberikan yang terbaik bagi pelanggan.
Seru ya cerita Eka. Tertarik dengan produk etnik dalam negeri? Sila kunjungi websitenya di Etniqa.com.
Atau tertarik dengan cerita Eka tentang lantai pertama dan kedua dalam pengelolaan keuangan bisnis dan pribadi? Kamu bisa ikut Financial Clinic Workshop Modul 3&4 yang akan berlangsung 22-23 September 2018 di Jakarta dengan mendaftar melalui link berikut: bit.ly/FinClic2223SEPT atau Financial Clinic Bisnis Modul C&D yang akan hadir Oktober nanti. Ikuti terus updatenya di sosial media @QM_Financial ya!
Fransisca Emi
Financial Clinic Workshop Modul 1&2: Serunya Bikin PLAN ala Financial Planner
Halo!
Akhir bulan Agustus lalu, QM Financial kembali mengadakan Financial Clinic Workshop Modul 1&2. Workshop ini merupakan batch kedua setelah sebelumnya batch pertama sukses dijalankan di awal Maret 2018.
Liputan batch 1 bisa dilihat di sini: http://qmfinancial.com/2018/04/mau-bikin-plan-sendiri-bisa/
Selama dua hari, peserta akan belajar bagaimana membuat PLAN sendiri ala Financial Planner. Makin seru dengan pembahasan studi kasus bersama QM Trainer.
Modul 1: Cashflow
Untuk memulai membuat PLAN, kita harus memastikan keuangan kita sehat. Karena itulah kita perlu melakukan financial check up. Kita akan membutuhkan data neraca dan arus kas pribadi. Sudah siap untuk mengetahui kesehatan keuanganmu?
Langkah kedua adalah menentukan tujuan finansial. Tujuan finansial terdiri atas judul, nilai dan jangka waktu. Ibarat mau naik angkot, kita harus tahu tujuan akan ke mana agar bisa memilih armada yang tepat. Jadi, TujuanLoApa?
Langkah ketiga, peserta akan belajar menghitung kebutuhan dana untuk mencapai tujuan finansialnya dengan The Formula – rumus keuangan praktis dari QM Financial. Dari sini kamu bisa tahu harus mengalokasikan berapa, ke produk apa untuk mencapai masing-masing tujuan finansial.
Asyik kan? Belajar sekali, rumus praktisnya bisa kamu manfaatkan seumur hidup!
Modul 2: Reksa dana dan Asuransi
Di hari kedua, peserta akan belajar dua produk yang paling sering digunakan dalam PLAN: Reksa dana dan asuransi. Reksa dana merupakan salah satu produk investasi yang memberikan kemudahan alokasi dana ke berbagai instrumen keuangan dengan tingkat risiko dan imbal hasil bervariasi. Sedangkan asuransi adalah produk proteksi yang memberikan perlindungan selama kita dalam upaya pencapaian berbagai tujuan finansial.
Di QM Financial kami menganut prinsip bahwa produk harus melayani tujuan. Di hari kedua ini dibahas bagaimana memilih reksa dana dan asuransi sesuai dengan kebutuhan. Peserta juga bisa membawa polis asuransi yang sudah dimiliki untuk mengecek apakah asuransi yang sudah dibeli sesuai dengan kebutuhan.
Lebih lanjut tentang asuransi: http://qmfinancial.com/2018/04/seperti-rumah-yang-butuh-atap-plan-juga-butuh-proteksi/
Ini kata mereka yang sudah mengikuti Financial Clinic Workshop Modul 1&2.
“Dari dulu saya belajar menghasilkan uang, namun tidak pernah belajar bagaimana mengelolanya. Kini saya bisa membuat PLAN sendiri. Workshop ini worth it banget! Simpel dan langsung bisa diaplikasikan.
-Fajar, karyawan swasta
“Setelah mengikuti workshop, saya jadi lebih tahu goals mana yang harus lebih diprioritaskan dan produk apa yang bisa membantu saya mencapai tujuan. Tiga kata untuk workshop ini: fun, seru, nagih.”
-Gusti Tanake, karyawan BUMN
“Sebagai ibu rumah tangga, saya kaget dengan tingginya biaya pendidikan. Apalagi saya dan suami hobi jalan-jalan. Promo tiket murah sungguh jadi godaan. Sekarang saya jadi tahu kebutuhan finansial apa saja yang harus disiapkan hingga 25 tahun ke depan. Workshopnya bermanfaat dan actionable banget deh!
-Dwi, Ibu rumah tangga
Gimana? Workshopnya seru dan bermanfaat banget kan. Jangan sampai ketinggalan jadwal Financial Clinic Workshop Modul 3&4 yang akan diadakan tanggal 27&28 Oktober 2018. Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendaftar.
Mia Damayanti