Mulai Investasi, Berikut 5 Hal yang Harus Selalu Menjadi Pertimbangan Sebelumnya
Sudah waktunya bagi setiap orang untuk mulai investasi sejak dini, sejak muda, sejak masih sehat, sejak masih produktif.
Namun, sebelum mulai investasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan menjadi pertimbangan, agar ke depannya kamu sudah aware akan segala risiko dan kondisi yang terjadi dan mungkin berbeda dari harapan kamu sebelumnya.
Ikuti terus artikel ini sampai selesai ya.
5 Hal untuk Dipertimbangkan dengan Saksama Sebelum Mulai Investasi
1. Tujuan yang ingin dicapai
Sebelum mulai investasi, hal pertama yang harus diputuskan lebih dulu adalah tujuan kamu berinvestasi. Ingat, #TujuanLoApa? Apa yang ingin kamu capai dengan berinvestasi? Apa cita-cita yang pengin kamu wujudkan melalui investasi?
Setiap orang bisa memiliki tujuan yang berbeda, dan enggak hanya satu tapi banyak. Kamu pun pasti begitu. Ibarat hendak pergi ke suatu tempat, tentu kita akan menentukan tujuan dulu baru kemudian menentukan kendaraan apa yang bisa digunakan; yang lebih nyaman, lebih cepat, lebih hemat, dan berbagai pertimbangan lainnya.
Begitu juga jika kamu mulai investasi. Tentukan dulu tujuannya, baru deh kendaraannya mau pakai apa.
2. Perhitungkan jumlahnya
Berapa total kebutuhanmu untuk bisa mencapai tujuan? Nominal ini akan menjadi target pencapaian dari investasimu, sehingga penting untuk ditentukan dulu sebelum mulai investasi.
Nominal ini juga akan “memberi tahu” kamu, berapa yang harus kamu sisihkan untuk diinvestasikan setiap bulannya. Dari sini, kamu bisa mengecek apakah rasio menabungmu cukup realistis dan ideal, yaitu kurang lebih 10% dari penghasilan rutin.
Nominal dari perhitungan kebutuhan ini juga akan memberimu gambaran, tentang mampu tidaknya kamu meraih keinginanmu. Jika ternyata dalam perhitungan kamu tidak mampu, maka kamu bisa mencari solusi alternatif yang lain. Menambah tingkat risiko, misalnya, tetapi di sini pun kamu harus mempertimbangkan profil risikomu sendiri.
3. Niat dan motivasi
Untuk bisa mulai investasi saja sudah butuh niat yang besar, karena kamu akan perlu untuk menghemat berbagai pos pengeluaran lain yang mungkin selama ini ada untuk memberi reward pada diri sendiri. Hal ini cukup susah loh dilakukan. Iya, QM Financial tahu betul akan hal ini. Tetapi, hidupmu kan enggak berhenti di masa kini saja. Kamu harus memikirkan nanti di masa depan, kamu ingin hidup seperti apa, ya kan? Karenanya, niat mulai investasi ini memang harus ditumbuhkan sejak awal.
Setelah mulai investasi, untuk konsisten menyisihkan sebagian penghasilan untuk diinvestasikan itu juga merupakan tantangan tersendiri. Godaannya banyak, apalagi untuk investasi jangka panjang.
Tenang, bukan hanya kamu sendiri kok yang mengalami permasalahan yang sama. Banyak orang yang bermasalah juga dalam hal ini.
So, ayo bangun niat dan motivasi untuk mulai investasi dan kemudian konsisten melakukannya. Kamu pasti bisa.
4. Pengetahuan yang cukup
Untuk bisa mengenali, mana instrumen yang paling sesuai untuk tujuan-tujuan keuangan yang sudah kamu rencanakan, kamu perlu punya pengetahuan akan produk investasi yang cukup.
Mana saja yang cocok untuk tujuan keuangan jangka pendek, mana yang lebih bagus kalau dimanfaatkan sebagai instrumen investasi jangka menengah, dan mana saja yang harus jangka panjang. Dengan berbekal pengetahuan ini, kamu bisa mulai investasi dengan instrumen yang tepat, sehingga besar peluang tujuan keuanganmu akan tercapai nantinya.
5. Paham risiko
Selalu ingat ya, bahwa setiap instrumen investasi akan membawa risikonya masing-masing. Kamu harus benar-benar paham akan hal ini sebelum mulai investasi.
Pahami, bahwa imbal investasi yang kecil akan datang bersama risiko yang juga minim. Sedangkan, jika kamu menginginkan keuntungan besar maka kamu juga harus siap mengelola risiko yang juga tinggi. Tidak akan pernah ada investasi tanpa risiko tapi memberikan keuntungan puluhan persen. Itu hanya ada dalam investasi bodong.
Paham akan risiko investasi akan membuatmu bisa mengelola diri dengan baik. Enggak gampang panik ketika pasar saham turun, enggak buru-buru jual saham ketika IHSG merosot. Kamu akan tetap tenang, meski portofoliomu memerah. Kamu akan yakin, dengan analisis yang benar, keuntungan akan datang juga pada waktunya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Mau Jadi Perencana Keuangan untuk Diri Sendiri? 7 Hal Ini Harus Dipelajari Dulu!
Seorang perencana keuangan dibutuhkan ketika kita merasa kesulitan mengatasi permasalahan keuangan yang terjadi, atau ketika kita merasa kewalahan mengelola keuangan pribadi kita. Mereka akan membantu menawarkan berbagai macam solusi, agar kemudian kita bisa sukses meraih tujuan-tujuan finansial kita.
Pernahkah kamu mempertimbangkan untuk menjadi perencana keuangan untuk dirimu sendiri?
Hmmm, sounds interesting ya? Iyaps, karena dengan menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri (dan keluarga), kita bisa membuat berbagai keputusan keuangan sendiri. Semua bisa dipertimbangkan menurut kebutuhan dan keinginan kita sendiri. Kita juga bisa bertanggung jawab atas keputusan-keputusan itu terhadap diri sendiri. Rasanya, bebas banget mau menentukan, pengelolaan seperti apa yang kita inginkan dan bisa mengoptimalkannya sesuai kemampuan dan kebutuhan kita.
Yes banget kan? Nah, mari kita lihat beberapa hal yang perlu kamu pelajari jika kamu ingin menjadi perencana keuangan untuk dirimu sendiri.
7 Hal untuk Menjadi Perencana Keuangan Bagi Diri Sendiri
1. Membuat catatan atau laporan keuangan
Nah, kamu pasti sudah tahu, apa pentingnya membuat laporan arus kas keuangan pribadi ini kan?
Yes, catatan atau laporan keuangan yang detail dan rapi dapat membantumu untuk mencermati jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam keuangan, bisa mencari solusinya, dan dengan catatan pengeluaran, kamu juga bisa mengendalikan belanja sehingga kamu bisa lebih banyak menabung demi tujuan finansialmu.
2. Membuat anggaran
Anggaran belanja ini sepenting catatan pengeluaran. Buku catatan keuanganmu belumlah lengkap tanpa adanya anggaran belanja.
Untuk bisa menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri–dan kemudian membuat rencana keuangan yang komprehensif–kamu harus bisa membuat anggaran untuk berbagai macam keperluan.
Ingat, kebutuhan akan selalu lebih banyak daripada sumber daya yang kita miliki. Tanpa anggaran, kita bisa salah prioritas, sehingga bisa jadi kita malah terlalu banyak membelanjakan uang ke hal-hal yang kurang penting.
3. Merumuskan tujuan keuangan
Tak semua orang tahu apa yang mereka inginkan. Banyak loh, yang hanya sekadar menjalani hidup, tanpa ada intensi untuk meningkatkan kualitasnya, karena menjadikan penghasilan yang pas-pasan sebagai alasan.
Padahal, dengan pengelolaan keuangan yang baik, gaji atau penghasilan seberapa besar pun tak akan menjadi masalah. Ini bisa diatasi jika kamu mau menjadi perencana keuangan untuk dirimu sendiri.
Salah satunya, kita harus memiliki tujuan keuangan yang disusun berdasarkan prioritas. Ini butuh keterampilan khusus, karena yah, sekali lagi, keinginan dan kebutuhan akan selalu lebih banyak daripada sumber daya. Jadi, kita mesti pintar-pintar mengatur sumber daya itu agar semua kebutuhan bisa terpenuhi.
4. Memilih instrumen investasi yang tepat
Untuk merealisasikan tujuan keuangan yang sudah kamu susun, kamu perlu bantuan beberapa instrumen investasi yang tepat. Hal ini harus kamu pelajari betul jika ingin menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri.
Jangan mikir yang ribet dulu. Belajar investasi itu layaknya sekolah. Kamu enggak bisa tahu-tahu duduk di bangku SMA, tapi harus menjalani pendidikan di playgroup dulu, kemudian TK, SD, SMP, dan kemudian baru SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Yes, bertahap.
Jadi, belajar investasi itu seharusnya bisa dilakukan oleh semua orang, apalagi buat mereka yang sudah punya niat kuat untuk menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri dan keluarga. Pasti akan terasa lebih mudah ketika kamu belajar one step at a time. Yang penting, kenalan dulu!
5. Bijak kelola utang
Utang bisa jadi penghambat besar untukmu, jika kamu tidak bisa mengelola keuangan dengan baik. Padahal, di sisi lain, utang juga dibutuhkan agar kita bisa meraih hal-hal di luar jangkauan yang dapat meningkatkan kualitas hidup kita di depan.
Karenanya, kalau mau menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri, bisa bijak mengelola utang adalah satu skill yang mutlak untuk dimiliki.
6. Mengenal berbagai jenis proteksi
Tanpa proteksi, rencana keuangan bisa hanya tinggal rencana. Tujuan keuangan bisa gagal dicapai. Karenanya, proteksi ini mutlak dimiliki, seperti yang sudah dijelaskan dalam Blueprint of Your Money.
Ada 2 jenis proteksi yang wajib kamu miliki sebagai jaring pengaman rencana keuanganmu: asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Bagaimana cara memilih asuransi yang paling cocok, dan bagaimana perhitungannya? Kamu bisa mempelajarinya dengan mudah kok.
7. Memotivasi diri sendiri
Menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri pastinya bukan proses yang mudah, tetapi juga enggak sesulit yang dibayangkan. Setidaknya, kamu enggak perlu sertifikat-sertifikat tertentu untuk menjadi seorang perencana keuangan untuk diri sendiri, karena kamu “hanya” perlu bertanggung jawab pada dirimu sendiri, terhadap keputusan-keputusanmu sendiri.
Tentunya, kamu mau yang terbaik dong untuk dirimu sendiri?
Karena itu, kamu perlu belajar untuk memotivasi diri sendiri untuk terus belajar mengelola keuangan. Tanpa motivasi, rasanya mustahil untuk bisa konsisten, ya kan? Padahal konsistensi sangat diperlukan, terutama untuk mewujudkan rencana jangka panjang.
Nah, tertarik untuk menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri dan juga untuk keluarga?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Kenapa Membuat Laporan Arus Kas Pribadi Itu Penting? Ini 5 Alasannya!
Pengin mencapai kebebasan finansial? Pengin mewujudkan keinginan-keinginan dan cita-cita di masa depan? Pengin memperbaiki kualitas hidup? Semua itu ternyata bisa dicapai “hanya” dengan membuat laporan arus kas pribadi loh!
Iya, beneran, karena untuk semua yang kamu inginkan untuk hidupmu itu, kamu harus membuat suatu rencana keuangan yang komprehensif. Sedangkan untuk membuat rencana keuangan yang menyeluruh seperti ini, kamu perlu mengetahui bagaimana kondisi pemasukan dan pengeluaranmu.
Nah, kebayang kan korelasinya?
Posisi arus kas keuangan pribadi kamu memang menjadi fondasi bagi semua rencana dan cita-cita hidup kamu, bahkan sampai jauh ke depan nanti.
Mari kita lihat 5 alasan pentingnya membuat laporan arus kas pribadi ini, agar kamu yang sampai sekarang belum pernah melakukannya bisa termotivasi untuk mengelola keuangan dengan lebih baik dan bisa mulai dari sini.
5 Alasan Pentingnya Membuat Laporan Arus Kas Pribadi
1. Tahu posisi keuangan
Ini yang paling penting. Tanpa membuat laporan arus kas pribadi, mana bisa kita tahu dengan persis bagaimana posisi keuangan kita: sehat atau enggak?
Apa sih tanda keuangan sehat? Nah, ini kamu bisa baca lengkap di artikel sebelumya, yang sudah ditautkan ya.
Kita akan bisa menilai, apakah posisi keuangan kita sudah baik atau belum, dari mencermati laporan arus kas pribadi ini, karena di sini ada perhitungan penghasilan dan anggaran pengeluaran secara detail, termasuk juga ada catatan aset dan kewajiban–kalau kamu sudah bisa membuat laporan arus kas secara lengkap.
Dengan tahu posisi keuangan kita dengan pasti, maka selanjutnya akan lebih mudah bagi kita untuk menyusun rencana keuangan dengan baik hingga jangka panjang.
2. Bantu sesuaikan atau kendalikan pengeluaran
Dengan laporan arus kas pribadi ini, kamu akan tahu bagaimana satu jenis pengeluaran saja berdampak pada posisi keuangan secara keseluruhan. Bahkan, dengan catatan ini, kamu akan bisa memperhitungkan dengan baik jika hendak menambah pos pengeluaran; memang perlu banget, ataukah bisa ditunda. Atau, malah kemudian kamu memutuskan untuk membatalkannya, karena di catatan kamu belum capable untuk melakukannya.
Catatan arus kas akan dapat membantu kita menyortir, mana kebutuhan yang sangat urgent sehingga perlu diprioritaskan, dan mana yang kurang urgent. Dengan demikian, keuangan akan dapat terkendali secara keseluruhan, karena kita tahu, mana yang harus disesuaikan dan mana yang bisa dilakukan.
3. Tahu kapasitas diri sendiri
Adalah wajar, ketika manusia punya banyak kebutuhan dan keinginan, tetapi punya sumber daya yang terbatas. Dengan membuat laporan arus kas pribadi, kita tahu kemampuan finansial kita sampai seberapa.
Keterbatasan kita ini kemudian bisa dimanfaatkan untuk membuat perencanaan keuangan yang strategis, sehingga meski dengan sumber daya terbatas, semua cita-cita tetap bisa terwujud,
Sepertinya mustahil sih, kita bisa melakukannya jika tidak ada laporan arus kas pribadi.
4. Bantu siapkan tujuan
Catatan pemasukan dan anggaran setiap bulan akan membantu kita untuk mengetahui apa yang perlu disiapkan untuk merealisasikan rencana demi tercapainya tujuan keuangan.
Kalau perlu, demi bisa mencapai tujuan lebih cepat, kita pun memotong anggaran di pos-pos pengeluaran tertentu. Kita bisa menentukan, pengeluaran mana yang harus dihemat dari mencermati laporan arus kas keuangan pribadi bulanan ini.
Tanpa laporan, akan sulit menentukan, pengeluaran sebelah mana yang bisa disesuaikan. Iya nggak sih?
5. Kelola lebih baik untuk kesehatan keuangan yang lebih baik
Dengan membuat laporan arus kas pribadi yang rapi dan baik akan membantu kita untuk melihat kondisi keuangan kita secara keseluruhan, dan mereview-nya sewaktu-waktu. Kita bisa tahu, apakah rasio menabung kita sudah ideal, apakah rasio pengeluaran kita masih dalam batas wajar, apakah utang kita tidak berlebihan, sampai kita juga bisa tahu, rasio likuiditas keuangan kita.
Hal-hal seperti ini penting banget lo, kita ketahui kalau pengin bisa membuat rencana keuangan kita sendiri hingga jangka panjang. Jika ada pengeluaran atau anggaran yang tak wajar, kita juga bisa dengan cepat aware, sehingga bisa melakukan sesuatu untuk antisipasi.
Ya, pendeknya, membuat laporan arus kas pribadi itu penting banget buat kita.
Lalu, apakah kamu sudah tahu cara membuat laporan arus kas pribadi ini? Gampang kok. Kamu bisa belajar di kelas online QM Financial! Akan ada worksheet dalam bentuk .xls yang bisa kamu pakai untuk laporan arus kas pribadi kamu, sekaligus kamu bisa belajar mengisinya juga.
Mau? Yuk, segera daftarkan dirimu ya!
7 Ciri Keuangan Sehat yang Pasti Bisa Dicapai oleh Semua Orang
Setiap orang pasti pengin sehat. Enggak hanya soal tubuh fisik yang sehat, pun mentalnya, tetapi pasti juga pengin punya keuangan sehat. Betul?
Punya keuangan yang sehat itu sebenarnya simpel kok. Justru malah lebih rumit kalau kita ‘pengin kaya’. Tapi, kebanyakan sih yang terakhir yang menjadi target kebanyakan orang. Well, kamu enggak perlu jadi kaya kok untuk punya keuangan sehat.
Berikut beberapa ciri keuangan sehat, yang sebenarnya simpel banget bahkan mungkin kamu sudah menuju ke arah yang sama sekarang ini. Tinggal dilanjutin aja.
7 Ciri Keuangan Sehat
1. Punya pemasukan dan pengeluaran yang lancar, terukur, dan rasionya positif
Bisa jadi setiap orang memang punya pemasukan dan pengeluaran. Wajar, tetapi belum tentu kondisinya sehat.
Ciri keuangan sehat adalah ketika pemasukan dan pengeluaran lancar, dan rasionya positif, dalam artian pemasukan lebih besar dari pengeluaran. Arus kas ini juga terukur dan tercatat dengan baik, sehingga bisa terlihat dengan jelas pergerakannya.
Ketika arus kasnya negatif, ini berarti pengeluaran lebih banyak daripada uang yang masuk. Artinya, ada yang salah dengan pengelolaannya. Apalagi jika sampai tabungan juga tergerus akibat dari negatifnya arus kas ini, berarti kamu harus segera melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
2. Punya tujuan keuangan
Orang dengan kondisi keuangan yang sehat akan memiliki tujuan finansial yang jelas pula. Apalagi ketika satu per satu tujuan finansial bisa dicapai. Sudah pasti itu merupakan tanda keuangan sehat.
So, saat ini apakah kamu sudah mencapai satu atau beberapa tujuan finansialmu? Dana DP rumah? Dana menikah? Dana pendidikan anak?
Oh, kamu sedang mengusahakannya? Bagus! Itu sudah merupakan pertanda besar bahwa keuanganmu sehat.
Keep on going, ya!
3. Cicilan utang lancar
Cicilan utang yang lancar, tidak pernah menunggak, dan sesuai dengan kesepakatan juga merupakan salah satu tanda keuangan sehat. Ini berarti rasio utangmu pas atau malah di bawah garis batas, yaitu 30% dari penghasilan rutin, yang berarti anggaranmu cukup longgar untuk membayar cicilan utang.
Yups, ini pertanda bagus. Semoga cicilanmu segera lunas, dan kamu pun sudah one step closer menuju kebebasan finansial. Amin!
4. Kebutuhan rutin terpenuhi dengan baik
Namanya manusia, sudah biasalah banyak mau, banyak keinginan, banyak cita-cita, sehingga banyak kebutuhan juga. Itu tandanya kita masih termotivasi untuk hidup lebih baik.
Jika kondisi keuangan sehat, maka kamu juga enggak akan menemui kesulitan berarti untuk bisa memenuhi semua kebutuhan hidupmu sehari-hari. Nggak perlu utang untuk belanja groceries, bahkan sekadar untuk jajan-jajan lucu. Kamu bahkan punya uang belanja lebih untuk kasih reward untuk diri sendiri sesekali waktu. Bahkan, kamu bisa membayar tunai barang-barang tersier tanpa mengganggu pos pengeluaran yang lain.
Wah, sehat banget tuh!
5. Punya dana darurat
Keuangan sehat juga bisa dilihat dari jumlah dana darurat yang memadai, yang bisa menjadi jaring penyelamat ketika ada keperluan mendadak atau ada kondisi darurat yang memerlukan biaya. Tanpa mengganggu arus kas harian, kamu bisa mengatasi keperluan mendadak ini dengan mudah dan gampang.
Berapa jumlah dana darurat yang ideal? Kamu bisa mengecek di artikel yang sudah ditautkan. Dana darurat enggak harus dibangun sekaligus. Kamu bisa memulainya seiring dengan tujuan keuangan yang lain. Tinggal atur saja proporsinya, lama kelamaan jumlah ideal tersebut pasti tercapai, jika kamu bisa konsisten.
6. Punya proteksi
Keuangan sehat juga ditandai dengan kepemilikan proteksi yang memadai. Yang paling penting adalah kamu punya asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Kedua asuransi ini wajib punya, terutama asuransi jiwa jika kamu masih di usia produktif dan menjadi tulang punggung keluarga.
Pastikan juga kamu mengikutsertakan seluruh anggota keluarga dalam asuransi kesehatan. Karena biaya sakit itu enggak pernah murah. Sekali sakit, bisa menguras tabungan jika kamu tak memiliki asuransi kesehatan. Jadi, jenis asuransi ini wajib hukumnya.
7. Bisa investasi sesuai proporsi
Idealnya, kamu seharusnya bisa berinvestasi setidaknya 10% dari penghasilan rutinmu setiap bulan jika kamu memiliki kondisi keuangan sehat. Bisa lebih malahan, apalagi kalau lagi musim bonus atau ada THR.
Nah, ketujuh tanda keuangan sehat di atas bisa dicapai kalau kamu memiliki keterampilan pengelolaan keuangan yang baik. See? Nggak harus kaya kan, untuk bisa punya kondisi keuangan sehat?
Kamu pengin punya kebiasaan mengatur uang yang baik juga? Kamu bisa belajar kok, mulailah dari memahami konsep Blueprint of Your Money. Dari situ, kemudian kamu bisa melanjutkan ke pengelolaan arus kas, menentukan tujuan finansial, hingga mengenali satu per satu instrumen untuk mewujudkan tujuan keuanganmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Tanda Kamu Sudah Mandiri Secara Finansial
Menjadi mandiri secara finansial tentulah merupakan hal atau cita-cita yang diinginkan oleh banyak orang, terutama mereka yang produktif. Kamu juga ya? Iya dong, pastinya.
Ketika kita bisa mandiri secara finansial itu artinya kita bisa hidup dengan bertanggung jawab atas penghasilan kita sendiri, tak bergantung lagi pada orang lain.
Lalu, apa saja sih tanda kita sudah mandiri secara finansial? Mari kita lihat.
5 Tanda Kamu Sudah Mandiri Secara Finansial
1. Punya Penghasilan Sendiri
Sudah tentu langkah pertama untuk bisa mandiri – berdiri di atas kaki sendiri – adalah dengan punya penghasilan sendiri. Penghasilan ini bisa berupa gaji dari pekerjaan rutin, hasil dagang maupun bisnis, atau pekerjaan mandiri alias freelancer atau gig work.
Tunggu dulu. Ternyata punya penghasilan tidak hanya terbatas pada hasil kerja keringat kita sendiri. Penghasilan juga bisa datang dari aset aktif misalnya bagi hasil bisnis, sewa properti, maupun bunga deposito dan kupon obligasi.
Lengkapi juga upaya punya penghasilan sendiri ini dengan punya dana darurat. Dana darurat ini turut menjamin kelangsungan hidup kita jika sampai kehilangan mata pencaharian utama.
2. Cara Hidup dan Gaya Hidup Sesuai Kemampuan Sendiri
Punya penghasilan sendiri perlu dibarengi dengan kemampuan untuk ‘take charge’ atas hidup kita sendiri. YES. Sekarang waktunya kita mengatur agar cara hidup dan gaya hidup bisa disesuaikan dengan kemampuan alias gaji sendiri.
Ada yang merasakan upgrade – penghasilan sendiri ini menimbulkan banyak perbaikan dari sisi cara hidup dan gaya hidup. Namun ada juga yang ternyata, ini adalah pelajaran serius tentang bagaimana keluar dari rumah orang tua dan harus hidup menggunakan gaji sendiri
Pastikan adaptasi ini berlangsung mulus. Kamu bisa mulai dari membayarkan pengeluaran hidup yang kecil-kecil dulu, sebelum naik tingkat dan mampu membayarkan pengeluaran besar.
Mulai dari membayarkan bensin kendaraanmu sendiri, bayar paket data sendiri. Kemudian mulai membayarkan sewa kost atau kontrakan sendiri, hingga mulai merasakan membayarkan listrik dan grocery shopping sendiri.
Hati-hati supaya tidak silau lihat cara hidup dan gaya hidup orang lain ya. Semua orang punya BACKSTAGE masing-masing. Apa yang kamu lihat di media sosial tidak selalu menggambarkan situasi sebenarnya!
3. Tanggung Jawab Atas Utang Sendiri
Bayangkan rasanya bebas dari semua utang!Itu namanya merdeka finansial.
Menariknya justru di awal mewujudkan kemandirian finansial – kemungkinan bisa kamu akan mulai belajar berhutang! Hati-hati. Tidak semua utang itu baik. Ada utang yang dapat menyebabkan dirimu jatuh ke dalam jurang kekacauan finansial.
Ada bermacam-macam utang yang akan menggoda kamu yang baru mulai membangun kemandirian finansial. Mulai dari utang kartu kredit, utang pinjaman online, utang barang elektronik, hingga kredit kendaraan bermotor atau kredit pemilikan rumah.
Siap-siap. Kamu mau pilih utang yang mana? Mulai memiliki utang itu bisa baik, bisa juga buruk. Jadi pastikan kamu siap bertanggung jawab atas utangmu sendiri.
4. Memiliki Properti Sendiri
Pengalaman memiliki rumah/properti pertama adalah pengalaman yang memuaskan batin dan membanggakan. Rasa menempati rumah sendiri tidak dapat tergantikan dengan apa pun.
Bahkan ketika kamu memutuskan untuk tinggal bersama orang tua, kamu tetap perlu membeli properti sendiri. Kamu bisa berkata pada diri sendiri, “saya punya satu tempat yang bisa saya sebut milik saya sendiri”.
5. Punya Proteksi Sendiri
Ketika kamu sudah mandiri secara finansial, maka kamu juga sudah perlu memperhatikan perlindungan diri dan sekelilingmu. Idealnya ketika kamu sakit, kamu juga tak khawatir soal harus menguras tabungan, karena kamu memiliki proteksi yang lengkap.
Begitu juga ketika ada sesuatu yang menimpamu, kamu juga tak khawatir lagi, karena kamu sudah punya asuransi jiwa yang cukup untuk melindungimu (dan orang-orang yang bergantung padamu) dari risiko kerugian finansial yang bisa terjadi.
Ah betapa serunya! Kamu yang ingin bisa mandiri finansial perlu coba cek poin yang mana yang sudah kamu lakukan. Sebarkan. Jangan biarkan berhenti di kamu! Ajak sekelilingmu untuk juga aktif mewujudkan hidup yang serba mandiri secara finansial.
Setiap orang pasti bisa mencapai level mandiri finansial seperti ini. Hidup mandiri itu adalah hak setiap orang. Hanya saja, memang perlu kerja keras untuk dapat meraihnya.
Yang pertama kali harus kamu lakukan tentu saja belajar mengelola keuanganmu. Yuk, belajar! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Kamu bisa mulai dulu dengan mengambil kelas Blueprint of Your Money, yang akan memberimu dasar-dasar pengelolaan keuangan yang komprehensif. Kelas ini penting banget karena merupakan fondasi paling dasar dari step by step mewujudkan cita-citamu untuk bisa mandiri secara finansial.
Baru setelah itu, kamu bisa melanjutkan ke kelas berikutnya, yaitu mengelola arus kas, dan kelas-kelas lainnya hingga akhirnya kamu dapat menjadi financial planner untuk dirimu sendiri.
Dengan menjadi financial planner untuk dirimu sendiri, maka saat itu pulalah kamu sudah melakukan langkah pertama menuju mandiri secara finansial.
Segera daftarkan diri ya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Belajar Finansial dan 5 Manfaatnya untuk Hidup
Percayakah kamu, bahwa sebagian besar masalah hidup itu rata-rata memiliki akar permasalahan yang sama, yaitu keuangan? Dan hal ini bisa diatasi dengan kita belajar finansial.
Ada banyak cara untuk belajar finansial, mulai dari baca buku, dengerin podcast, sampai ikut kelas online yang biasanya full ilmu sekalian praktik juga.
Banyak manfaat yang bisa kita rasakan dengan belajar finansial. Apa saja?
5 Manfaat yang Bisa Kamu Dapatkan dengan Belajar Finansial
1. Financial is personal
Di QM Financial, kami percaya bahwa setiap orang bisa menjadi financial planner untuk diri mereka sendiri. Begitu pun dengan kamu.
Kondisi hidup kamu sudah pasti berbeda dengan orang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka kamu perlu mengatur keuangan yang pas untuk dirimu sendiri, tanpa ada intervensi dari pihak mana pun. Karena hidupmu ya kamu sendiri yang menjalani, bukan?
Tetapi, untuk mengaturnya dengan baik, kamu perlu belajar finansial. Hal-hal teori haruslah dikuasai dulu, untuk kemudian kamu aplikasikan dengan penyesuaian terhadap kondisimu. Tanpa tahu teorinya, praktik akan lebih sulit.
So, yes, financial is personal. Begitulah yang diajarkan oleh lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto. Tidak pernah ada single solution untuk setiap hal dan masalah, termasuk keuangan, because financial is personal.
2. Bisa membuat keputusan sendiri
Pada akhirnya, setelah belajar finansial dan juga mengenal diri sendiri, kamu pun pasti akan bisa membuat keputusan finansialmu sendiri.
Masalah hidup mana yang pengin kamu cari solusi terlebih dahulu, dengan biaya berapa besar, akan menjadi keputusanmu sendiri. Karena, sekali lagi, financial is personal.
Prioritas setiap orang kan berbeda, dan hal ini akan lebih tepat dicari solusinya oleh si pelaku prioritas tersebut. Hanya kita sendiri yang tahu, bagaimana menentukan prioritas ini, dan akhirnya mengambil keputusannya.
3. Bertanggung jawab terhadap keuangan sendiri
Sudah bisa memutuskan yang terbaik untuk diri sendiri, selanjutnya ya harus bertanggung jawab untuk diri sendiri juga. Dan, dengan belajar finansial, kita jadi tahu, sebesar apa tanggung jawab yang bakalan kita terima jika ingin mengelola uang.
Because, your money, your responsibility.
Keuangan kita adalah tanggung jawab kita sendiri, bukan tanggung jawab orang lain. So, kenapa enggak jadi financial planner untuk diri sendiri? Tentu saja, kita harus membekali diri sendiri dengan ilmu keuangan yang cukup lebih dahulu.
Kita sendiri yang bisa mengukur risikonya, kita sendiri pula yang bisa menentukan apakah kita cukup toleran terhadap risiko tersebut.
4. Bisa menentukan masa depan kita sendiri
Sekali lagi, karena financial is very personal.
Kita sendiri yang mengerti masalah keuangannya, kita pula yang memutuskan solusi mana yang paling efektif, kita sendiri pula yang bertanggung jawab atas keputusan tersebut, dan kita jugalah yang harus menentukan masa depan kita sendiri.
Ya dong. Kan ini hidup kita, bukan hidup orang lain! Masa masa depan aja orang lain juga yang buatin. Masalah hidup harus ditangani sendiri.
5. Kenal dengan berbagai produk keuangan
… sehingga bisa menentukan mana yang cocok dan sesuai dengan tujuan dan cita-cita kita, dan mana yang kurang cocok.
Dengan penyesuaian ini, tujuan keuangan tercapai, pun kita bisa memitigasi risiko jika rencana tidak berjalan seperti harapan. Kita enggak akan menyalahkan siapa-siapa, tetapi justru menjadi semakin haus ilmu untuk memperbaiki kesalahan yang sama.
Hingga akhirnya, kita naik kelas juga skill pengelolaan uangnya.
Belajar finansial itu asyik! Sekali belajar, kita bisa pula belajar hal yang lain, dan semuanya itu bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup kita.
Sudah waktunya bagi setiap orang untuk menjadi financial planner untuk dirinya sendiri (dan juga untuk keluarganya), sehingga apa yang terbaik bisa dipilih dan disesuaikan dengan kondisi diri sendiri.
Yuk, belajar finansial bareng QM Financial! Ada berbagai kelas finansial online QM Financial yang bisa dipilih sesuai kebutuhanmu, mulai dari yang basic sampai advanced. Mulai belajar mengatur arus kas dulu, sampai belajar asuransi dan investasi. Dengan modul yang komprehensif dan trainer yang terampil, siapa pun pasti mudah mengikuti materinya. Cek jadwalnya, dan segera daftar ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Begini Cara Memulai Membuat Rencana Keuangan Kamu Sendiri di Tahun 2020
Setiap orang hendaknya memiliki tujuan dalam hidup; cita-cita, keinginan besar, dan mimpi. Ya masa sih, mau hidup begini-begini saja? Pastinya pengin yang lebih baik dong ya? Untuk mewujudkannya, maka kamu perlu membuat rencana keuangan kamu sendiri.
Apakah perlu meminta bantuan seorang financial planner profesional untuk membuatkanmu rencana keuangan secara khusus? Boleh saja, kalau memang kamu membutuhkannya. Namun, kalau memang kondisi keuanganmu saat ini–yah, sebenarnya sih belum sehat benar, tetapi enggak terlalu “sakit”–maka ada baiknya kamu coba untuk belajar membuat rencana keuangan sendiri saja.
Mengapa? Ya, karena yang mau direncanakan ini kan hidup kamu. So, kamu sendirilah yang tahu akan (atau pengin) seperti apa ke depannya, pun kamu sendiri juga yang paham akan kondisi real-nya sekarang ini kan?
Karena itu, yuk, coba untuk membuat rencana keuangan kamu sendiri. Enggak rumit kok! Bahkan, saat nanti kamu sudah piawai menjalankannya, kemampuanmu setara dengan seorang certified financial planner loh!
Yuk, coba mulai dari beberapa langkah berikut.
7 Langkah Membuat Rencana Keuangan Kamu Sendiri
1. Tanyakan: pengin hidup seperti apa?
Lima tahun lagi? 10 tahun lagi, hingga 20 tahun lagi dari sekarang? Buatlah tujuan hidupmu ini dalam tahapan-tahapan, supaya bebannya jadi terbagi rata.
Misalnya, 5 tahun lagi pengin punya rumah pertama, so seharusnya sudah terkumpul dana untuk DP. Sepuluh tahun lagi, sudah mengamankan dana pendidikan anak setidaknya sampai uang pangkal perguruan tinggi. Dua puluh tahun lagi, sudah bisa pensiun dengan mandiri, enggak membebani anak, hidup berdua sejahtera bareng pasangan.
Semua cita-citamu itulah yang akan menjadi tujuan keuanganmu.
2. Ketahui total aset
Bahasa kerennya, know your worth. Ciyeee.
Yuk, duduk dan lakukan perhitungan secara detail. Catat secara khusus, semua hal yang menjadi aset kamu saat ini. Mulai dari gaji, side hustles, rumah, kendaraan, investasi (jika sudah ada), dan lain sebagainya.
Selanjutnya, tulis juga apa yang menjadi beban tanggungan Anda, mulai dari cicilan yang sedang berjalan, asuransi, pajak, dan lain sebagainya.
Dengan mengetahui total aset yang sudah kamu miliki sekarang, kamu akan tahu seberapa jauh garis start kamu untuk mulai membuat rencana keuangan demi tujuan yang sudah dibuat seperti di poin pertama di atas.
Istilahnya, misal sekarang kamu sudah punya rumah (umpamanya hibah atau warisan), maka kamu bisa mencoret tujuan keuangan yang satu ini, dan bisa membuat tujuan keuangan lain yang sesuai dengan mimpimu.
3. Ketahui biaya hidupmu dengan pasti
Membuat rencana keuangan tidak akan bisa komprehensif kalau kamu enggak mengetahui seberapa besar dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang penting.
Ya, enggak mungkin kan, kamu memaksa untuk ambil kredit kepemilikan rumah, sedangkan untuk beli beras saja kamu berutang ke warung tetangga?
Karena itu, cobalah untuk mengetahui biaya hidupmu secara pasti, setidaknya dalam beberapa bulan ke depan. Sediakan buku catatan, atau kamu juga bisa membuat catatan di aplikasi keuangan yang dengan mudah kamu unduh di smartphone, dan lakukan pencatatan pengeluaran hingga detail.
4. Utamakan kewajiban
Kewajiban menjadi prioritas dalam pengeluaranmu, selain kebutuhan hidup pokok. Misalnya, cicilan utang yang ada saat ini, tagihan listrik, pulsa, hingga pajak-pajak yang harus dibayar bulanan atau tahunan.
Semua kewajiban ini menjadi top priority dan tidak boleh sampai terlewat dibayar, agar rencana keuangan kamu nanti bisa lancar diwujudkan.
5. Bangun aset
Ada aset penting yang belum kamu miliki sekarang. Buat rencana keuangan secara menyeluruh, agar setiap bulan kamu bisa menabung dan membangun portofolio investasi atau aset kamu.
Beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam membangun aset:
- Belajar dulu dengan sungguh-sungguh, agar kamu bisa paham karakteristik masing-masing instrumen investasi sehingga bisa disesuaikan dengan rencana keuangan kamu.
- Ingat selalu akan “hukum” investasi: return tinggi akan membawa serta risiko tinggi juga. Tidak pernah ada investasi sangat aman dengan keuntungan yang sangat tinggi. Ini sudah pasti bodong.
- Lakukan diversifikasi portofolio.
- Review berkala, dan sesuaikan lagi dengan rencana keuangan yang sudah ada jika diperlukan.
6. Hidup sesuai kemampuan
Rencana keuangan sudah mulai tersusun dengan rapi, jika kamu sudah sampai di step keenam ini. Selanjutnya, kamu tinggal menjalaninya dengan konsisten dan disiplin.
Hiduplah sesuai kemampuan, dan selalu berpegang pada rencana yang sudah kamu buat. Percuma saja kan, kamu membuat rencana keuangan tetapi pada praktiknya kamu terlalu banyak “cheating”.
Ya, seperti diet, cheating sih boleh sekali dua kali. Tapi jangan keseringan ya. Ingat akan tujuanmu!
7. Asuransikan!
Rencana keuangan juga akan sia-sia, kalau di tengah jalan, ada musibah menimpamu dan kamu tidak memiliki jaring pengaman yang baik–terlebih untuk mitigasi risiko keuangan.
So, pastikan kamu memasukkan iuran asuransi kesehatan dan asuransi jiwa juga dalam bujet biaya hidupmu.
Nah, gimana? Masihkah terlalu rumit untukmu? Masih belum kebayang, bagaimana cara membuat rencana keuangan yang komprehensif ini?
Join saja yuk, di kelas-kelas finansial online QM Financial! Ada banyak kelas yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhanmu. Mulai dari yang basic, hingga advanced. Mau buat rencana keuangan kamu sendiri? Mau jadi financial planner untuk dirimu sendiri dan keluarga? Bisa banget! Bahkan kamu bisa mendapatkan worksheet Excell untuk langsung diisi sesuai dengan kondisi keuanganmu.
Cek jadwalnya dan segera daftar ya di link yang sudah ditautkan di atas.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Beli Rumah Pertama: Apakah Sekarang Waktu yang Tepat?
Pandemi COVID-19 yang meluas mau tak mau memengaruhi industri properti juga. Baru-baru ini, banyak pengembang perumahan memberikan “diskon”, mulai dari diskon DP rumah, diskon bunga, hingga menggratiskan biaya-biaya administrasi. Hmmm, lalu apakah sekarang waktu yang tepat untuk beli rumah pertama?
Ya, kalau kamu memang memiliki kondisi keuangan yang sehat, tidak sedang terlibat dengan utang yang terlalu banyak–masih dalam batas ideal, dana darurat juga sudah aman, dan memang sudah punya tujuan keuangan dana rumah pertama yang mantap, ya kenapa enggak?
Berikut beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan untuk membeli rumah pertama di masa-masa krisis seperti ini.
5 Pertimbangan yang Harus Dipikirkan untuk Membeli Rumah Pertama di Masa Krisis
1. Beli rumah adalah keputusan jangka panjang
Apa yang harus selalu diingat adalah beli rumah–apalagi rumah pertama–adalah keputusan jangka panjang. Jadi, memang seharusnya dipertimbangkan dengan bijak, dengan berpedoman pada tujuan keuangan jangka panjang pula.
Unless kita punya privilege untuk bisa membeli rumah secara cash keras (yang mana juga bukan merupakan hal yang tak mungkin), kita harus memilih opsi untuk mengambil kredit kepemilikan rumah alias KPR. KPR, meski ada pilihan tenor singkat (yang berkonsekuensi cicilannya akan sangat besar), akan butuh bertahun-tahun untuk bisa dilunasi.
Nah, jangan sampai cicilan panjang ini berakibat pada kondisi kesehatan keuangan kita nantinya, sehingga kita harus benar-benar memperhitungkannya dengan saksama.
2. Beli rumah sesuai kebutuhan
Yes, kuncinya ada pada sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita.
Akan ada momen-momen “emosional” saat hendak membeli rumah pertama. Misalnya kayak, duh, kebunnya bagus banget! Cukup luas, rumputnya seger, hijau. Dan sebagainya.
Bagus memang, tapi kalau kita sendiri bukan orang yang bakalan sempat mengurusi kebun, ya kebayang deh, kalau rumah ini nanti jadi milik kita. Bakalan sempat enggak mengurusi kebun yang bagus dan luas itu? Jangan-jangan malah jadi berantakan dan gersang karena kita sibuk, nggak sempet ngurus.
Yang seperti ini bakalan sering terjadi ketika kita mulai survei fisik rumah. So, sebaiknya tentukan kebutuhan sejak awal. Kalau perlu, bikin list spesifikasi rumah yang dicari, agar bisa dilihat lagi kalau-kalau sering “emosional” kalau lagi survei rumah.
3. Manfaatkan platform jual beli rumah online
Sekarang banyak sekali platform jual beli rumah online yang bermunculan. So, cukup membantu kita untuk survei dulu sebelum benar-benar membeli rumah pertama kita.
Di platform jual beli rumah ini, kamu bahkan bisa melihat spesifikasi dan fasilitas rumah dengan cukup lengkap. Kamu juga bisa mendownload brosur-brosurnya secara langsung, dan kalau ada pertanyaan bisa langsung dihubungkan juga dengan pengembang.
Beberapa platform juga menyediakan informasi rumah bekas yang dijual. Kamu juga bisa mempertimbangkannya lo, karena kan kembali ke kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Kalau memang pas dengan kebutuhan dan kemampuan, kenapa enggak beli rumah bekas kan? Mungkin bisa jadi alternatif, ketimbang kita memaksakan diri membeli rumah baru tetapi kurang sesuai dengan kondisi kita sendiri.
Catatlah semua informasi penting yang didapatkan dari riset online kamu ini. Baru kemudian kalau sudah shortlisted, kamu bisa janjian bertemu dengan pengembang atau penjual rumah untuk sekalian melihat-lihat rumah yang diincar.
4. Pilih pengembang yang bereputasi baik
Setiap pengembang perumahan sebenarnya diwajibkan untuk mendaftarkan diri mereka di sistem registrasi pengembang milik Kementrian Pekerjaan Umum. Untuk bisa terdaftar dalam sistem ini juga tak mudah, karena ada berbagai syarat yang harus dipenuhi. Antara lain pengembang yang bersangkutan harus tergabung dalam asosiasi pengembang yang resmi.
Maka, ini bisa jadi salah satu cara untuk kita mengecek apakah pengembang (calon) rumah kita itu cukup bereputasi atau tidak. Klik saja link yang sudah ditautkan di atas, dan cek dengan nama pengembangnya.
Cara lain adalah dengan melakukan googling. Ya, ini memang cara paling ampuh memang untuk mencari informasi, termasuk mengecek reputasi pengembang rumah. Kalau ada berita bahwa pengembang tertentu pernah terlibat masalah serius, maka sebaiknya diperhatikan.
5. Pertimbangkan secara matang
Memang ada banyak sekali aspek yang harus dipikirkan untuk bisa membeli rumah pertama. Yang sudah disebutkan di atas baru dari sisi rumahnya saja, belum lagi soal pendanaan.
Kalau mau ambil kredit KPR, maka kamu harus juga survei berbagai program KPR yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga keuangan. Carilah informasi sebanyak-banyaknya, dan bandingkan satu sama lainnya.
Lalu, jangan lupa juga memikirkan biaya lain-lain di luar harga rumah itu sendiri. Mulai dari biaya administrasi, biaya balik nama, pajak, dan juga soal perabotan. Jangan sampai diabaikan, dan kemudian jadi bikin jantungan karena ternyata habisnya banyak juga.
Pengin bisa lebih detail dalam menghitung kebutuhan dana untuk membeli rumah pertama kamu? Coba cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial deh. Siapa tahu ada kelas yang sesuai dengan kebutuhanmu ini.
Kalau kebetulan enggak ada, kamu juga bisa ambil yang kelas private 1 on 1, biar bisa curhat langsung dengan para trainer QM yang terampil. Atau, mau belajar kelompok sampai dengan 10 orang? Bisa pilih Kelas Family!
Demikian sedikit tentang hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk membeli rumah pertama di masa krisis seperti sekarang. Semoga bermanfaat ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Kelas Online Keuangan yang Bisa Kamu Ikuti di Masa New Normal
Hi, Planners! Saat masa pandemi COVID-19 mulai merebak di bulan Maret, QM Financial enggak bosan-bosannya mengajak kamu untuk mengecek kembali kondisi keuangan–terutama arus kas–agar kamu bisa menyesuaikan dengan kebiasaan baru. Sekarang, kita sudah mulai masuk ke masa new normal, maka kamu pun perlu untuk menyesuaikannya lagi dengan ikut beberapa kelas online keuangan yang materinya khusus diolah untuk kebutuhann di masa yang baru ini.
Yup, sebagai financial planners untuk diri sendiri, kita memang enggak boleh berhenti menyesuaikan kebiasaan keuangan dengan kondisi ya. Begitu berhenti, sudah pasti deh, ada banyak hal yang akan dikorbankan atau ‘hilang’.
Jadi, mari belajar lagi untuk mengatur keuangan kita secara lebih baik lagi dengan ikutan beberapa kelas online keuangan berikut ini.
5 Jenis Kelas Online Keuangan yang Bisa Kamu Ambil di Masa New Normal dari QM Financial
1. Kelas Online Pengelolaan Keuangan Rutin
Yang rutin selalu menjadi basic untuk pengelolaan yang lebih baik nantinya. So, take your time untuk upgrade ilmu-ilmu keuangan basic mulai dari sini:
- Kelas Blueprint of Your Money: kelas yang akan memberimu ilmu untuk meletakkan fondasi keuangan yang kuat, melalui konsep Blueprint of Your Money–sebuah konsep keuangan original dari Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial.
- Kelas How to Manage Your Cash Flow: kelas online yang akan mengajakmu menyusun rencana keuangan yang lebih komprehensif dan menyeluruh, mulai dari caranya melakukan financial check up hingga mengecek rasio kesehatan keuanganmu sendiri.
- Kelas How to Set Your Financial Goals: karena hidup tanpa tujuan akhirnya tak akan membawa kita ke mana-mana, demikian pula dengan keuanganmu. Adalah penting untuk merumuskan tujuan finansial secara realistis, tetapi butuh strategi juga agar bisa mengatur agar semua bisa terpenuhi dengan baik. Semua bisa kamu pelajari di kelas online ini.
- Kelas Get to Know Your Investment Products: kelas yang harus banget kamu ambil setelah kamu menentukan tujuan finansialmu.
2. Kelas Online buat yang Pengin Mencapai Tujuan Finansial
Orang boleh punya sebanyak mungkin tujuan finansial, dan pengin mewujudkan semuanya sekaligus. Iya, boleh banget kan?
Tapi, kan mesti diatur keuangannya, karena yang namanya kebutuhan hidup pada dasarnya akan selalu lebih banyak dari penghasilan kita. Dan, memang ada banyak jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai tujuan finansial, dan QM Financial menawarkan beberapa di antaranya.
So, buat kamu yang tahun ini atau dalam waktu dekat pengin merencanakan punya rumah atau mulai membangun dana pendidikan anak, di bulan Juli ini ada 2 kelas online yang ditawarkan untuk kamu ikuti, yaitu Kelas Dana Pendidikan dan Kelas Dana Rumah Pertama.
Kok cuma dua?
Iya, tunggu saja lagi untuk jadwal bulan berikutnya. Siapa tahu, akan ada kelas tujuan finansial yang lain lagi. Tenang saja. Atau, kamu bisa usulkan kelas keuangan seperti apa yang kamu butuhkan dan tulis di kolom komen, and we will see what we can do!
3. Kelas Online untuk Masa Depan Lebih Terjamin
Untuk mewujudkan masa depan yang lebih terjamin, kamu butuh mendapatkan cara yang paling tepat. Untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan finansialmu, maka kamu perlu mencari cara untuk mewujudkannya dengan segera.
Ada 2 hal yang harus kamu lakukan untuk memastikan masa depan yang lebih terjamin ini (lepas dari apa pun tujuan finansialmu), yaitu berinvestasi dan mempunyai proteksi.
Nah, buat kamu, berikut kelas online keuangan yang bisa diikuti:
- Kelas Menghitung Kebutuhan Investasi. Sekali lagi, tujuan tanpa ada rencana, maka sekadar mimpi. Rencana, tanpa tindakan nyata, maka ya tinggal rencana. Mulailah dengan menghitung kebutuhan hingga didapatkan angka secara realistis. Dengan kebutuhan yang jelas, itu berarti separuh dari rencana keuangan sudah terjalani.
- Kelas Memilih Reksa Dana: kelas online khusus bagi yang memilih reksa dana sebagai jalan ninja untuk mewujudkan tujuan finansial.
- Kelas Asuransi. Ada 2 asuransi yang akan dibahas secara mendalam, yaitu asuransi kesehatan dan asuransi jiwa–dua jenis asuransi terpenting dan terwajib yang harus kamu miliki, karena percuma saja kamu punya rencana keuangan yang terinci dan detail, jika dirimu sendiri tak terlindungi untuk bisa mewujudkannya.
4. Kelas Online buat yang Pengin Makin Pinter Keuangan
Buat kamu yang benar-benar pengin mewujudkan mimpi untuk menjadi financial planner untuk diri sendiri dan juga untuk keluarga, kamu mesti banget ambil beberapa kelas online untuk menuju level keuangan tingkat dewa ini.
Tenang, kalau kamu sudah lulus kelas basic dan intermediate, kamu pasti bisa menyerap semua ilmu di kelas ini dengan cukup mudah kok.
Di sini ada kelas online khusus untuk mereview reksa dana, kelas yang membahas aset aktif secara khusus, dan kelas yang akan menunjukkan gimana cara membuat rencana keuangan yang komplit tanpa rumit.
5. Kelas Curhat
Buat kamu yang pengin curhat finansial, QM Financial juga menyiapkan “jalur khusus”. Ada kelas online private 1 on 1, yang memungkinkanmu untuk curhat finansial secara pribadi dengan trainer QM Financial yang bisa dipilih.
Atau, kamu ajak saja seluruh keluarga atau teman-temanmu untuk ikutan kelas online yang diperuntukkan kelompok kecil, yang bisa diikuti sampai 10 orang 1 kelasnya. Jadi, kamu boleh ajak tante, om, saudara sepupu, teman kantor, teman arisan, teman nongkrong, teman se-RT, dan yang lainnya untuk ikutan juga.
Topiknya bebas pilih, dengan jadwal yang kamu tentukan sendiri.
Nah, gimana? Semakin banyak pilihan kelas online keuangan yang bisa kamu ikuti kan?
Kelas-kelas ini bisa kamu ikuti melalui handphone ataupun laptop, bisa sambil rebahan atau sambil mengurus anak. Santuy abis, dengan modul yang pasti mudah diserap dan dipahami.
Segera daftarkan dirimu sendiri sekarang di sini!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Haruskah Mengubah Tujuan Keuangan Jangka Panjang di Tengah Pandemi COVID-19?
Paruh pertama 2020 sudah terlewati, dan kita masih berada di tengah pandemi COVID-19. Sudah pasti, ini jauh dari rencana kita. Resolusi tahun baru yang kita buat di akhir tahun 2019 menuju tahun 2020 kemarin, apa kabar? Termasuk yang soal keuangan. Pasti banyak tujuan keuangan jangka panjang dan pendek yang harus disesuaikan nih.
Bisa dibilang, pandemi ini tak hanya mengubah cara dan kebiasaan hidup kita hari ini saja, tetapi bisa dibilang, akan memengaruhi masa depan kita juga. Ya, gimana enggak, taruh saja soal investasi untuk tujuan keuangan jangka panjang. Yang sudah menaruh dana pensiun di instrumen saham, misalnya, harus menghadapi masalah portofolio investasi yang perkembangannya kurang menyenangkan.
Tapi, untunglah, ini adalah tujuan keuangan jangka panjang, sehingga kita masih bisa optimis. Lagi pula, banyak pakar menjamin, bahwa di tahun 2022, pandemi ini sudah benar-benar bisa dikendalikan, dan pasar serta ekonomi akan bertumbuh positif lagi. Fingers crossed!
Jadi, perlukah kita mengubah rencana dan tujuan keuangan jangka panjang, menengah, dan pendek, sehubungan dengan “berubahnya” kondisi pasar instrumen investasi?
Mari kita lihat.
Apa Kabar Tujuan Keuangan Jangka Panjang di Masa Pandemi?
Tujuan keuangan jangka panjang adalah tujuan atau mimpi yang ingin kita capai minimal 10 tahun mendatang. Biasanya yang termasuk dalam tujuan keuangan jangka panjang ini adalah dana pensiun.
Kamu perlu ingat, bahwa gejolak dan fluktuasi akan selalu ada di pasar modal, karena itu seharusnya kamu enggak usah terlalu khawatir. Kamu bisa melihat sejarah statistiknya, bahwa gejolak pasar modal itu juga sering banget terjadi di tahun-tahun terdahulu. Tahun 1998 dan 2008 kita juga pernah mengalami penurunan ekonomi yang sangat signifikan. But yet, kita berhasil melaluinya dengan baik.
So, kita harus optimis, bahwa krisis ekonomi akibat pandemi ini juga akan terlewati dengan baik.
Jadi, tetap tenang adalah kunci. Apalagi jika kamu punya keranjang telur di banyak tempat, dan juga dana daruratmu aman. Tujuan keuangan jangka panjang akan baik-baik saja. Kamu bisa memilih untuk menunggu atau melanjutkan investasimu, tapi ingat, gunakan dana yang memang ditujukan untuk investasi, bukan dana kebutuhan hidup sehari-hari ya.
Sesuaikan Tujuan Jangka Keuangan Pendek
Yang harus kamu pantau dengan ketat justru adalah tujuan keuangan jangka pendek dan menengah. Bagaimaa kondisinya saat ini? Apakah masih sesuai dengan rencana?
Jika memang perkembangannya kurang sesuai dengan harapan, maka kamu harus segera memikirkan alternatif solusinya.
Misalnya saja, dana liburan. Hmmm, tampaknya kita tidak akan bisa jalan-jalan ke Jepang, Korea, dan Eropa dalam waktu dekat kan ya? Nah, kamu bisa tetap menyimpannya di tujuan keuangan yang sama–dana liburan–atau kamu bisa mengalihkannya untuk memperkuat jaring pengamanmu di dana darurat. Toh, kamu bisa membuatnya lagi tahun depan, mungkin, ketika kondisi memang benar-benar sudah memungkinkan.
Contoh lain, dana pendidikan anak yang mungkin paling jauh 5 tahun lagi akan dipakai. Masihkah perlu dipertahankan di instrumen dengan risiko tinggi? Ataukah, harus dipindahkan?
Sesuaikan semuanya dengan kebutuhanmu ya.
Susun Ulang Prioritas
Kebutuhan akan selalu lebih besar daripada kemampuan. Hal ini selalu berlaku di situasi apa pun, baik ketika ekonomi sedang baik-baik saja, ataupun di kondisi sulit seperti sekarang.
Jadi perubahan kondisi harus kita respons dengan penyesuaian prioritas juga. Salah satu yang harus diprioritaskan ulang di saat-saat seperti ini adalah dana darurat. Pastikan bahwa sudah benar-benar aman.
Lalu susun prioritas di tujuan keuangan jangka pendek, karena the new normal akan membatasi kita di hal-hal tertentu. Tujuan keuangan jangka panjang juga harus dipastikan aman ya, seperti di poin pertama.
Ubah Gaya Hidup dan Kebiasaan yang Kurang Pas
Pandemi COVID-19 memberi kita banyak pelajaran, termasuk pelajaran keuangan.
Ada yang merasa nyesel karena malas membangun dana darurat, dan sekarang ketika harus kehilangan penghasilan jadi kelabakan? Ada yang merasa nyesel, kenapa menunggak iuran BPJS Kesehatan, dan sekarang harus terikat utang karena butuh biaya pengobatan?
Ya sudah, enggak perlu terlalu lama bapernya. Sekarang segera bangun, duduk di kursi, menghadap ke meja, dan susun rencana. Ubah kebiasaan dan gaya hidup yang menurutmu kurang pas kemarin; bagaimana supaya bisa lebih hemat, dan bisa memperbesar rasio menabungmu. Gaya hidup yang mana yang harus kamu ubah, sesuaikan, dan gaya hidup mana yang bisa kamu teruskan.
Kamu sendiri yang bisa memutuskan ya.
Selalu Kembali ke #TujuanLoApa
Jadi, mau apa pun kondisinya, mau tujuan keuangan jangka panjang maupun jangka pendek, selalu kembali ke #TujuanLoApa.
Ketika tujuan keuangan harus disesuaikan, tanyakan lagi pada diri sendiri, “Tujuannya mau ke mana sih?”, baru mundur ke garis start (masa sekarang). Tarik horizon waktunya, hitung kebutuhannya.
Begitu juga ketika mengevaluasi satu tujuan keuangan apakah sudah sesuai dengan rencana, kembalilah lagi ke #TujuanLoApa yang sudah ditentukan di awal. Baru cek kondisi sekarang, dan kemudian cek apakah masih dalam horizon waktu yang sudah ditentukan di awal.
Jika ya, kamu bisa teruskan. Jika tidak, maka kamu bisa segera mencari alternatif solusi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.