Work Life Balance
Menghadapi masalah di kantor mempunyai pengaruh buruk bagi kesehatan apabila kurang waktu olahraga karena kesibukan yang padat, sering makan sembarangan dan tidak membuat rencana keuangan.
Bagaimana cara agar bisa mencapai work-life balance tersebut ?
Pada tanggal 29 Oktober 2018, Sehati by WeCare mengadakan Wealth & Wellness Workshop agar bisa mencapai work-life balance. QM Financial diundang oleh Sehati, sebagai narasumber ‘Sehat Keuangan Untuk Profesional Muda’ di acara tersebut yang dilaksanakan CoCoWork d.Lab, Jakarta Pusat.
Fatma Dewi Vidiasih Wulansari, trainer QM Financial yang akrab dipanggil Wulan menerangkan bahwa profesional muda harus menghadapi kenyataan kondisi keuangannya. Mengapa demikian? Karena profesional muda biasanya tidak memperhatikan cashflow bulanan serta membedakan kebutuhan dengan keinginan.
baca juga: Atur Uang buat Milenial
Untuk mengecek kesehatan tubuh, kita bisa melakukan medical check up. Hasil dari pengecekan tersebut tertera di dalam laporan laboratorium itulah yang membuktikan apakah kita dalam kondisi sehat atau tidak. Sedangkan untuk membuktikan kondisi keuangan sehat atau tidak, kita bisa melakukan financial check up.
Faktor indikator kondisi keuangan sehat, yaitu :
1. Punya harta (total aset positif, setelah dikurangi total utang). Punya harta tersebut adalah mempunyai aset aktif yang dapat menghasilkan diluar penghasilan bulanan, seperti rumah kontrakan, apartemen yang disewa, tanah perkebunan atau sawah yang menghasilkan.
baca juga: Khawatir Gak Siap Pensiun?
2. Masih ada sisa uang yang ditabung. Dari penghasilan bulanan yang didapatkan setelah dikurangi pengeluaran rutin dan cicilan setiap bulanan masih ada sisa untuk ditabung atau diinvestasikan.
baca juga: Financial Planning for Millenials
3. Rasio keuangan yang sehat. Rasio keuangan yang sehat dari penghasilan adalah total cicilan utang 30%, menabung 10%, aset lancar minimal 4X pengeluaran bulanan. Aset lancar adalah aset yang mudah dicairkan seperti reksadana, tabungan, emas, dan uang tunai.
baca juga: Karyawan bisa gampang atur keuangan
Apabila sudah memenuhi indikator kondisi keuangan sehat maka dapat mencapai langkah selanjutnya, yaitu mencapai Tujuan Finansial, ada beberapa langkah mencapainya :
- Financial Check Up. Financial check up sebaiknya dilakukan selama 1 tahun sekali. Apabila sudah menikah, sebaiknya dilakukan berdua dengan pasangan. karena bisa mendiskusikan bersama pengeluaran dan pemasukan secara bersama.
baca juga: Kapan Perlu Financial Check Up?
- Keuangan Sehat. Bagaimana agar mencapai keuangan sehat? Sebaiknya catat semua pengeluaran selama satu bulan dan ke atm 1 minggu sekali. Hal ini dimaksudkan agar dapat melihat pola pengeluaran selama satu bulan. Sehingga apabila ada pengeluaran yang bisa diminimalisasi jumlahnya dapat menambah porsi sisa penghasilan yang dapat ditabung atau diinvestasikan.
baca juga: Greatest Weakness
- Tujuan Finansial. Setelah keuangan sudah sehat tentukan tujuan finansialmu, sesuai kebutuhan. Misalnya traveling, hobi jalan-jalan bisa dijadikan salah satu tujuan finansial. Jadi, enggak perlu berhutang untuk melakukannya.
baca juga: Tujuan Lo Apa?
- Cara Mencapai. Bagaimana cara mencapai tujuan finansialnya bisa menabung atau berinvestasi selama jangka waktu yang telah ditentukan.
baca juga: Memilih Produk yang melayani Tujuan Finansial
Nah, para profesional muda, apakah kamu sudah mencapai indikator kondisi keuangan sehat dan menuju tujuan finansial ? Karena dengan keuangan yang sehat kita bisa menjadi kuat untuk orang lain.
baca juga: “When we are (financially) stronger, we can be stronger for others for longer period of time” – Ligwina Hananto
Semoga bermanfaat!
Mia Damayanti
Krisis dalam Bisnis
Apakah kamu pemilik bisnis? Pemilik bisnis seringkali dilihat orang lain itu, keren! Karena punya perusahaan sendiri, punya karyawan, dan menjadi bos.
baca juga: Bisnis yang Sukses!
Tapi apakah kamu tahu bahwa menjadi pemilik bisnis itu pusing loh! Memikirkan strategi bisnis agar perusahaan tetap berjalan, membayar gaji & THR karyawan dan pengeluaran-pengeluaran lain yang diperlukan dalam perusahaan.
baca juga: Harap Harap Cemas Bayar THR
Pemilik bisnis juga harus siap menghadapi krisis! Krisis dalam bisnis seperti apa? Mari kita cari tahu melalui artikel ini!
20 Agustus 2018, lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto diundang oleh perhimpunan Wali (perhimpunan waralaba dan lisensi indonesia) di Hotel Liberta Kemang yang dihadiri oleh para franchisor anggota Wali. Dalam kesempatan ini Ligwina Hananto, yang juga merupakan CEO QM Financial memaparkan mengenai krisis dalam usaha itu berawal dari pengelolaan keuangan dalam bisnis.
Pemahaman mengenai krisis dalam bisnis itu berbeda-beda bagi setiap pemilik usaha. Misalnya, krisis tidak bisa membayar gaji karyawan, krisis tidak ada untung, krisis kurangnya bahan pokok produksi dan lainnya. Namun krisis dalam bisnis dapat dicegah dengan memulai pengelolaan keuangan cashflow pribadi. Pebisnis tidak menyadari bahwa bisnis hanya merupakan salah satu elemen rencana keuangan, masih ada gambaran besar (big picture) dari elemen keuangan yaitu Blue Print Of Your Life Finance.
Apabila cashflow pribadi pemilik bisnis masih menyatu dengan cashflow keuangan dalam bisnisnya, maka kemungkinan besar krisis dalam bisnis akan melanda.
baca juga: Cari Uang Itu Gampang!
Agar terhindar dari kisis dalam bisnis, pengusaha harus memperhatikan hal berikut :
- Pisahkan Rekening Bisnis Dengan Rekening Pribadi. Ini salah satu hal yang terpenting untuk para pebisnis. Banyak pemilik usaha masih menggabungkan antara uang bisnis dan uang pribadi. Apabila hal tersebut terjadi, segeralah memisahkan antara rekening bisnis perusahaan dengan rekening pribadi. Hal ini dimaksudkan agar dapat terlihat secara terpisah yang mana pendapatan dan pengeluaran uang bisnis serta yang mana pemakaian uang pribadi.
- Punya Catatan Pengeluaran. Sama halnya dengan pengeluaran pribadi, pengeluaran dalam bisnis juga harus dicatat dan dibuat laporan keuangannya. Dengan pencatatan yang lengkap mengenai pengeluaran-pengeluaran dalam perusahaan dari jumlah yang besar sampai yang kecil tanpa terkecuali, pemilik usaha dapat melihat apakah bisnisnya meraih untung atau malah merugi.
- Anggaran Ongkos / Pengeluaran Tetap. Buatlah daftar yang termasuk pengeluaran tetap dalam bisnismu dan tentukan anggaran / ongkos pengeluaran tetap tesebut. Setiap bulannya ongkos pengeluaran tetap menjadi pengeluaran yang utama.
- Periksa Penjualan = Margin Positif. Periksa penjualan yang terjadi. Setiap bulan, hitung pendapatan dikurangi dengan pengeluaran-pengeluaran yang lainnya seperti ongkos kirim, makan, parkir dan lainnya. Apakah penjualan bisnis mempunyai margin positif atau negatif? Mudah-mudahan selalu positif!
- Hitung Profit. Nah Apabila penjualan sudah bermargin postif, hitung profit! Caranya Margin Positif tersebut/Laba Kotor di kurangi dengan pendapatan tetap setiap bulannya.
Semoga, dengan penerapan hal-hal di atas pemilik usaha dapat menghindari krisis dalam bisnis.
baca juga: Rumus Sakti Kelola Keuangan Bisnis
Namun yang tak kalah penting untuk menghindari krisis dalam bisnis adalah mempunyai tim yang solid. Dengan tim yang hebat, kerja seorang pembisnis akan lebih lancar. Perkembangan bisnis tidak saja terencana tetapi juga tereksekusi dengan baik.
baca juga: Tim Yang Solid
Ingin tahu bagaimana mengukur kinerja karyawan agar mempunyai tim yang solid? Ikuti #FinClicWorkshopBisnis modul Human Capital Management tanggal 20-21 Oktober 2018.
baca juga: Sumber Daya Manusia Tepat, Bisnis Kuat
Jadi Karyawan Sekaligus Pemilik Bisnis? Bisa!
Setiap bisnis menyimpan cerita dari pendirinya. Demikian pula dengan ASETTA, usaha konsultasi keuangan UKM yang didirikan oleh Suryana Asba atau yang akrab disapa Yana. Prihatin dengan masalah pengelolaan keuangan yang dihadapi para pemilik bisnis kecil di Makassar, Yana memberanikan diri membangun ASETTA. Meski masih berstatus sebagai karyawan di sebuah BUMN, tak menyurutkan semangat Yana untuk membangun bisnisnya. Simak cerita lengkap Yana yuk!
Bagaimana kisah awal mula bisnis ASETTA dan perkembangannya hingga kini?
ASETTA bermula dari keprihatinan saya pada banyaknya UKM yang terpuruk karena kesalahan pengelolan keuangan usaha. Berawal dari sharing dengan pelaku usaha yang bertanya tentang laporan keuangan, akhirnya banyak teman yang menyarankan saya untuk membuat usaha konsultasi keuangan UKM. Langkah kami dimulai sejak 2014 namun dengan brand yang berbeda. Per 1 Oktober 2017 kami mulai resmi menggunakan ASETTA TECH CONSULTING.
Siapakah target market utama ASETTA?
Target market ASETTA adalah pemilik bisnis yang sudah mengerti pentingnya pengelolaan finansial untuk bisnis namun bingung bagaimana mulai membuat laporan keuangan.
Apa strategi yang digunakan oleh ASETTA untuk memenangkan pasar?
Kami menyadari umur bisnis ini masih seumur jagung dan memiliki banyak kompetitor. Namun dengan keyakinan bahwa ASETTA memiliki tempatnya sendiri, kami terus belajar dan menjalin kerjasama dengan UKM dan instansi-instansi pemerintahan.
Ke depan, apa rencana Mba Yana untuk mengembangkan bisnis ASETTA?
Saya berharap ASETTA bisa lebih banyak membantu UKM dan para pebisnis dalam memahami bisnisnya dan lebih melek finansial.
Selagi mengembangkan ASETTA, Mba Yana masih aktif sebagai karyawan. Bagaimana membagi waktu dan energi untuk keduanya?
Menjadi karyawan sembari mengelola bisnis, saya akui cukup menguras tenaga, waktu dan pikiran. Memiliki dua tanggung jawab yang berbeda dalam kurung waktu bersamaan membuat saya harus kerja lebih keras. Sebagai karyawan di sebuah BUMN, saya dituntut untuk tetap profesional. Sedangkan sebagai pemilik bisnis saya harus bisa mengelola tim dan memberikan pelayanan terbaik untuk klien.
Saya berusaha membagi waktu sebaik mungkin untuk menjalani kedua peran tersebut dengan menaati jadwal yang sudah dibuat. Alhamdulillah saya juga didukung oleh tim yang bisa diandalkan.
Kisah suka dan duka apa yang Mba Yana alami selama membangun bisnis?
Bisnis adalah tempat kita belajar mengatasi masalah dan menemukan solusi yang tepat. Seiring berjalannya waktu, kami menemui bermacam masalah – baik itu dengan tim maupun dengan klien. Tantangannya adalah bagaimana meyakinkan tim untuk bekerja sama dan agar bisnis kami terus bertumbuh seiring dengan perkembangan bisnis klien.
Yana adalah alumni FinClicBisnis April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti workshop?
Sebagai alumni Financial Clinic Bisnis, saya merasakan manfaat yang begitu besar dengan belajar pada guru yang tepat. Di sini saya menyadari pentingnya menetapkan target bisnis dengan hitungan akurat. Bukan sekedar visi misi, tapi harus dengan angka yang jelas dan valid. “Know your bussines, know your number.”
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Membangun bisnis tidak hanya tentang menghitung profit tapi bagaimana kita bisa bermanfaat untuk orang lain. Jika dikelola dengan baik, bisnis akan tetap berdiri kokoh meski menghadapi banyak kendala. Semakin besar bisnis semakin detail angka yang harus dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penting untuk belajar mengelola keuangan bisnis di QM Financial agar kita bisa menyusun strategi tepat yang dimulai dari finansial.
Menjalani dua tanggung jawab sekaligus, bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun Yana membuktikan, menjadi karyawan sekaligus pemilik bisnis bisa dijalankan.
Kamu juga ingin membangun bisnis sendiri seperti Yana? Yuk ikutan Financial Clinic Bisnis Workshop. Workshop dua hari yang dirancang untuk kamu pemilik bisnis atau yang baru mau mulai membangun bisnis. Ikuti jadwal terbarunya di Instagram dan Twitter @QM_Financial.
Fransisca Emi
Financial Clinic Workshop Modul 1&2: Serunya Bikin PLAN ala Financial Planner
Halo!
Akhir bulan Agustus lalu, QM Financial kembali mengadakan Financial Clinic Workshop Modul 1&2. Workshop ini merupakan batch kedua setelah sebelumnya batch pertama sukses dijalankan di awal Maret 2018.
Liputan batch 1 bisa dilihat di sini: http://qmfinancial.com/2018/04/mau-bikin-plan-sendiri-bisa/
Selama dua hari, peserta akan belajar bagaimana membuat PLAN sendiri ala Financial Planner. Makin seru dengan pembahasan studi kasus bersama QM Trainer.
Modul 1: Cashflow
Untuk memulai membuat PLAN, kita harus memastikan keuangan kita sehat. Karena itulah kita perlu melakukan financial check up. Kita akan membutuhkan data neraca dan arus kas pribadi. Sudah siap untuk mengetahui kesehatan keuanganmu?
Langkah kedua adalah menentukan tujuan finansial. Tujuan finansial terdiri atas judul, nilai dan jangka waktu. Ibarat mau naik angkot, kita harus tahu tujuan akan ke mana agar bisa memilih armada yang tepat. Jadi, TujuanLoApa?
Langkah ketiga, peserta akan belajar menghitung kebutuhan dana untuk mencapai tujuan finansialnya dengan The Formula – rumus keuangan praktis dari QM Financial. Dari sini kamu bisa tahu harus mengalokasikan berapa, ke produk apa untuk mencapai masing-masing tujuan finansial.
Asyik kan? Belajar sekali, rumus praktisnya bisa kamu manfaatkan seumur hidup!
Modul 2: Reksa dana dan Asuransi
Di hari kedua, peserta akan belajar dua produk yang paling sering digunakan dalam PLAN: Reksa dana dan asuransi. Reksa dana merupakan salah satu produk investasi yang memberikan kemudahan alokasi dana ke berbagai instrumen keuangan dengan tingkat risiko dan imbal hasil bervariasi. Sedangkan asuransi adalah produk proteksi yang memberikan perlindungan selama kita dalam upaya pencapaian berbagai tujuan finansial.
Di QM Financial kami menganut prinsip bahwa produk harus melayani tujuan. Di hari kedua ini dibahas bagaimana memilih reksa dana dan asuransi sesuai dengan kebutuhan. Peserta juga bisa membawa polis asuransi yang sudah dimiliki untuk mengecek apakah asuransi yang sudah dibeli sesuai dengan kebutuhan.
Lebih lanjut tentang asuransi: http://qmfinancial.com/2018/04/seperti-rumah-yang-butuh-atap-plan-juga-butuh-proteksi/
Ini kata mereka yang sudah mengikuti Financial Clinic Workshop Modul 1&2.
“Dari dulu saya belajar menghasilkan uang, namun tidak pernah belajar bagaimana mengelolanya. Kini saya bisa membuat PLAN sendiri. Workshop ini worth it banget! Simpel dan langsung bisa diaplikasikan.
-Fajar, karyawan swasta
“Setelah mengikuti workshop, saya jadi lebih tahu goals mana yang harus lebih diprioritaskan dan produk apa yang bisa membantu saya mencapai tujuan. Tiga kata untuk workshop ini: fun, seru, nagih.”
-Gusti Tanake, karyawan BUMN
“Sebagai ibu rumah tangga, saya kaget dengan tingginya biaya pendidikan. Apalagi saya dan suami hobi jalan-jalan. Promo tiket murah sungguh jadi godaan. Sekarang saya jadi tahu kebutuhan finansial apa saja yang harus disiapkan hingga 25 tahun ke depan. Workshopnya bermanfaat dan actionable banget deh!
-Dwi, Ibu rumah tangga
Gimana? Workshopnya seru dan bermanfaat banget kan. Jangan sampai ketinggalan jadwal Financial Clinic Workshop Modul 3&4 yang akan diadakan tanggal 27&28 Oktober 2018. Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendaftar.
Mia Damayanti
Cerita Almazia Menapaki Milestone Bisnis BP Network
Salah satu nasehat bisnis yang sering kita dengar adalah mulai dari yang kecil, dari apa yang kita punya lalu ikuti prosesnya. Itulah yang dilakukan oleh Almazia Pratita, Co-founder dan CFO BP Network – sebuah komunitas bernama Blogger Perempuan (BP) Network. Bersama kedua rekan bisnisnya, Almazia memulai BP Network dengan modal dan skill sendiri. Kini setelah tiga tahun berjalan, satu per satu pencapaian telah diraih. Ini dia cerita Almazia menapaki milestone bisnisnya.
Bagaimana kisah awal mula BP Network berdiri dan bagaimana perkembangannya hingga kini?
BP Network berawal dari sebuah situs www.bloggerperempuan.com (sekarang menjadi www.bloggerperempuan.co.id) yang menjadi platform untuk para blogger perempuan di Indonesia. Misi saya dan dua founder lainnya saat awal pendirian ialah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan dunia blogging yang profesional, dan membantu membuka akses ekonomi terutama bagi blogger perempuan di Indonesia.
Perkembangan BP Network alhamdulillah baik. Kami mulai mengerjakan website bloggerperempuan.com di tahun 2015 dengan modal dan skill dari para pendirinya. Tahun 2017 kami mendapat kepercayaan sebagai penerima dana hibah startup dari BEKRAF. Saat ini BP Network sudah memiliki kantor sendiri di daerah Kuningan Jakarta Selatan. BP Network memiliki 6 karyawan full-time dan beberapa freelancer.
Saat ini komunitas Blogger Perempuan Network sudah menjadi female blogger community terbesar di Indonesia dengan lebih dari 4.000 anggota. BP Network juga menaungi komunitas travel blogger Indonesia Corners (idcorners.com).
Secara profesional, BP Network bekerja sama dengan banyak customer dari berbagai industri (fintech, FMCG, e-commerce, dan lainnya). BP Network menjadi jembatan antara brand dengan blogger dan influencer.
Siapakah target market utamanya?
Target utama BP Network ialah brand yang memerlukan online presence sebagai bagian dari strategi marketingnya, mulai dari brand awareness hingga action melalui konten organik di media sosial dan blog.
Apa strategi yang digunakan oleh BP Network untuk memenangkan pasar?
Memperkuat online presence BP Network maupun komunitas-komunitas blogger yang bernaung di bawahnya, karena nature of business kami ada di dunia digital. Selain itu kami memberikan end-to-end service excellence, yaitu dengan proses bisnis yang terorganisir secara profesional sejak perkenalan, laporan atas proyek yang dikerjakan hingga mengakomodir feedback klien.
Ke depan, apa rencana Almazia untuk BP Network?
Visi saya untuk BP Network ialah menjadi top of mind bagi brand yang ingin bekerjasama dengan blogger dan influencer dari segala niche.
Kisah suka dan duka apa yang Almazia alami selama membangun bisnis?
Pengalaman yang mengesan ketika sedikit demi sedikit mencapai milestone perkembangan bisnis. Saat mulai punya kantor sendiri dan tidak lagi harus bekerja dari kafe ke kafe – meski kalau sedang jenuh di kantor, ya masih suka kerja di coffee shop, mulai punya karyawan full-time, punya laporan keuangan yang memadai dari akuntan, mendapat testimoni positif dari klien dan juga teman-teman blogger yang bekerjasama dengan BP Network.
Kisah duka lebih banyak berhubungan dengan uang, yaitu masalah cashflow. Di awal bisnis, kami sempat beberapa kali mengalami kesulitan cashflow sampai harus menunda gajian. Tetapi alhamdulillah saat ini kami bisa menerapkan beberapa strategi untuk meminimalisir resiko tersebut sehingga semua kewajiban finansial bisa diselesaikan tepat waktu.
Almazia adalah alumni Financial Clinic Bisnis Workshop April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti workshop?
Saya belajar tentang betapa pentingnya laporan keuangan perusahaan. Sehat atau tidaknya sebuah bisnis bisa dilihat dari laporan keuangannya. Angka selalu obyektif. Numbers don’t lie. ☺
Dari laporan keuangan ini, terutama laporan arus kas dan laporan laba-rugi, kita bisa mengevaluasi kinerja perusahaan di periode sebelumnya, sekaligus menjadi fondasi untuk kita mengatur target mendatang dan strategi untuk mencapai target tersebut. Mau target penambahan pendapatan penjualan, penambahan outlet atau peningkatan laba bersih.
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Pertama, jeli melihat peluang bisnis – yaitu kombinasi antara passion, skill dan modal awal yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk. Pasar untuk produk tersebut harus jelas. Pastikan produk kita menjadi solusi bagi permasalahan orang lain.
Kedua, find the right partner. Bekerja dengan rekan bisnis yang cocok itu penting sekali. Selain bisa saling melengkapi skill, saling menyemangati juga penting untuk menjaga akuntabilitas. Jadi saya tidak bisa seenaknya sendiri meskipun statusnya sebagai pemilik bisnis karena harus ada pertanggungjawaban kepada rekan bisnis saya.
Ternyata membangun bisnis itu banyak milestone-nya ya. Terima kasih sudah berbagi cerita Almazia, semoga semakin banyak pencapaian milestone untuk BP Network!
Dengan menjadi peserta Financial Clinic Workshop Bisnis, Almazia belajar pentingnya laporan keuangan sebagai pondasi strategi bisnis.
Kamu ingin membuat rencana bisnis dan menyusun stategi yang dimulai dari finansial? Ayo ikutan Financial Clinic Workshop Bisnis Batch #2 yang akan diadakan 8-9 September 2018 di Jakarta. Daftar di sini: bit.ly/FinClicBisnis89SEPT.
Fransisca Emi
Merdeka Dalam Berkarya
Sudah masuk bulan Agustus! Karena bulan Agustus ini kita merayakan kemerdekaan Indonesia, kita mau bahas tentang merdeka dalam berkarya.
Pintu rezeki orang itu berbeda-beda. Ada yang bekerja dengan menjadi karyawan, pemilik bisnis, freelancer, self-employed atau juga investor. Enggak harus dipilih salah satu loh. Ada juga yang pernah menjalani berbagai pilihan karir ini, seperti narasumber siaran PowerTalk PowerYourMoney Senin, 6 Agustus yang lalu – Glenn Marsalim. Glenn pernah menjadi karyawan di sebuah advertising agency. Meniti karir dari bawah, Glenn berproses menjadi Creative Director yang disegani.
Menurut Glenn, kita perlu uang untuk hidup. Tapi dia tidak mau hidup untuk uang. Karena itulah dia memutuskan menjadi freelancer. Di sini Glenn menemukan kebebasan untuk berkarya dengan mengambil project yang dia suka. Tak cukup hanya menjadi freelancer, Glenn pun menyalurkan bakatnya dengan mendirikan dua bisnis: @mangkokayamid dan #nasiayamjagoan. Bisnis keduanya saat ini sedang vakum karena alasan operasional.
Kalau biasanya freelancer menghindari komitmen utang jangka panjang karena penghasilan yang tidak pasti, Glenn punya pendapat sendiri. Baginya yang terbiasa menjalani gaya hidup sederhana, hidup perlu diisi dengan ambisi. Itulah kenapa ia memberanikan diri mengajukan kredit properti dengan jangka waktu cicilan 5 tahun. Meski mengaku berat menjalani, Glenn mendapatkan hikmah tersendiri. Kedua bisnisnya lahir dari kesulitan membayar cicilan bulanan. Sungguh sebuah perspektif yang unik!
Semua pilihan karir yang dijalani tentu menyimpan suka duka. Saat jadi karyawan, kita memiliki penghasilan yang tetap setiap bulan. Karyawan pun mendapatkan banyak fasilitas pengembangan diri dari seperti training dan coaching dari perusahaan tempatnya bekerja. Saat menjadi freelancer, meski punya kebebasan waktu, kita harus merogoh kocek sendiri untuk mengikuti training yang dibutuhkan. Jadi pemilik bisnis pun ternyata banyak tantangannya. Mulai dari melayani pelanggan yang punya banyak kemauan hingga waktu terbatas karena mengurusi banyak hal. Jadi, kamu pilih berkarya lewat jalur yang mana?
Selain merdeka dalam berkarya, kamu juga harus merdeka dalam mengatur uang. Ini nih tips biar kamu bisa merdeka dalam berkarya dan juga merdeka atur uangnya:
-
- Susun anggaran bulanan. Untuk bisa mengelola cash flow dengan baik, kuncinya adalah membuat anggaran bulanan. Tetapkan pengeluaran tetap per bulan. Jadi enggak masalah kalau penghasilannya naik turun, yang penting pengeluarannya dikunci. Jangan sampai besar pasak daripada tiang.
- Siapkan Dana Darurat. Dana ini berfungi untuk berjaga-jaga kalau terjadi keadaan yang tidak diinginkan, misalnya invoice telat cair. Besaran Dana Darurat ditetapkan berdasarkan pengeluaran bulanan. Untuk single: 4x, menikah 6x, menikah dengan 1 anak 9x, menikah dengan 2 anak/lebih 12x dan freelancer 12x.
- Siapkan proteksi kesehatan, jiwa dan juga dana hari tua. Proteksi dan persiapan pensiun menjadi dua hal yang sering terlupakan. Bekerja sendiri tentunya berarti bahwa kamu bertanggungjawab untuk melindungi diri sendiri. Perlindungan yang wajib kamu miliki adalah asuransi kesehatan. Saat jadi karyawan, asuransi kesehatan kita biasanya di-cover oleh kantor. Nah, saat bekerja sendiri, pastikan proteksi ini tetap ada. Bisa dengan membeli asuransi kesehatan swasta atau minimal BPJS Kesehatan. Selanjutnya, jika kamu adalah pemberi nafkah utama keluarga, pastikan kamu memiliki asuransi jiwa. Yang seringkali terlewatkan juga adalah proteksi sebagai seorang pekerja. Pemerintah melalui BPJS Ketenagakerjaan memiliki 4 program untuk menjamin pekerja yang sejahtera: jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun. Apakah kamu sudah terproteksi? Apakah kamu yakin bisa pensiun dengan sejahtera? Sudah capek kerja, pastikan kamu bisa pensiun dengan sejahtera.
Ayo terus merdeka dalam berkarya tanpa khawatir besok makan apa. ☺
Fransisca Emi / financial trainer
Financial Planning for Millennials
Membahas tentang generasi milenial tentu tak akan ada habisnya. Generasi ini adalah mereka yang lahir di antara tahun 1990an sampai tahun 2000an. Sebagian besar dari mereka sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Kaum yang dikenal sebagai generasi yang melek teknologi ini sangat mudah dan cepat belajar. Mereka memiliki gaya hidup yang dinamis karena dibesarkan di zaman yang sudah memiliki kecanggihan teknologi.
Sebagian generasi milenial mungkin sudah mendapatkan edukasi finansial tentang bagaimana mengelola uang untuk masa depan baik dari keluarga, lingkungan maupun dari sekolah, sehingga mereka mampu mengatur keuangannya sesuai prioritas. Namun di sisi lain, banyak juga milenial yang belum dibekali dengan kemampuan untuk mengatur keuangannya dengan baik. Entah itu karena faktor pergaulan atau karena gengsi. Mereka menggunakan uang yang dimiliki dengan sesuka hati untuk memenuhi kebutuhan lifestyle seperti traveling, shopping dan hangout. Semua dijalani sekedar untuk update status di media sosial dan mendapatkan banyak likes. Apakah kamu salah satu diantaranya? Jangan sampai kamu hanya gaya di tampilan tapi keuangannya ngos-ngosan ya! ☺
Awal Juni ini, QM Financial kembali diberi kesempatan untuk memberikan seminar financial literacy. Kali ini pesertanya adalah 100 orang Pegawai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang usianya termasuk ke dalam generasi milenial. Ligwina Hananto, Lead Trainer QM Financial berbagi strategi dalam mempersiapkan rencana keuangan yang tepat untuk generasi milennial agar dapat mengatur keuangan dengan bijak.
Periksa Kondisi Keuangan
Seperti check up kesehatan fisik, idealnya financial check up dilakukan setahun sekali untuk melihat arus kas dan memeriksa beberapa rasio keuangan dasar seperti perbandingan harta dan utang, rasio aset lancar dan rasio menabung. Dengan begitu, kamu bisa tahu kondisi kesehatan keuanganmu saat ini.
Buat Pos Pengeluaran
Setelah mendapatkan penghasilan, kamu bisa membagi pengeluaran bulanan menjadi 5 pos, yaitu:
- Cicilan utang – maksimal 30%
- Kebutuhan rutin – maksimal 60%
- Pengeluaran sosial – minimal 2,5%
- Menabung dan berinvestasi – minimal 10%
- Pengeluaran lifestyle – maksimal 20%
Dengan memiliki anggaran, kamu bisa mengendalikan pengeluaran sesuai dana yang kamu punya. Jangan sampai besar pasak daripada tiang.
Menabung dan Berinvestasi
Generasi milenial juga harus menyadari pentingnya investasi untuk perencanaan keuangan di masa yang akan datang. Mulailah menabung dan berinvestasi sejak dini untuk memastikan bahwa kamu bisa aman secara finansial di masa pensiun nanti. Sisihkanlah minimum 10% dari penghasilanmu untuk menabung dan berinvestasi.
Gunakan Teknologi Perencanaan Keuangan
Sekarang ini sudah banyak aplikasi finansial yang bisa kamu unduh dari smartphone. Gunakan untuk perencanaan keuanganmu. Seperti kalkulator finansial, teknologi tersebut akan membantu dan memungkinkan siapa saja untuk merencanakan keuangan dan menentukan tujuan finansial dalam satu genggaman tangan.
Jangan Berutang Untuk Hal Konsumtif
Berutang boleh boleh aja, asalkan utang tersebut bisa menjadi aset. Misal utang untuk KPR atau utang untuk membeli kendaraan. Jangan kamu berutang hanya untuk memenuhi kebutuhan lifestyle atau mengikuti tren yang ada. Ingat! Utang itu harus tetap dibayarkan apapun yang terjadi dengan kondisi keuanganmu.
Yuk! Jadi milenial yang gak hanya gaya di tampilan tapi juga gaya di laporan keuangan!
Nita Kurniawati
Kembalikan Keseimbangan Keuangan Setelah Lebaran
Apa kabar kondisi keuangan setelah Lebaran? Coba cek saldo rekening, itu merefleksikan cara kita mengatur keuangan lho! Semoga kantong yang kempes sehabis Lebaran sedikit tertolong karena sebentar lagi gajian ya. Atau ada yang gajinya sudah aman masuk ke rekening? Nah mumpung gajian sudah di depan mata, yuk kita atur agar bulan-bulan selanjutnya keuangan kita kembali ke kondisi seimbang.
Dahulukan yang utama
Pengeluaran bulanan terbagi dalam 5 pos utama: cicilan utang, pengeluaran rutin, sosial, menabung/investasi, gaya hidup/lifestyle. Cukupkan penghasilan untuk keperluan primer terlebih dahulu, yaitu cicilan dan pengeluaran rutin.
baca juga: 5 Pengeluaran Bulanan
Rem pengeluaran gaya hidup
Supaya bisa bertahan sampai gajian berikutnya, mau enggak mau kita harus berhemat! Jangan alergi dulu dong sama kata HEMAT. Kalau di bulan Ramadan kemarin kita menahan haus dan lapar, sehabis Lebaran saatnya puasa pengeluaran gaya hidup. Misalnya, pengeluaran makan di restoran padahal bisa makan di warung atau masak di rumah. Masak makanan sendiri jauh lebih hemat dibandingkan membeli loh. Coba deh, kita hitung berapa Rupiah yang dihabiskan untuk sekali makan sebuah keluarga di sebuah restoran? Satu kali makan di restoran bisa setara dengan menu makan sekeluarga untuk 5 hari!
Cara lain adalah dengan substitusi barang yang selama ini kita pakai. Kalau biasanya pakai merek premium, sekarang kita bisa coba menggunakan merek lokal. Toh fungsinya tetap sama kan? Kita bisa sekaligus mendukung merek-merek lokal untuk bisa bertumbuh di negeri sendiri.
Jangan bawa kartu kredit.
Kenapa? Karena kalau pakai kartu kredit kita seringkali tidak sadar kalau kita sebenarnya hanya menunda pembayaran saja. Saat tagihan jatuh tempo, dana untuk melunasinya sudah harus siap. Kartu kredit itu banyak fungsinya asalkan dibayar lunas. Bukan mencicil dengan bunga yang mencekik. Enggak ada ceritanya ya belanja bulanan dicicil. Masa iya kita masih mencicil beras yang udah kita makan 3 bulan lalu?
Agar pengeluaran lebih bisa kita kendalikan, pakai uang cash saja!
Cari penghasilan tambahan
Jika beban cash flow masih terasa berat, mungkin kita perlu mencari penghasilan tambahan. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan garage sale barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah. Coba cek di sudut-sudut rumah, pasti ada banyak barang yang sudah tidak terpakai namun masih dalam kondisi bagus dan layak jual. Selain bikin rumah dan dada lebih lapang, kita juga dapat uang!
Jadi gimana, siap bertahan hingga gajian berikutnya ya!
Ingin mendapatkan informasi seputar pengelolaan keuangan lebih lanjut? Kamu bisa dengerin Financial Talk bersama QM Trainer Titis Syahluddin di Move On Pagi Radio DFM Jakarta 103.4 FM setiap Kamis jam 8 pagi ☺
Honey JT / financial trainer
Berdebar Menanti ART Kembali
Libur Lebaran hampir usai. Apakah Asisten Rumah Tangga (ART) sudah kembali? Saat ini pasti banyak ibu yang sedang berdebar menanti ARTnya kembali setelah mudik Lebaran. Daripada berkutat dengan rasa khawatir lebih baik kita mencari cara agar mereka betah bekerja di rumah, jadi ART akan selalu kembali ke rumah setelah mudik. Selain memperlakukan mereka dengan baik dan kekeluargaan, ada beberapa tips yang bisa diterapkan.
Berikan penghasilan yang layak
Besaran penghasilan untuk ART sila disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Paling gampang adalah survei di sekitaran kompleks tempat tinggal, berapa sih kisaran gaji untuk para ART. Biar enggak saling iri. Berikan gaji tepat waktu dan kenaikan gaji tiap tahun untuk menyesuaikan dengan inflasi.
Sediakan tempat tinggal, makanan dan toiletries yang cukup
Untuk ART yang menginap biasanya makan dan toiletries menjadi tanggungan pemilik rumah. Jadi gaji si ART adalah gaji bersih. Siapkan tempat tinggal yang pantas, makanan dan persediaan toiletries yang cukup agar mereka merasa nyaman.
Berikan hak cuti dan rekreasi
Seperti layaknya karyawan, ART juga berhak atas cuti dan juga kesempatan untuk berekreasi. Kamu bisa memberikan mereka cuti standar 12 hari kerja, atau sesuai kesepakatan saja. Misal, ART boleh mengajukan ijin libur saat mereka ada kepentingan pribadi atau keluarga. Pilih mana yang paling nyaman untuk kedua belah pihak.
Ajari mereka menabung
Banyak sekali ART yang hidupnya dari Lebaran ke Lebaran. Dari mudik ke mudik. Pastikan ART kita enggak begini ya. Ajari mereka menabung yuk!
Tahun 2009 Pemerintah Indonesia mencanangkan Gerakan Indonesia Menabung. Bank-bank di Indonesia bersama-sama meneribitan produk generik Tabunganku. TabunganKu merupakan tabungan yang dikhususkan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan. Setoran awal Rp20.000 dan tidak dikenakan biaya administrasi bulanan. Jadi sekecil apapun kemampuan ART kita menabung, mereka bisa memanfaatkan program ini.
baca juga: Apakah ART Anda hidup dari mudik ke mudik?
Tawarkan pinjaman lunak
Seperti kita, ART juga pasti punya mimpi. Entah membangun rumah di kampung halaman, membeli sawah atau menyekolahkan anak. Untuk kebutuhan tujuan keuangan yang cukup besar, kita bisa menawarkan pinjaman lunak.
Perlakukan seperti saat kita mengambil program pinjaman di kantor: ada perjanjian sederhana, DP yang harus disetor dan kesepakatan cicilan per bulan. Dengan begitu, mereka tak perlu terjebak pinjaman berbiaya mahal dari lintah darat.
Dengan 5 tips, tadi semoga ARTmu betah dan kamu enggak berdebar menanti mereka kembali setiap habis libur Lebaran.
Fransisca Emi / financial trainer
Suara Hati Pemilik Bisnis Yang Harap-Harap Cemas Bayar THR
Siapa sih gak suka dapat Tunjangan Hari Raya (THR)?
THR diberikan oleh pemilik usaha kepada karyawannya sebagai bentuk insentif atas pengeluaran hari raya yang mengakibatkan biaya hidup meningkat. Biasanya besaran THR adalah satu kali gaji bulanan.
Namun, di saat karyawan menanti THR dengan gembira, ada juga pemilik bisnis yang harap-harap cemas apakah dia bisa membayarkan THR-nya atau tidak. Ouch!
Lihat saja kalender Mei dan Juni 2018. Di minggu ini pemilik bisnis harus membayar gaji karyawan bulan Mei. Dua minggu kemudian tiba saatnya membagi THR. Satu minggu setelah libur Lebaran usai, pemilik bisnis sudah harus kembali membayarkan gaji bulan Juni. Berat! Jadi gimana? Mana suaranya yang semangat jadi enterpreneur?
Saat topik ini diangkat di Instagram stories Ligwina Hananto – @mrshananto – lead trainer QM Financial, banyak pemilik bisnis yang curhat loh. Ada yang deg-degan tiap tahun karena gak bisa bayar THR. Duh! Ada yang invoice-nya dimundurin ke habis lebaran. Nangis! Padahal cashflow itu adalah nyawanya bisnis loh.
baca juga: Kelola Keuangan Usaha
Ternyata inilah tantangan pemilik bisnis! Tapi ya seharusnya hal ini sudah bisa diprediksi dari awal tahun loh. Itulah pentingnya proyeksi. Saat menyusun business plan artinya kita membuat proyeksi sales dan biaya. Jadi sudah tahu setiap bulan harus omzet harus masuk berapa dan berapa maksimal biaya yang bisa dialokasikan. Kalau targetnya meleset, konsekuensinya apa? Kalau kita terpaksa harus memimjam uang untuk membayar THR pun dari Maret seharusnya sudah tahu. Ternyata punya bisnis bukan sekedar gaya-gayaan ya. Semuanya pakai perhitungan. Ada tanggung jawab terhadap karyawan yang harus ditunaikan.
Kamu pemilik bisnis yg cashflow-nya byar pet? Mau kayak gini sampai kapan? Ini tips buat kamu yang sering pening karena gak siap bayar THR.
- Bikin proyeksi sales dan biaya Januari-Desember. Kalau ada yang meleset, ketahuan lebih cepat. Segera atur ulang strategi.
- Punya Dana Darurat, minimal 1x pengeluaran. Biar kamu gak deg-degan kalau invoice gagal cair atau pencairannya mundur.
- Nabung THR bulanan. Dana THR sudah siap sebelum Ramadhan. Biar hati tenang. Ini masuk ke proyeksi juga ya.
- Pinjam. Kalau terpaksa harus pinjam untuk bayar THR, pikirin juga bayar pinjamannya gimana ya. Pastikan sudah ada invoice yang akan cair untuk melunasi pinjaman ini.
- Minta bayar mundur ke supplier. Gantian kamu yang mundurin pencarian invoice. Hihihi.
Kamu pilih tips yang mana?
Saat memilih pintu rezeki dengan bikin bisnis, kamu sudah memilih tanggungjawab lebih besar dan melalui jalan yang lebih berliku. Kamu bisa kok! Semangat!
QM Admin – disarikan dari Instagram Stories @mrshananto