Belajar Keuangan: Ini 5 Alasan Pentingnya dan Cara Memilih Kelas Online Terbaik
Percayakah kamu, bahwa pada dasarnya setiap orang itu punya kemampuan dasar tentang keuangan? Iya dong, pastinya kan siapa pun kamu pasti bisa menghitung jumlah uang, dan kemudian bisa juga bertransaksi menggunakan uang. Nah, kemampuan dasar inilah yang harus dikembangkan, dengan cara belajar keuangan secara lebih intensif, jika kamu ingin mengelola keuangan dengan lebih baik lagi.
Pasalnya, keuangan itu enggak sebatas cuma menghitung penghasilan dan belanja. Terus apa saja dong? Yuk, kita lihat apa saja yang bisa kita lakukan dengan belajar keuangan lebih dalam.
Pentingnya Belajar Keuangan
1. Mengatur prioritas dalam hidup
Mana nih yang harus diprioritaskan: barang-barang branded atau bahan makanan? Handphone terbaru atau bikin dana darurat dulu? Liburan ke Eropa apa dana DP rumah?
Yes, belajar keuangan artinya belajar memprioritaskan. Punya barang-barang branded, handphone terbaru, liburan ke Eropa tentu tidak dilarang. Toh, yang menjalani kamu dengan uang kamu sendiri, ya kan?
Tetapi ingat, bahwa bisa jadi ada beberapa hal lain yang perlu diprioritaskan lebih dulu karena sifatnya lebih esensial dan bakalan bermanfaat dalam jangka waktu panjang. Hal-hal yang kalau kamu lakukan sekarang, akan menghindarkanmu dari kesulitan di masa depan.
2. Memastikan kebutuhan terpenuhi
Dengan mengatur prioritas, kita pun bisa memastikan bahwa semua kebutuhan bisa dipenuhi dengan baik. Baik itu kebutuhan dasar dan penting, juga kebutuhan yang bersifat tersier.
Iya dong, meskipun termasuk tersier, tetapi kebutuhan-kebutuhan untuk healing, self reward, dan sebagainya itu juga penting. Hanya saja, pemenuhannya jangan sampai mengganggu kebutuhan lain yang harus diprioritaskan.
Dengan belajar keuangan, kamu pun bisa memastikan, bahwa tak hanya bisa memenuhi kebutuhan pokok, tetapi kamu juga akan dapat memenuhi kebutuhan tersier tersebut.
3. Tak takut terlilit utang
Berutang juga bukan merupakan hal yang dilarang. Namun, tentu harus dikelola dengan baik. Dengan belajar keuangan, kamu pasti tahu, bahwa rasio utang maksimal adalah 30% dari penghasilan.
Mengapa “hanya” 30%? Pastinya untuk menjamin agar kebutuhan lain juga terpenuhi, dan penghasilan kamu tidak hanya habis untuk cicilan. Utang yang berlebihan akan sulit untuk dilunasi, apalagi yang melebihi kemampuanmu.
Dengan belajar keuangan juga, kamu akan tahu, mana yang memang bisa dibiayai dengan utang (dan kemudian dikelola dengan baik), dan mana yang sebaiknya dibiayai dengan tabungan atau investasi. Karena utang dan investasi serta tabungan adalah dua hal keuangan yang sangat berbeda makna dan fungsi.
4. Bisa mengelola risiko dengan baik
Dalam hidup, adalah biasa jika kita harus menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Untuk mengatasinya, tak jarang butuh biaya tambahan. Di sinilah dana darurat dan asuransi berperan penting.
Dana darurat adalah tabungan cadangan yang akan dapat membantumu di saat-saat darurat. Misalnya terkena musibah yang membuatmu jadi harus mengeluarkan uang ekstra. Banyak orang terbukti sulit untuk survive di masa pandemi karena tak memiliki dana darurat yang memadai, sehingga saat harus terpaksa mengalami PHK, mereka pun panik dan kebingungan.
Begitu juga dengan asuransi. Jika tidak dikelola dengan baik, bisa jadi kita kesulitan untuk membayar premi secara teratur. Akibatnya, jika premi tak dibayar, maka kamu tak bisa mendapatkan manfaat perlindungan lagi. Lalu, bagaimana jika jatuh sakit? Atau sesuatu terjadi, sehingga kita tak dapat lagi mencari nafkah?
Dengan belajar keuangan, selain dapat memastikan dapat memenuhi kebutuhan utama, kamu juga dapat sekaligus membangun dana darurat dan membayar premi tanpa kesulitan.
5. Bisa memproyeksikan kebutuhan hingga jauh ke depan
Misalnya untuk kebutuhan pensiun, yang mungkin akan baru kita jalani 20 – 30 tahun lagi. Jika kita tidak belajar keuangan, rasanya mustahil kita bisa menghitung kebutuhan pensiun kita 20 sampai 30 tahun lagi.
Bahkan mungkin enggak kepikiran sama sekali, bahwa pensiun itu mesti dipersiapkan sejak sekarang. Terus, kita jadi kerja terus deh sampai tua. Oh no!
Nah, itu dia beberapa alasan mengapa belajar keuangan itu penting. Tapi tak ada kata terlambat kok. Jika kamu baru tergerak untuk mau belajar sekarang, itu pun sangat baik.
Dari Mana Mulai Belajar Keuangan?
Zaman sekarang, semuanya dipermudah. Thank to technology! Termasuk belajar keuangan. Kamu bisa memanfaatkan banyak hal untuk bisa belajar keuangan. Nah, salah satunya yang cukup efektif adalah dengan ikut kelas online.
Kelas online tak sembarang kelas online. Masalahnya, jika kamu belajar keuangan dari sumber yang kurang kompeten, pasti hasilnya juga tidak akan memuaskan. So, ini dia beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk memilih kelas online untuk belajar keuangan.
1. Ada kurikulumnya
Belajar tanpa arah sudah pasti hasilnya tidak akan maksimal. Karena itu pilihlah kelas online yang memiliki kurikulum. Akan lebih baik lagi jika ada kurikulum yang disusun secara berjenjang, mulai dari basic, intermediate, dan advanced.
Kurikulum yang baik akan sistematis, sehingga membuat proses belajar keuangan menjadi lebih efektif, efisien, dan menyenangkan.
2. Mudah diakses
Kelas online tentu harus mudah diakses oleh siapa pun yang butuh belajar keuangan lebih mendalam. Aplikasi yang digunakan harus cukup familier, sehingga tak menyulitkanmu dalam proses belajarnya.
Selain itu, yang lain juga harus memudahkan. Misalnya saja sistem pembayarannya beragam, sampai adanya admin yang gercep membantu jika ada kesulitan.
3. Tak hanya satu format
Yang terakhir ini juga akan membuat proses belajar keuangan kamu semakin menyenangkan lo!
Tak hanya tersedia materi di dalam kelas online, tetapi juga banyak format lainnya yang bisa mendukung proses pembelajaran akan membuatnya tidak membosankan. Mulai dari berbagai video, podcast, forum diskusi, sampai ebook.
Nah, bagaimana? Apakah kamu sudah menemukan kelas online yang cocok untuk mendukung niat kamu belajar keuangan? Jika belum, QM Financial bisa membantumu loh!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Jenis Utang Jangka Pendek yang Bisa Dimanfaatkan oleh Karyawan
Berbicara soal keuangan, tak jarang kita berurusan dengan utang. Meski dipandang negatif dan kerap kali dihindari, sebenarnya utang juga punya dampak positif dan keuntungan loh buat kita, khususnya utang jangka pendek.
Utang jangka pendek adalah pinjaman dana dengan tenor pembayaran maksimal 1 tahun. Tapi, sama saja dengan utang jangka panjang, kalau utang jangka pendek ini tak dikelola dengan baik, pada akhirnya ya bikin kita mengalami kesulitan keuangan. Apalagi kalau kita karyawan nih, yang lebih banyak mengandalkan gaji.
Sebenarnya, status sebagai karyawan itu ada keuntungannya sendiri juga loh, kalau dilihat dari sisi kemampuannya untuk berutang. Karyawan itu punya penghasilan tetap, sehingga seharusnya sih masalah berutang dan membayarnya kembali itu enggak akan kesulitan. Tapi, faktanya … *sebagian kalimat menghilang*
Yah, begitulah. Menjadi karyawan itu satu sisi memang lebih menguntungkan, tetapi di sisi lainnya ya ada perjuangannya. Tapi, hei, untuk itulah kita hidup kan? Jadinya, seru!
Nah, jadi, dalam artikel kali ini, mari kita belajar lagi tentang utang jangka pendek, terutama yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh karyawan.
Mengenal Lebih Banyak tentang Utang Jangka Pendek
Dalam ilmu akuntan, utang jangka pendek merupakan kewajiban suatu pihak untuk melunasi pembiayaan menggunakan sumber aktiva lancar dengan kekayaan pribadi, misalnya dengan gaji karyawan atau penghasilan lainnya yang dimiliki.
Utang jangka pendek akan lebih mudah diselesaikan jika sumber aktiva lebih besar daripada jumlah pinjamannya. Nah, jika kamu berada di kondisi sebaliknya, maka sudah pasti, kamu akan mengalami kendala berupa tunggakan, denda, dan lainnya.
Utang jangka pendek tidak dilarang untuk diambil. Tetapi, kesehatan keuangan harus dijaga dengan baik, begitu juga pengelolaannya harus banget dilakukan dengan baik. Misalnya nih, kadang kita memang butuh yang praktis-praktis, so, oke aja buat belanja, kamu gesek kartu kredit. Tetapi, sebelum jatuh tempo, langsung lunasi sehingga tak membebanimu dengan bunga ataupun denda. Dengan demikian, hidupmu lebih praktis, dan credit score kamu juga terjaga dengan baik.
So, prinsipnya utang boleh, tapi kamu harus memastikan bahwa memang ada dana untuk membayarnya kembali. Pembayaran utang jangka pendek harus segera dilunasi dan menjadi prioritas pembiayaan rutin sesuai waktu jatuh tempo.
Saat ini pinjaman jangka pendek dapat ditemui dengan mudah seiring munculnya pinjaman online. Nah, ini nih yang sekarang kadang bikin runyam. Ya kan?
Keuntungan Utang Jangka Pendek
Meski dinilai negatif, utang bukannya nggak punya manfaat loh. Justru, utang bisa membantu kita juga di saat-saat tertentu. Jenis pinjaman ini memiliki manfaat terutama bagi kamu yang tengah berada di kondisi darurat.
Pasalnya, sering terjadi juga, ketika kita sedang butuh uang dengan cepat, tetapi aset belum bisa dicairkan dengan segera. Misalnya, kalau punya emas ya mesti dijual dulu. Atau kalau deposito atau reksa dana, ya mesti dicairkan dulu dan itu butuh waktu.
Nah, kalau sudah begini, utang jangka pendek bisa jadi opsi solusi.
Persyaratan Mudah
Pinjaman dana dengan tenor yang pendek umumnya hanya memerlukan syarat dokumen lebih sederhana dan mudah, terutama jika memilih pinjaman tanpa jaminan.
Perusahaan pinjaman online atau fintech bahkan membebaskan pengguna untuk keperluan apa pun asal bukan tindakan ilegal atau kejahatan. Tak sedikit fintech yang hanya memberikan pinjaman dengan modal KTP.
Tenor Singkat
Daya tarik utang jangka pendek yaitu waktu pelunasan yang cepat dengan durasi 3, 6 sampai 12 bulan untuk pinjaman tanpa agunan non-bank, atau lewat fintech.
Waktu pelunasan yang singkat dapat mempermudah kamu dalam mengatur arus kas keuangan dan menciptakan perasaan aman karena tidak ada beban jangka panjang. Pasalnya, semakin panjang tenor, maka jumlah uang yang harus disisihkan pun semakin besar.
Pencairan Cepat
Keuntungan lain dari pinjaman jangka pendek adalah waktu pencairan yang cepat biasanya di antara 1 – 3 hari masa pengajuan. Bahkan, beberapa fintech dapat mencairkan dana hanya dalam hitungan menit atau jam saja, hanya bermodal KTP dan foto diri untuk pengajuannya.
Jumlah dan waktu terbatas
Meminjam dengan dana yang besar tentunya bukan hal yang disarankan, terutama jika pendapatan kamu memang masih minim. So, pastikan kamu hanya meminjam ketika memang sangat butuh, pinjamlah sesuai kebutuhan, dan pastikan ada dana yang bisa dipakai untuk membayar kembali.
Jumlah pinjaman yang besar berujung pada besarnya bunga yang harus dibayar. Dengan adanya utang jangka pendek, akan ada batasan. Secara tak langsung, hal ini dapat menolongmu dari keinginan untuk berutang lebih banyak lagi. Kamu bisa fokus pada jumlah yang dibutuhkan untuk waktu yang singkat, sehingga tidak membebani perencanaan keuangan kamu,
Melihat beberapa keuntungan di atas, tak heran jika jasa peminjaman dana dalam jangka pendek diminati. Terlebih untuk kebutuhan yang belum terpenuhi dengan gaji karyawan saat ini, yang kadang dirasa pas-pasan.
3 Jenis Utang Jangka Pendek yang Biasa Dimanfaatkan Karyawan
Utang jangka pendek jadi salah satu alternatif solusi mudah di kala darurat. Nah, bagi karyawan umumnya ada beberapa contoh utang jangka pendek yang bisa dimanfaatkan, tetapi dengan catatan; harus dibarengi dengan pengelolaan yang baik.
Paylater
Paylater adalah metode yang saat ini banyak diadaptasi oleh aplikasi atau platform digital. Memiliki kegunaan untuk menunda dan mencicil pembayaran ketika kamu ingin membeli sesuatu.
Perusahaan digital dan start-up adalah yang paling banyak menawarkan layanan Paylater ini untuk penggunanya. Konsep umumnya kurang lebih sama dengan kartu kredit, tetapi penggunaannya dibuat lebih sederhana dan praktis.
Tak heran, jika banyak orang yang tak segan mengaktifkan fitur pinjaman jangka pendek ini. Kamu juga boleh saja memanfaatkannya, tetapi ingat! Pastikan kamu menggunakan Paylater untuk kebutuhan mendesak, dan pastikan kamu mampu membayarnya.
Kartu kredit
Sebagian besar masyarakat pasti sudah tahu banget jenis utang pendek ini. Kartu kredit dapat digunakan untuk melunasi pembayaran dari transaksi untuk keperluan apa pun.
Sebagai karyawan, kamu juga bisa banget memanfaatkan layanan kartu kredit ini. Misalnya, kamu bepergian, ketimbang terlalu banyak bawa-bawa uang tunai yang kurang aman dan nyaman, mendingan pakai kartu kredit saja.
Nah, tapi lagi-lagi ya, pastikan semua sudah sesuai bujet dan kebutuhan, sehingga kamu bisa membayarnya tepat waktu.
Utang koperasi
Sebagai lembaga keuangan nonbank, koperasi simpan pinjam merupakan salah satu jenis usaha yang dibuat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, terkhusus bagi anggotanya. Ketika kamu berada di situasi genting, sebagai anggota koperasi kamu beruntung karena kegiatan usaha ini dapat memberikan pinjaman uang kepada anggotanya.
Saat ini koperasi simpan pinjam banyak menawarkan jasa dengan akad syariah, sehingga kamu tak perlu khawatir riba. Selain itu, OJK juga merilis koperasi yang mengeluarkan aplikasi pinjaman online. Namun, pinjaman ini hanya berlaku untuk anggota koperasi saja dan tidak diperbolehkan untuk orang lain di luar lembaga ini. Syarat untuk pengajuan pinjaman cukup sederhana seperti KTP, KK, slip gaji, pembayaran PBB, dan biaya listrik.
Nah, biasanya perusahaan-perusahaan besar juga punya koperasi untuk karyawan. Niatnya—pada umumnya—untuk membantu meningkatkan kesejahteraan karyawan. So, boleh saja kalau kamu pengin memanfaatkan fasilitas ini. Lagi-lagi pastikan, kamu mampu membayarnya kembali.
Menjadi karyawan memang tak sepenuhnya menjamin kebutuhan hidup terpenuhi. Apalagi jika kamu merupakan generasi sandwich yang menanggung biaya orang tua dan keluargamu sendiri di rumah.
Utang jangka pendek menjadi pilihan alternatif yang bisa digunakan untuk menutupi kebutuhan di masa genting. Namun, pastikan pendapatan kamu mampu untuk melunasi utang tersebut tepat waktu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Squid Game dan Pelajaran Keuangan Terpenting yang Bisa Kita Petik
Dunia digegerkan dengan miniseries asal Korea yang tayang di Netflix saat ini. Yes, Squid Game. Sebuah drama Korea genre survival thriller yang menyuguhkan cerita sisi gelap manusia tetapi dengan sangat menarik.
Di samping cerita permainannya sendiri, ternyata banyak pelajaran penting—lebih khusus lagi tentang keuangan—yang dapat kita petik dari serial ini loh.
Apa saja? Ini dia.
Pelajaran Keuangan dari Squid Game
1. Asuransi itu penting
Mari jujur saja. Masih banyak di antara kita yang masih menaruh asuransi bukan pada prioritas utama. Seperti halnya dalam Squid Game, ibu Gi Hun yang mendesak untuk pulang karena nggak punya uang lagi untuk membayar tagihan rumah sakit, padahal beliau mengidap diabetes. Gi Hun mengatakan, bahwa asuransi dapat meng-cover biaya itu, tetapi kemudian diingatkan bahwa ia tidak dapat membayar premi secara teratur.
So, dari sini kita belajar, bahwa asuransi itu penting artinya, terutama sebagai jaminan akan munculnya risiko keuangan bisa terjadi sewaktu-waktu. Asuransi bukan hal yang akan memberatkan keuangan kita. Sebaliknya, asuransi justru dapat menjamin masa depan kita. Betul?
2. Don’t put eggs in one basket
Di salah satu scene Squid Game, Sang Woo, teman Gi Hun, mengatakan, “Don’t put your eggs in one basket”. Hmmm, pasti familier banget kan dengan pepatah bijak investasi ini? Ini juga terjadi pada kita.
Zaman sekarang, orang dapat berinvestasi di berbagai instrumen. Ada potensi keuntungan, tetapi kita juga harus memahami risikonya. High risk, high return.
Ketika kita mengambil instrumen yang terlalu tinggi, maka risiko juga akan sangat tinggi. Bahkan bisa jadi modal kita ikut hilang. Namun, jika hanya mengandalkan investasi risiko rendah, bisa jadi tujuan keuangan takkan tercapai.
Jangan lupa untuk berinvestasi pada diri sendiri juga ya.
3. Awas jebakan keinginan sesaat
Kadang kita bias. Keinginan sesaat justru malah diutamakan, dan kita lupa pada hal-hal yang lebih penting.
Seperti Gi Hun dalam Squid Game yang kecanduan judi. Judi dianggap sebagai solusi terbaik atas masalah keuangan yang dialami. Nggak punya uang, malah judi. Dikiranya, nanti kalau menang, kan dapat uang. Ia mempertaruhkan semua yang ia punya untuk sesuatu yang tak pasti.
Padahal ya, nggak gitu mainnya. Kalah judi justru membuatnya jadi berutang.
Hal ini juga sering terjadi ketika kita hanya ikut-ikutan apa kata orang untuk berinvestasi di instrumen-instrumen yang tak kita pahami betul. Maunya sih pengin kena ciprat cuan juga. Syukur-syukur cuan gede. Semacam dapat lotere. Sampai dibelain nyari utang, supaya bisa ikut beli saham.
Akibatnya, bisa diduga, ketika terjadi risiko kerugian, tak cuma modal berkurang, kita pun kehilangan segalanya.
4. Bijak berutang
Utanglah yang menjadi penyebab semua kekacauan di Squid Game. Sebagian besar peserta butuh uang untuk membayar utang pada rentenir.
Percaya atau tidak, utang itu bikin kecanduan. Sering kali terjadi, belanja pakai kartu kredit misalnya. Keasyikan gesek, hingga akhirnya hanya bisa bayar minimum payment.
Akan lebih parah, kalau sampai utang pada rentenir. Seperti halnya pada pinjol. Utang sekali, nggak bisa bayar, malah ambil utang lagi untuk menutup utang lama. Gali lubang tutup lubang, akhirnya bergulung-gulung dan kita pun tercekik.
5. Prioritas adalah koentji
Alih-alih menggunakan uang hasil pinjaman untuk menutup pengeluaran atau dijadikan modal untuk mendapatkan penghasilan, Gi Hun malah memakai uang tersebut untuk judi.
Melalui serial ini, kita belajar untuk memprioritaskan hal-hal yang lebih penting. Sudah dapat uang, lalu mau dipakai untuk apa? Untuk menutup kebutuhan hidup? Untuk berobat, seperti kasus Gi Hun dan ibunya? Atau malah habiskan saja untuk hal-hal tak berfaedah yang “kenikmatan”-nya hanya sesaat seperti judi?
It’s not about how to earn money, but how to spend it.
6. Keserakahan adalah kunci kegagalan hidup
Squid Game is all about upaya survival menghadapi segala tantangan. Agar dapat bertahan dan menang, kita memang harus melakukan apa pun yang perlu dilakukan.
Namun, kala (hampir) menang, kadang keserakahan mendatangi kita. Kita pengin lebih! Hingga akibatnya kita jadi lengah, dan malah menderita kerugian yang berlipat ganda. Mau untung, malah buntung.
Mengenal kata ‘cukup’ itu memang jadi hal yang krusial, apalagi kalau soal keuangan.
7. Keuangan yang sehat tak dapat diraih dalam semalam
Kita semua tentu pengin kondisi keuangan yang stabil. Nggak perlu berlebihan, tapi ketika ada hal yang dibutuhkan, uangnya sudah ada.
Mau nyekolahin anak, uangnya sudah ada. Mau beli rumah, uangnya sudah siap. Mau nikah, tinggal bongkar tabungan. Tapi, semua itu tak dapat diraih hanya dalam semalam. Butuh waktu dan perjuangan.
Squid Game mengajarkan, bagaimana kita harus berjuang, bekerja, dan berusaha lebih keras meskipun rasa-rasanya dunia memperlakukan kita secara tak adil. Tapi memang kan, kisah sukses itu tak datang dengan cepat. Baik dalam permainan seperti Squid Game, ataupun di dunia nyata.
8. Nikmati hasil yang sudah dicapai
Dari Squid Game, kita juga belajar bersyukur atas apa yang sudah bisa kita dapatkan dan miliki.
Seperti si kakek yang bertanya pada Gi Hun, mengapa ia tak mempergunakan uangnya sama sekali? Kita pantas memanfaatkan apa pun yang sudah kita dapatkan. Kita berhak menikmatinya.
Dalam hidup, kadang hal ini juga terjadi. Punya banyak mau dan cita-cita, membuat kita hanya tahu menabung saja. Padahal, kita boleh loh mempergunakan sebagian dari uang yang kita hasilkan itu sebagai self reward. Nggak ada yang melarang, malahan harus. Namun, tentu saja harus terukur dan tercatat.
“That money was the reward you got for your luck and hard work. You have the right to use it.”
9. Uang bukan segalanya
Last but not least, dalam adegan menjelang akhir, kita juga dihadapkan pada pelajaran, bahwa berapa pun uang yang kita miliki, toh hidup tetap akan butuh perjuangan. Mungkin bentuknya saja yang berbeda. Bahkan, kita kadang bosan menjalani hidup, yang tak dapat ditolong dengan adanya uang.
Squid Game memberi kita pelajaran, tak hanya soal bertahan hidup, tetapi juga soal menghargai dan melihat keindahan dalam hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Bahkan ketika kita kaya raya seperti Paman Gober pun, kalau memang kita tak bahagia dengan hidup kita, maka uang itu juga tak berguna.
Uang bukan segalanya, meskipun segalanya butuh uang.
Banyak banget kan, yang bisa kita pelajari dari serial Korea yang terdiri atas 9 episode dan menjadi nomor satu most popular show di AS. Di sini, kita belajar moral dasar dalam hidup. Bahwa betapa pun sulitnya hidup, akan selalu ada jalan keluar dari semua masalah yang kita perjuangkan. Kita hanya perlu berjuang lebih keras agar bisa mencapai garis finish.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Karyawan Menjadi Sasaran Empuk Pinjaman Online Ilegal, 5 Kasus Ini Buktinya
Maraknya pinjaman online ilegal kini semakin meresahkan masyarakat. Aksi yang dilakukan pun kini dengan berbagai modus baru. Mulai dari iklan jaminan bunga ringan dengan jangka waktu panjang hingga yang terbaru dengan transfer langsung ke rekening korban.
Dan, sasaran empuknya, siapa lagi kalau bukan mereka yang belum memiliki pemahaman yang cukup mengenai modus ini. Termasuk para karyawan.
Melihat kondisi saat ini—ketika ekonomi kembali di ambang kondisi darurat, dengan ancaman PHK yang masih membayangi, dan kebutuhan yang semakin meningkat—pinjaman online dianggap sebagai solusi cepat. Namun, alih-alih meringankan, pinjaman online justru bagai jebakan.
Faktanya, banyak kasus jeratan pinjaman online ilegal ini melibatkan para karyawan. Mari kita lihat beberapa di antaranya.
5 Kasus Pinjaman Online Ilegal yang Melibatkan Karyawan
1. PNS Juga Jadi Sasaran
Ya, ini sungguh miris, ketika seorang pegawai pemerintahan harus terlibat dengan pinjol, tetapi demi karier, ia memilih untuk tetap melunasi dan tak lapor polisi.
Ini terjadi pada seorang PNS kantor pemerintahan Kabupaten Boyolali yang mengaku menjadi korban pinjaman online ilegal. Kasusnya ramai di pertengahan bulan Juni 2021 ini.
Terdesak kebutuhan membuatnya tergiur untuk mencoba meminjam dana dari pinjaman online. Ia meminjam uang sebesar Rp900.000, akibat tergiur sebuah iklan di media sosial dengan iming-iming waktu pengembalian lama dan bunga ringan. Setelah menyetujui dan mengikuti syarat, ia terkejut melihat waktu pengembalian hanya 7 hari dan bunganya tinggi.
Dua bulan sejak dirinya meminjam uang dari pinjol ilegal, tagihannya membengkak hingga Rp75 juta. Ia juga mengaku diteror dengan kata-kata kasar, lantaran belum bisa membayar pada saat jatuh tempo.
2. Tagihan Utang sampai ke Atasan, dan Dipecat
Kasus lain menceritakan korban pinjaman online ilegal yang mengaku mengalami pemecatan karena penagih utang meneror atasannya.
Utangnya senilai Rp1,2 juta, namun pinjaman online ilegal tersebut menyebar SMS ke teman-teman, ketika yang bersangkutan tidak bisa membayar tepat waktu. Teror ini pun sampai ke atasannya, yang diteror di malam hari melalui WhatsApp dan SMS.
Karena merasa terganggu, atasannya pun meminta yang bersangkutan untuk keluar dari pekerjaan.
3. Guru TK di Malang, dan Pinjamannya di 19 Pinjaman Online Ilegal
Yang sempat viral juga adalah kasus pinjaman online ilegal yang dialami oleh seorang guru TK di Malang, yang awalnya meminjam Rp600.000 namun kemudian lantas bergulung-gulung dan akhirnya membengkak jadi Rp40 juta.
Dari 24 aplikasi pinjol yang meminjamkannya dana, 19 di antaranya adalah pinjol ilegal.
Si Ibu Guru bahkan sempat kehilangan pekerjaan juga akibat yayasan sekolah di mana ia mengajar mengetahui hal ini. Untunglah, kasus pinjaman online si Ibu Guru sudah dibereskan melalui bantuan banyak pihak.
4. Dari Pinjaman Online Berakhir ke Kriminalitas
Seorang kepala toko waralaba di Tasikmalaya diberitakan nekat membobol brankas tempatnya bekerja. Hal ini dilakukannya untuk membayar utang pinjaman online. Ia mengambil uang tunai Rp47.749.000 di brankasnya sendiri dan beberapa slop rokok berbagai jenis di toko yang ia pimpin.
Awalnya, pelaku melaporkan toko waralaba yang dipimpinnya telah dibobol maling. Namun, hasil penyelidikan justru mengarah ke pelapor sendiri. Sampai akhirnya ia mengakui perbuatannya, dan menyerahkan barang bukti sisa hasil curian.
5. Modus Baru Pinjol, Transfer Langsung ke Rekening Korban
Baru-baru ini seorang pengguna akun Twitter bercerita dirinya mendapat kiriman uang melalui bank transfer sebesar Rp1,51 juta di rekeningnya. Ia curiga, dana tersebut berasal dari pinjol ilegal. Setelah ditelusur, ada kemungkinan bahwa pengirim salah transer.
Meski begitu, kalau kita telusur lebih jauh pada thread-nya, ada banyak komen dari pengguna Twitter yang lain yang menceritakan kisah yang mirip. Mereka tiba-tiba mendapatkan dana dengan ditransfer, dan kemudian ditagih pengembalian plus bunganya.
Beberapa kasus di atas menjadi pengingat untuk kita selalu berwaspada dalam keadaan mendesak sekalipun.
Dari kasus yang ada, peminjam dana banyak yang berstatus karyawan. In fact, salah satu masalah keuangan terbesar yang dialami oleh karyawan memang adalah utang. Sudah pasti akan lebih fatal lagi, jika utangnya dari pinjaman online ilegal.
Yuk, bijak untuk memilih pinjaman yang legal dan sudah berada di bawah pengawasan OJK dan telah menjadi anggota AFPI. Dan, dari pihak si karyawan sendiri, kita bisa lihat betapa pentingnya mendapatkan literasi keuangan yang baik, terutama soal pengelolaan utang.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Tanda Arus Kas Pribadi Kamu Bermasalah
Masalah keuangan pribadi biasanya selalu berawal dari satu akar penyebab terbesar: pengelolaan arus kas yang kurang tepat.
Dari sini, lalu muncul serentetan masalah lainnya secara domino, dan kalau dibiarkan saja, bakalan semakin besar menggulungmu tanpa ampun. Salah satunya adalah terjerat utang yang tak ada habisnya.
Sayangnya, banyak dari kita yang kurang paham dan nggak sadar, bahwa kondisi arus kas keuangan kita sedang bermasalah. Rasanya sih baik-baik saja, ya cuma paling belum waktunya gajian lagi, uang di ATM sudah kosong. Yang kalau di tanggal muda, pesan makanan online bisa tiga kali sehari, pas tanggal tua bingung mau numpang makan di mana lagi.
Duh, kok sedih nian.
Coba deh, apakah kamu mengalami beberapa hal berikut ini sekarang?
5 Tanda Arus Kas Keuangan Pribadi yang Bermasalah
1. Pengeluaran lebih besar ketimbang pemasukan
Nah, untuk kasus belum waktunya gajian kok uang di ATM sudah habis di atas, kamu perlu melihat lagi arus kas pribadimu. Jangan-jangan memang pengeluaranmu lebih besar ketimbang pemasukan. Kalau benar begini, ya enggak heran arus kas kamu negatif terus.
Pernahkah kamu mencatat pemasukan dan pengeluaranmu dalam satu waktu? Satu bulan, misalnya? Belum? Coba deh, lakukan dalam satu bulan saja dulu. Lalu lihat, apakah pengeluaranmu memang lebih besar ketimbang pemasukan?
Kalau memang benar demikian, dari catatan itu, seharusnya kamu bisa melihat apa saja pos pengeluaran uang yang kamu lakukan dalam satu bulan. Apakah sudah memenuhi proporsi ideal ala QM Financial:
- Kebutuhan rutin: 40%
- Cicilan utang maksimal 30%
- Investasi 10%
- Sosial 5 – 10%
- Lifestyle maksimal 10%
Tentu saja, kamu tidak harus persis memproporsikannya seperti itu. Kamu bisa mengubahnya sesuai kondisimu. Tetapi, yang penting, kamu memang harus mempunyai pemisahan pos pengeluaran dengan jelas, agar lebih mudah mengatur arus kas pribadimu.
2. Nggak bisa menabung atau investasi
Gaji lumayan (atau bahkan besar) tapi kok susah sekali menabung? Ada apa? Coba cek lagi catatan pengeluaranmu.
Tabungan dan investasi itu penting loh!
Oke, mungkin kamu belum bisa menabung karena memang ada prioritas lain. Untuk membantu keluarga dulu, misalnya. Atau sekarang, di masa pandemi ini, kamu masih harus berhemat karena penghasilanmu berkurang. That’s ok.
Namun, ada baiknya kamu atur lagi arus kas pribadimu. Cari cara supaya kamu bisa menabung, walaupun hanya sedikit. Setidaknya, untuk dana darurat. Coba sisihkan pos investasi di awal, hitung lagi.
Cermati catatan pengeluaran, cari pos mana yang bisa dihemat lagi, dan upayakan menambah penghasilan lagi supaya kamu bisa menabung ya.
3. Hidup paycheck to paycheck
Sudah sering dengar curhatan, gaji baru diterima, besoknya sudah menipis kan ya? Sudah bayar tagihan ini itu, terus buat kebutuhan hidup hingga sebulan ke depan. Nggak kurang sih, tapi pas banget. Menabung? Investasi? Nggak bisa.
Iya, ya kayak kasus di atas.
Dapat gaji, buat bayar ini itu. Terus habis. Tanggal gajian berikutnya lantas ditunggu, jadi tanggal “keramat”.
Ini bisa jadi indikasi bahwa kamu hanya hidup paycheck to paycheck. Kalau kayak gini, bukan gaji kamu yang salah karena terlalu kecil. Mungkin memang arus kas keuangan kamu memang bermasalah.
4. Selalu terlambat membayar cicilan
Terlambat membayar cicilan utang ini akan menimbulkan masalah lebih besar. Kamu harus membayar denda yang sebenarnya enggak perlu jadi tambahan pengeluaran, salah satunya. Apalagi kalau kamu selalu terlambat membayar cicilan.
Kenapa kamu selalu terlambat membayar cicilan? Ada masalah apa? Apakah kamu memang kesulitan untuk mengembalikan dana yang kamu pinjam? Apakah cicilan utangmu melebihi 30% dari penghasilanmu sebulan? Ataukah, uang kamu terlalu banyak dialokasikan di pos lain ketimbang untuk membayar cicilan?
Ada berbagai sebab mengapa kamu kesulitan menepati tenggat pembayaran utang. Coba cari apa masalahnya, dan temukan solusinya.
Jika memang cicilan utangmu melebihi 30% penghasilan, coba cek, apakah ada yang bisa kamu percepat pelunasannya. Tentu kamu harus mengeluarkan effort yang lebih untuk mengatur keuanganmu. Tapi, dengan mengurangi cicilan, next, arus kas kamu akan lebih baik dan kamu enggak perlu bayar denda keterlambatan lagi.
5. Mengandalkan kartu kredit untuk hidup sehari-hari
Kartu kredit memang banyak manfaatnya kok. Enggak perlu merasa bersalah jika memang kamu banyak menggunakannya. Kuncinya adalah pengendalian diri dan pengelolaan arus kas pribadi yang baik, and then you’re ok.
Tapi, ketika kamu merasa tak mungkin bisa belanja tanpa kartu kredit, bahkan kamu sampai belanja groceries dengan kartu kredit lantaran kamu enggak punya dana cair untuk belanja dan mengandalkan gaji bulan depan untuk membayar utang belanja bulan ini, itu pun hanya bisa minimum payment, hmmm … Merasa ada sesuatu yang salah dalam pengaturan arus kas pribadimu nggak sih, kalau gitu?
Kalau kamu belanja dengan kartu kredit karena kepraktisannya, dan kemudian kamu bisa langsung melunasi agar tak terkena bunga, maka ini enggak jadi masalah.
Coba yuk, dicek lagi. Mengapa sampai kamu enggak punya dana untuk belanja groceries? Mengapa harus mengandalkan gaji bulan depan untuk membayar belanja bulan ini?
Nah, yang mana di antara kelima hal di atas yang masih kamu alami sampai sekarang. Kalau hanya satu atau dua, kamu masih bisa memperbaikinya. Solusinya ya, selalu kembali ke pengaturan arus kas sehari-hari.
Tapi, kalau kamu mengalami kelimanya, wah, kamu harus segera bertindak. Mulailah dengan melakukan financial check up, dan segera perbaiki satu per satu kesalahan pengaturan arus kas yang ada.
Bingung? Jangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Ada kelas pengelolaan arus kas juga loh!
Selain itu, stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Cara Mengelola Utang di Tengah Masa Sulit
Mengelola utang di masa normal pun kadang terasa sulit, apalagi di masa-masa penuh ketidakpastian seperti kala pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
Kesiapan dan kemampuan untuk beradaptasi akan menentukan bagaimana kita harus meneruskan hidup ke depan. Tak sedikit dari kita yang enggak siap, sehingga harus merasakan dampak penurunan ekonomi secara signifikan. Dana darurat misalnya, karena banyak yang enggak punya, akhirnya harus berutang demi menutup kebutuhan hidup di tengah pandemi lantaran penghasilan juga tersendat.
Bisa dibayangkan situasinya; penghasilan enggak ada, dana darurat enggak punya, masih terlibat utang. Duh.
Jadi, apa yang harus dilakukan jika kamu berada di situasi seperti ini? Berdoa? Iya, betul, kita memang harus terus berdoa agar dimudahkan, tapi juga harus berusaha. Usaha apa yang bisa dilakukan untuk mengelola utang agar enggak jadi masalah yang semakin besar?
Mengelola Utang di Tengah Pandemi
1. Cek posisi utang
Sebelum mencari solusi untuk mengelola utang dengan lebih baik di masa pandemi ini, kamu harus memastikan dulu posisi utang sampai dengan hari ini.
Coba cek ya:
- Kapan jatuh tempo masing-masing utangmu?
- Berapa lama lagi utang-utang tersebut menjadi tanggunganmu
- Berapa cicilannya masing-masing?
- Berapa kekurangannya sampai lunas
- Berapa total cicilannya?
- Berapa rasionya dibandingkan dengan pemasukanmu yang sekarang?
- Bagaimanakah sistem pembayaran cicilannya, apakah autodebet atau kamu harus menyetor secara manual?
- Adakah konsekuensi yang harus ditanggung jika kamu menunggak atau malah melunasinya?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka kamu akan mendapat gambaran umum mengenai kondisi utang yang sebenar-benarnya. Hal ini penting agar kemudian kamu bisa mencari solusi yang paling tepat untuk dapat mengelola utang dengan baik.
Karena kondisi keuangan dan kehidupan orang berbeda satu sama lain, sehingga tak pernah ada satu solusi yang paling tepat untuk semua jenis masalah. Harus disesuaikan.
Tapi, yang pasti, kamu lantas bisa melanjutkan ke langkah kedua berikut.
2. Setop utang baru
Jangan buat lagi utang baru untuk sementara. Jauhkan kartu kreditmu. Jangan utang lagi. Prioritaskan waktu dan pikiran untuk mengelola utang yang sedang berjalan sekarang, dan fokuslah untuk membereskan apa yang ada dulu sebelum punya utang baru.
Jika misalnya kamu punya kebutuhan, dan belum ada uang untuk memenuhinya, cobalah untuk menunda selama mungkin. Atau mungkin ada barang substitusi yang lain, yang mungkin bisa kamu dapatkan tanpa harus berutang.
3. Cek aset lancar
Cek aset lancar, siapa tahu bisa kamu manfaatkan untuk mempercepat pembayaran dan pelunasan utang yang sudah ada.
Aset lancar di sini termasuk uang tunai, tabungan, deposito jangka pendek, reksa dana pasar uang, kepemilikan barang yang bernilai jual tinggi seperti logam mulia, kendaraan, atau smartphone juga bisa.
Barang-barang itu bisa kamu beli lagi kan, nanti kalau kondisi keuangan sudah sehat?
4. Minta keringanan
Pemerintah punya program relaksasi kredit untuk membantu kita yang terdampak pandemi COVID-19 hingga setidaknya setahun ke depan. Kamu juga bisa mencoba untuk mendapatkan keringanan ini.
Keringanan kredit ini bukan lantas kamu bebas tidak harus membayar cicilan ya, tetapi bentuknya bisa jadi keringanan bunga, pengurangan cicilan bunga, hanya harus membayar utang pokok saja, perpanjangan tenor, dan sebagainya.
Cicilan tetap ada, tetapi tentunya lebih ringan. Begini saja, pasti sudah lumayan. Ketika kamu sudah mendapat keringanan, maka selanjutnya, kamu harus memikirkan bagaimana caranya supaya tetap bisa berkomitmen untuk mengelola utang.
5. Amankan asuransi kesehatan
Mayoritas utang yang terjadi di masa pandemi adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau untuk membayar biaya sakit di rumah sakit. Sungguh, kesadaran kita untuk memiliki asuransi–minimal asuransi kesehatan–memang masih minim sekali, bukan?
Sering terdengar kasus, awalnya sih sudah mendaftar BPJS Kesehatan untuk bantuan biaya sakit. Ketika sembuh, (sengaja) lupa membayar iuran. Lalu, kepesertaan jadi hilang. Saat sakit lagi, bingung deh.
BPJS Kesehatan merupakan asuransi kesehatan yang paling terjangkau untuk saat ini loh. Asuransi lain tidak ada yang selengkap BPJS Kesehatan dengan premi yang sebegitu terjangkau, meski sekarang sudah dinaikkan kecuali untuk kelas III.
Jadi, yuk, pastikan asuransi kesehatan kita aman. Yang akan memetik manfaatnya juga kita sendiri, sehingga menghindarkan utang untuk biaya rumah sakit.
6. Tambah penghasilan
Punyai penghasilan baru, demi bisa menurunkan rasio utang yang membesar akibat berkurangnya pendapatan selama pandemi COVID-19.
Coba cari peluang; berdagang barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang di sekutarmu, atau jadi freelancer juga bisa, sesuai keahlianmu. Jangan sungkan mempromosikan dagangan ataupun diri sendiri ya.
Semangat!
7. Miliki mindset baru
Pandemi COVID-19 memang memberi kita banyak pelajaran. So, jangan sampai melakukan kesalahan yang sama.
Beberapa hal yang harus dicatat:
- Harus punya dana darurat, meski kondisi kita baik-baik saja.
- Jangan berutang, jika tak yakin bisa membayar hingga lunas.
- Mengelola utang adalah koentji, baik di saat kondisi baik ataupun buruk.
- Miliki gaya hidup sesuai kemampuan.
- Amankan asuransi kesehatan (dan jiwa jika perlu).
Ayo, ubah mindset dan perilaku kita, mulai dengan belajar mengelola keuangan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Pelajaran Keuangan yang Kita Dapatkan Selama Pandemi
Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung tidak hanya membahayakan jutaan nyawa manusia di seluruh dunia, tetapi juga telah memberikan pukulan hebat bagi ekonomi global hingga resesi ekonomi pun diramalkan akan tiba. Krisis ini menjadi pelajaran keuangan yang tak akan terlupakan, sepertinya.
Well yeah, kadang, untuk menjadi paham dan mengerti akan sesuatu, kita memang harus lebih dulu terpukul oleh musibah, bencana, kecelakaan, kesalahan, dan sejenisnya sih. Begitu pula dengan masa pandemi sekarang ini.
Salah satu pelajaran keuangan terpenting yang bisa kita dapatkan selama pandemi adalah kesiapan finansial itu sangat penting, sehingga kita bisa menghadapi berbagai kondisi buruk secara efektif.
Nah, kali ini, mari kita bahas beberapa pelajaran keuangan yang diajarkan oleh krisis virus corona ini kepada kita.
5 Pelajaran Keuangan yang Kita Dapatkan Selama Pandemi Virus Corona
1. Jangan ambil utang yang tidak mampu kamu bayar
Pinjaman, bila dapat dikelola dengan baik, bisa menjadi salah satu “sarana” untuk memenuhi tujuan keuangan kita, misalnya seperti KPR atau kredit kendaraan. Utang kadang-kadang juga dapat membantu kita keluar dari keadaan darurat keuangan.
Namun, sangat penting bagi kamu untuk mengevaluasi kapasitasmu soal pembayaran cicilan. Adalah penting untuk melihat kemampuanmu sendiri dalam hal ini, karena utang yang tidak terjangkau tidak hanya dapat menghancurkan keuanganmu, tetapi juga dapat menyebabkan hilangnya aset berharga.
Belum lagi, utang juga dapat menyebabkan tekanan psikologis yang sangat besar di sepanjang jalan. Dan terutama selama masa-masa sulit seperti saat ini ketika kehilangan pendapatan bisa terjadi, membayar cicilan utang yang tidak terjangkau bisa menjadi lebih sulit meskipun ada stimulus relaksasi pinjaman dari pemerintah.
Pelajaran keuangan yang bisa didapatkan dari hal ini adalah jangan pernah berutang berlebihan, dan milikilah rencana darurat agar tetap dapat membayar kembali pinjamanmu tepat waktu.
Ingat, berani utang berarti berani bayar, apa pun kondisinya.
2. Selalu memiliki dana darurat yang memadai
Rencana darurat nggak akan lengkap tanpa dukungan dana darurat yang memadai.
Seharusnya sekarang kamu semakin paham akan pelajaran keuangan yang kedua ini: Betapa penting arti dana darurat ini ketika banyak di antara kita yang harus kehilangan penghasilan.
Dana darurat adalah jaring pengaman biaya hidup sehari-hari, ketika harus tetap hidup tanpa adanya pendapatan. So, mulai sekarang, pastikan dana darurat kamu setidaknya sebesar 6 – 12 bulan dari pengeluaran rutin. Taruh dana darurat di rekening tabungan, deposito, atau bisa juga di reksa dana pasar uang.
Mulailah membangun atau mengisi kembali dana daruratmu sekarang juga. Enggak ada kata terlambat kok.
3. Jangan hanya mengandalkan asuransi kesehatan yang disediakan kantor
Krisis akibat pandemi ini memaksa beberapa bisnis mengurangi karyawan, dan hal ini akan dapat memburuk jika ekonomi tidak bangkit kembali dengan cepat.
Jika hal ini terjadi, asuransi kesehatan menjadi salah satu hal yang mesti dipikirkan. Mungkin kamu selama bekerja mendapatkan benefit berupa tunjangan kesehatan dan diikutkan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Namun, ketika dengan sangat terpaksa kamu harus berhenti dari pekerjaanmu, tunjangan kesehatan ini bisa saja terhenti.
Ingat, sakit–terutama jika kamu harus menjalani rawat inap–bisa menjadi beban keuangan yang bisa menguras tabungan, bahkan bisa berujung utang.
Jadi, pelajaran keuangan yang bisa diambil dari krisis ini adalah pastikan kamu mengurus BPJS Kesehatanmu agar bisa tetap digunakan meski sudah bukan berstatus karyawan lagi.
4. Pentingnya asuransi jiwa
Jangan lagi menunda untuk memiliki asuransi jiwa.
Virus corona telah memakan banyak korban jiwa. Enggak bisa terbayangkan, jika mereka yang menjadi korban adalah tulang punggung keluarga. Bagaimana nasib keluarganya ketika sudah ditinggalkan? Pasti akan sulit; belum lagi sembuh masa berkabungnya, sudah harus stres memikirkan besok harus makan apa karena kehilangan penopang hidup.
So, ini juga menjadi pelajaran keuangan yang sangat penting bagi kita.
Yuk, mulai cari-cari info asuransi jiwa murni, yang bisa melindungi risiko keuangan yang harus ditanggung ketika kita mengalami musibah. Beri perlindungan pada orang-orang yang kita cintai.
5. Diversifikasikan portofolio investasi
Krisis akibat COVID-19 telah sangat memengaruhi sebagian besar instrumen investasi. Volatilitas pasar yang terjadi telah menghapus begitu saja imbal hasil yang sudha didapatkan selama bertahun-tahun. Suku bunga deposito merosot, bunga tabungan juga semakin rendah.
Namun, investasi emas secara nyata justru memberikan imbal yang menggembirakan. Selamat, untuk kamu yang sudah berinvestasi emas sekian lama, dan di krisis kali ini memetik hasilnya.
Pelajaran keuangan yang kita dapatkan kali ini adalah selalu diversifikasikan investasimu ke berbagai kelas aset dengan berbagai tingkat risiko dan imbal untuk meminimalkan risiko investasi secara keseluruhan.
Yang sama pentingnya adalah menyelaraskan investasimu dengan profil risiko, tujuan keuangan, dan rasio likuiditas keuanganmu yang paling ideal. Jangan hanya mengejar target pengembalian yang tidak realistis dari investasimu.
Terakhir, jangan dulu hentikan investasi sekarang, apalagi tanpa pertimbangan yang matang, karena semakin lama kamu berinvestasi, semakin besar peluangmu untuk mendapatkan pengembalian yang diinginkan.
Yuk, belajar lebih banyak agar bisa menyusun strategi rencana investasi yang sesuai dengan tujuan keuanganmu, terutama ketika nanti pandemi ini berakhir. Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Menjadi Korban PHK Akibat Pandemi COVID-19, Harus Bagaimana?
Pemerintah mencatat sebanyak 2,8 juta orang pekerja kini sudah menjadi korban PHK lantaran tempat mereka bekerja terdampak oleh pandemi COVID-19.
Bahkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyebutkan angka yang lebih mengejutkan lagi; 15 juta! Kadin memperkirakan, jumlah 2 juta yang dirilis oleh pemerintah adalah jumlah korban PHK dari perusahaan-perusahaan besar, tetapi belum termasuk mereka yang bekerja di usaha mikro, usaha kecil, hingga usaha menengah yang juga telah kehilangan pekerjaan akibat pandemi ini.
Kalau baca beritanya, jadi speechless enggak sih? Sepertinya memang benar apa yang diprediksi oleh para ahli, bahwa dunia sedang berada di ambang resesi terburuk.
Apa kabarmu? Apakah kamu juga merupakan salah satu korban PHK, dampak dari pandemi virus corona ini? Jika iya, QM Financial turut prihatin yang sedalam-dalamnya ya. Hanya bisa membantu dengan doa dan harapan, semoga kesulitan ini akan segera berlalu.
Tapi sementara itu, kita pastinya enggak bisa cuma menunggu kondisi membaik dengan sendirinya, bukan? Kita harus segera melakukan sesuatu, setidaknya berusaha agar napas kita lebih panjang sampai badai ini benar-benar tuntas teratasi dan kondisi menjadi baik lagi.
Apa yang harus dilakukan jika kamu sekarang menjadi korban PHK akibat pandemi COVID-19?
1. Financial check up
Yang pertama harus dilakukan pastinya adalah memastikan kondisi keuangan kita seriil-riilnya. Karena itu, yuk, lakukan financial check up; periksa kesehatan keuangan kita sendiri agar tahu letak “penyakitnya” di mana, dan bisa diperbaiki segera.
Apa yang perlu diperiksa? Di antaranya:
- Pemasukan. Tentunya dengan “status” sebagai korban PHK, pemasukan akan berkurang. Seberapa banyak berkurangnya? Apakah benar-benar zero income? Ataukah, sebenarnya kamu masih punya pemasukan yang lain? Juga, apakah kamu menerima pesangon? Seberapa banyak, dan kira-kira bisa digunakan sampai kapan? Perhitungkan dengan pengeluaran bulananmu ya.
- Status utang. Bagaimana posisi utangmu saat ini? Masih ada utang apa saja? Masih kurang berapa banyak cicilannya? Masih berapa lama?
- Aset lancar. Apakah kamu punya tabungan? Dana darurat? Punya investasi yang bisa segera dicairkan? Punya simpanan emas? Ada piutang?
- Pengeluaran. Cermati pengeluaran-pengeluaran yang ada, mulai dari kebutuhan pokok, tagihan rutin, dan pengeluaran lainnya yang mungkin ada.
Selain keempat hal di atas, periksa juga hal-hal lain yang berkaitan dengan keuanganmu. Lakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
2. Amankan utang
Utang adalah salah satu pos pengeluaran terbesar, yang bisa dibilang–meski kondisi sesulit apa pun, ya mesti tetap dibayar. Meskipun kamu berstatus sebagai korban PHK, tetapi utang tetap menjadi kewajiban.
So, kalau kamu menerima uang pesangon, maka utang adalah pos pertama yang harus segera diamankan dengan uang pesangon. Kamu bisa menyisihkan dulu di awal.
Jika memang kamu mengalami kesulitan untuk membayar cicilan, enggak ada salahnya jika kamu meminta keringanan kredit pada pihak pemberi pinjaman.
OJK sendiri sudah mengeluarkan ketetapan mengenai relaksasi kredit sesuai instruksi pemerintah bagi kita yang terdampak COVID-19, mulai dari pekerja informal, pekerja berpenghasilan harian, termasuk juga para korban PHK. Stimulus ini tidak secara otomatis datang sendiri ya, jadi kamu yang harus mengajukan permohonan untuk kemudian baru diproses. Keringanan kredit ini juga bukan berarti bebas enggak bayar sama sekali, tetapi bisa berupa keringanan suku bunga, perpanjangan waktu, keringanan angsuran pokok, dan berbagai kebijakan lain.
Manfaatkanlah jika memang memungkinkan. Sedikit keringanan dalam bentuk apa pun akan membantu.
3. Hemat pengeluaran
Ubah gaya hidup! Ini sudah harus segera dilakukan begitu pemasukanmu berkurang sebagai korban PHK.
Cermati catatan pengeluaranmu yang terbagi dalam 5 pos–pos pengeluaran kebutuhan hidup rutin, cicilan utang (yang sudah dibahas di poin kedua), investasi, sosial, dan lifestyle–apakah ada yang bisa dihemat, dikurangi, disesuaikan, ditunda, atau bahkan dihapus.
Untuk investasi, boleh saja jika sekarang kamu memutuskan untuk setop investasi dulu, karena kamu akan butuh fresh cash untuk bertahan hidup. Nanti setelah kondisi membaik, kamu bisa mulai lagi. Begitu juga pos pengeluaran sosial, jika memang dirimu sendiri lebih membutuhkannya.
Lifestyle? Jelas harus dihemat. Coret dulu jajan-jajan bobanya. Masak sendiri dulu di rumah, dengan bahan-bahan makanan yang terjangkau. Pastikan belanja hanya barang-barang yang penting, kurangi yang tidak urgent, tunda yang bisa ditunda.
4. Pakai dana darurat
Ya, semoga kamu sudah memiliki dana darurat. Meskipun jumlahnya mungkin belum ideal, tapi setidaknya ada, dan bisa kamu gunakan untuk menyambung hidup sampai kamu bisa memiliki pemasukan lagi.
Jangan lupa, berkomitmen untuk menggantinya nanti ketika kondisi membaik ya.
5. Segera cari alternatif pemasukan lain
Boleh saja berstatus korban PHK, tapi sebaiknya, kamu jangan menyerah sampai di situ saja. Yuk, usaha, cari peluang untuk mempunyai pemasukan lagi.
Coba amati, apa yang lingkungan sekitarmu butuhkan? Mungkin tetangga-tetangga butuh pasokan lauk-pauk atau camilan, dan kebetulan kamu jago memasak, kamu bisa menawarkan jasa memasak untuk mereka. Atau, coba cari peluang untuk menjadi agen distributor frozen food atau kebutuhan lainnya, dan juallah melalui WhatsApp groups. Jangan lupa untuk menawarkan layanan antar ya.
Sudah mulai terdengar klise, tapi hanya harapan, “Semoga badai ini segera berlalu!” yang bisa kita miliki. Bertahan ya, teman-teman QM Financial! Kita pasti bisa melakukannya bersama-sama.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Saat Krisis Keuangan Berakhir, Segera Lakukan 5 Langkah Berikut
Nggak ada yang berharap krisis keuangan terus berlanjut, apa pun penyebabnya. Penginnya sih ya, krisis segera berakhir, kehidupan kembali normal, dan kita pun bisa menata hidup lagi dengan lebih baik.
Nah, mari kita berandai yang baik-baik. Jika, krisis ini berakhir nanti (Amin!), apa yang pertama kali akan kamu lakukan? Langsung pesan tiket pesawat dan pelesiran keluar negeri sepuas hati?
Ya, boleh saja sih. Secara gitu ya, kita sekarang sedang “dikurung” di rumah atau di kamar sendiri. Begitu aman untuk keluar dari “kurungan”, pastilah hal pertama yang akan dilakukan adalah pergi liburan, piknik, dan jalan-jalan.
Tapi, tunggu dulu. Sebelum kamu pesan tiket pesawat, kereta api, dan lain sebagainya, sebaiknya kamu lakukan dulu beberapa hal terkait keuangan berikut ini.
5 Langkah yang Harus Segera Dilakukan Ketika Krisis Keuangan Berakhir Nanti
1. Atur ulang arus kas
Arus kas adalah kunci di segala kondisi. Maka, jangan bosan-bosan untuk selalu mengecek kelancarannya di segala situasi.
Saat kita mulai menghadapi krisis keuangan–dengan penyebab apa pun–mengecek kelancaran arus kas harus dilakukan pertama kali. Demikian pula, ketika akhirnya krisis keuangan berakhir, arus kas adalah hal pertama yang harus dilihat dan diamati.
Perhatikan pos-pos pengeluaran yang ada. Mungkin proporsinya sudah sempat berubah kemarin di awal masa krisis. Sudah enggak 40 – 30 – 20 – 10 (atau proporsi yang biasa) lagi. Lalu, bagaimana dengan setelah krisis keuangan berakhir? Apakah pembagian pos pengeluarannya masih sama, atau adakah yang berubah lagi?
Supaya kamu tahu dengan pasti, lakukan pencatatan harian lagi dengan membuat catatan pengeluaran, catatan pendapatan, dan anggaran. Dengan demikian, polanya akan terlihat lagi.
2. Cek posisi dana darurat
Apakah kamu sempat menggunakan tabungan dana daruratmu untuk keperluan ini itu selama krisis keuangan berlangsung? Berapa banyak?
Setelah mengetahui jumlah dana darurat yang terpakai, segera buat rencana untuk memulihkannya lagi begitu krisis keuangan berakhir. Kamu bisa mengalokasikannya langsung di depan begitu kamu terima gaji atau penghasilan. Buatlah pemulihan dana darurat ini sebagai tujuan keuangan yang utama, sebelum beranjak ke tujuan keuangan yang lain.
3. Cek posisi utang
Bagaimana posisi utangmu? Apakah ada yang sempat tertunda cicilannya saat krisis keuangan terjadi? Kalau iya, sekaranglah waktunya untuk mengalokasikan ulang semua tagihan dan cicilan.
Coba cek artikel cara efektif melunasi utang ini ya, dan pertimbangkan langkah-langkah yang perlu atau bisa kamu lakukan untuk membayar tunggakan. Tetap tenang, dan tak perlu panik.
Meski mungkin pemerintah memberikan instruksi kepada semua pemberi pinjaman untuk dapat menunda penagihan, tetapi bukan berarti kita lantas bisa seenaknya enggak membayar utang.
Ingat ya, berani utang berani bayar.
4. Genjot penghasilan
Yang pastinya, setelah keluar dari karantina, harapannya kita bisa beraktivitas dengan lancar. Maka, ini waktunya untuk bounce back, dan menggenjot lagi penghasilan.
Selain dari pekerjaan utamamu–mungkin kamu seorang karyawan kantoran–kamu juga bisa menambah penghasilan dengan beberapa usaha sampingan. Coba cek hobimu, adakah yang mungkin bisa dibisniskan? Atau, mungkin kamu bisa tambah penghasilan dengan berdagang?
5. Rencanakan bersenang-senang
So, jika semua hal sudah aman, sekarang saatnya kamu merencanakan bersenang-senang. Mau ngapain nih? Liburan? Jalan-jalan? Nonton film di bioskop? Cek jadwal konser?
Boleh saja. Pastikan semua tetap aman, dan kamu juga meneruskan kebiasaan sehat yang sudah kamu bangun selama krisis ini ya. Kebiasaan baik kan boleh banget diteruskan, meski sudah enggak di masa krisis lagi kan?
Bersenang-senang boleh, asalkan semua sudah terencana dengan baik. Yang pasti, kendalikan diri ya. Ingat, selain bersenang-senang, kita juga harus meneruskan hidup beberapa lama lagi ke depan.
Nah, itu dia beberapa langkah yang bisa kamu lakukan saat krisis keuangan sudah berakhir. Kita dapat mengambil banyak pelajaran dan hikmah dari krisis yang sekarang terjadi kan? Salah satunya betapa pentingnya kita menjaga kesehatan, baik kesehatan raga, jiwa, dan tentunya, keuangan kita.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Dampak Corona Virus Sudah Sampai ke Kegiatan Ekonomi, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Dampak corona virus sudah membuat kegiatan ekonomi semakin lesu, apalagi setelah dinyatakan sebagai pandemic oleh WHO. Padahal itu saja belum sembuh dari efek dampak perang dagang yang pernah terjadi, dan juga akan terjadi.
Yah, namanya hidup di dunia ya, selalu ada ups dan downs. Hingga mungkin sekarang, dampak ekonomi yang lesu ini juga sudah kamu rasakan.
Iya, penyebaran corona virus ini seakan melumpuhkan berbagai kegiatan. Mulai dari kegiatan pariwisata, ekonomi, sampai politik, terhenti semua.
Tapi ya, gimana? Namanya juga hidup–lebih khusus lagi, bisnis. Sangat tergantung dengan apa yang terjadi di lingkungan. Nah, bisa jadi, hal ini memengaruhi bisnis perusahaan tempat kamu bekerja juga ya? Turut prihatin, dan mari kita berdoa: This too shall pass!
Sementara itu, kalau dampak corona virus ini sudah mulai kamu rasakan secara ekonomi, tenang. Sedih sih, pasti, tapi nggak usah sedih berlebihan. Yang pasti, kamu enggak sendirian. Banyak yang lain yang juga mengalami krisis yang sama. Tapi hidup harus tetap berjalan kan ya? Jadi, meski kamu kena dampak corona virus secara ekonomi, kamu tetap harus bisa “mengamankan” keuangan, sehingga kegiatan dan kebutuhan hidup tetap bisa dijalankan dan terpenuhi.
Lakukan 5 Hal ini Agar Meski Kena Dampak Corona Virus, Hidupmu Tetap Aman
1. Tetap pantau arus kas
Tetap tenang dan jangan panik. Itu adalah kunci. Memang sih, gampang diucapkan tetapi cukup sulit untuk dilakukan. Kalau negara sudah mengumumkan ini itu dalam kondisi darurat, maka ya wajar saja kita sebagai rakyat jadi histeris. Tapi, ayo, mulai dari diri kita sendiri, kita bisa kok tetap tenang.
Meski corona virus memberikan dampak yang luas, tapi kita harus tetap bersyukur–apalagi jika gaji masih bisa teratur. Setidaknya, pemasukan dan pengeluaran rutin masih bisa mengalir dengan baik.
Pantau terus arus kas kamu ya. Semoga sampai krisis berakhir, semua masih akan baik-baik saja. Kalau perlu, coba kurangi pos-pos yang kurang penting atau bisa ditunda. Prinsipnya, uang lebih lancar masuk, tapi makin kendalikan yang keluar.
2. Tunda dulu keinginan tersier
Liburan, gadget baru, beli weapon games, dan sebagainya, sebaiknya libur juga dulu deh. Setidaknya, sampai kondisi benar-benar kondusif.
Keinginan tersier ini biasanya muncul lantaran kita ingin memberi reward diri sendiri kan ya? Tapi, untuk sementara, enggak apa juga nggak memberi reward pada diri sendiri berupa barang-barang tersier. Toh kamu masih bisa memberi dirimu sendiri reward dalam bentuk lain.
Contohnya, istirahat yang cukup.
Hayo, kapan terakhir kali kamu mempunyai waktu istirahat yang cukup? Tidur 8 jam dalam sehari? Lagi pula, untuk menghadapi pandemic ini, tubuh kita harus kuat lo, yang salah satunya bisa dicapai dengan istirahat yang cukup.
3. Pastikan kamu tetap bisa menabung
Kamu sudah merencanakan banyak tujuan keuangan tahun ini? Tapi, sekarang terkendala, atau malah tertunda?
Jika demikian, kamu harus segera menjalankan plan B. Karena itu, penting untuk punya backup plan untuk hidup kita sendiri.
Seperti pengeluaran tahunan, misalnya, sebenarnya bukanlah termasuk kebutuhan yang mendadak. Bener nggak? Pengeluaran untuk pajak-pajak, hari raya, dan seterusnya ini bisa dibilang pengeluaran rutin juga kan? Karena setiap tahun pasti ada. Jadi, ada baiknya, meski kamu punya jatah bonus tahunan dari kantor tempat kamu bekerja, tapi kamu tetap menabung sedikit demi sedikit untuk memenuhi pengeluaran tahunan kamu.
Kalaupun nanti benar-benar dapat bonus, maka hal itu ya beneran jadi bonus. Kita jadi bisa mengurangi rasio utang, karena lantas bisa melunasi utang kartu kredit, misalnya.
Sementara, kalau kamu nggak dapat bonus tahun ini karena bisnis perusahaan lesu, pengeluaran tahunan tetap ter-cover dengan baik.
4. Pastikan posisi utang, asuransi, dan investasi aman
Nah, ini yang sudah disinggung di poin ketiga di atas. Pastikan posisi utang dan asuransi yang harus disetorkan aman.
Begitu juga dengan investasi, meski iklim investasi yang kemarin sudah cukup menyenangkan, jadi harus ikut terdampak oleh corona virus juga nih. Tapi tetap optimis ya. Ucapkan mantranya lagi: This too shall pass!
Yang pasti, cicilan utang, premi asuransi, dan tabungan/investasi ini adalah pos rutin. Jadi, seharusnya semua aman-aman saja, meski kali ini enggak bisa di-topup terlalu banyak.
5. Pertimbangkan untuk menambah penghasilan sampingan
Nah, sudahkah kamu kepikiran untuk menambah penghasilan? Mungkin dengan melakukan beberapa gigs sampingan, sesuai minatmu?
Lumayan membantu juga lo. Apalagi sekarang, banyak tawaran pekerjaan sampingan yang bisa dikerjakan secara online, jadi kamu enggak perlu keluar rumah kan? Bahkan bisa kamu lakukan di mana saja, sejauh nggak mengganggu pekerjaan utamamu. Coba deh cek ke beberapa marketplace freelancer, barangkali ada yang cocok.
Negara dan dunia memang sedang krisis lantaran corona virus, tapi tak mengapa. Kita hanya harus menyesuaikan diri. Tak perlu panik berlebihan, apalagi sampai menimbun barang-barang yang tak perlu.
Mari kita hadapi bersama, karena bersama kita bisa.
Kamu juga masih bisa tetap ikutan kelas-kelas finansial online QM Financial, karena kamu bisa mengikutinya dari mana saja. Hanya perlu download aplikasi Zoom saja. Cek jadwalnya, dan segera daftar sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.